Naskah Pengabdian oleh Daisy Marthina Rosyanti, S.E., M.M
Masyarakat sepertinya belum banyak yang mengetahui jika kini Surabaya punya destinasi wisata baru di sekitaran Kampung Kranggan. Yah, belum lama ini Pemkot Surabaya pada akhir tahun 2022 telah meresmikan Kampung Batik Okra lho! Tentunya hal ini menjadi momentum yang membahagiakan karena kehadirannya selain bisa membantu meningkatkan ekonomi warga, juga turut menambah jumlah destinasi kampung wisata di Surabaya.
Sesuai dengan namanya, Batik "Okra" terinspirasi dari buah tanaman berbunga bernama Abelmoschus Esculentus. Ide ini mulanya tercetus dari sekelompok warga yang terinspirasi dari bentuk buah okra yang banyak dibudidayakan warga sekitar. Jika kita berkunjung kesana, kita bisa dapati buah okra yang tumbuh subur di pekarangan rumah warga yang kemudian hal ini dijadikan icon motif batik kampung mereka. Meski belum genap satu tahun diresmikan, nyatanya potensi Kampung Batik Okra sudah dapat terlihat. Mengingat telah ada beberapa kali turis mancanegara yang datang kesana untuk berkunjung, yang mana hal bisa menjadi awal yang baik bagi reputasi dan pertumbuhan usaha warga sekitar.
Image Kampung Batik Okra sejatinya belum cukup terdengar khalayak umum, kendati demikian jejak digital bisa kita telusuri melalui ulasan-ulasan berita di media. Ketika berkunjung kesana pada bulan Juni lalu, Tim Pengabdian Masyarakat dari UPN Veteran Jatim yang diprakarsai oleh Dosen dan Mahasiswa Jurusan Manajemen berkesempatan bertemu dengan para pengrajin batik dan penggiat UMKM. Menurut Bapak Sonny selaku ketua RW, sebagai kampung binaan baru Pemkot Surabaya harus diakui bahwa belum banyak yang mengetahui keberadaan Kampung Batik Okra yang notabene berada di gang kecil dengan padat penduduk sehingga sebagian besar pengunjung atau pembeli mengetahuinya dari internet.
Bisnis dan internet dewasa ini menjadi satu kesatuan, melalui internet pelaku usaha bisa saling terhubung dengan konsumen mereka dan menyebarkan informasi terkait produk yang mereka jual. Sayangnya, sebagian besar pelaku UMKM di Surabaya belum semuanya tahu cara mengoptimalisasikan peran media digital bagi usaha mereka. Sekalipun berdasarkan data yang dilansir Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) tercatat bahwa saat ini setidaknya ada sekitar 86 persen UMKM tergantung pada internet dalam menjalankan usahanya (suarasurabaya.net, 2022). Disisi lain, sebagai pendatang baru seyogyanya Kampung Batik Okra dan semua UMKM yang ada di Kampung Kranggan diharapkan dapat memanfaatkan peran media digital untuk memperkenalkan produk mereka. Hal ini baik dilakukan sebagai upaya menciptakan keuntungan jangka panjang, networking dan brand awareness.
Pada kegiatan kali ini, Tim Pengabdian Masyarakat melihat bahwa ternyata di Kampung Karanggan cukup banyak pelaku UMKM yang bergerak di bidang makanan, minuman dan kebutuhan sehari-hari. Diadakannya kegiatan ini diharapkan bisa merangkul dan mengedukasi pengelola Batik Okra dan para pelaku UMKM di Kampung Kranggan tentang peran penting media digital dalam membangun brand awareness.Â
Brand awareness dapat dimaknai sebagai tingkat kesadaran atau pengakuan konsumen akan sebuah nama atau entitas suatu usaha atau brand. Melalui pelatihan pembuatan konten yang menarik dan disajikan secara interaktif suatu brand lebih memungkinkan dikenal secara masif. Pada saat pelatihan berlangsung, kami para akademisi tak henti-hentinya berpesan kepada generasi muda yang tergabung dalam karang taruna Kampung Kranggan untuk turut serta membantu dan merangkul pelaku UMKM yang tergolong dalam generasi X. Generasi muda merupakan katalisator dan agen pemasaran yang dapat mengangkat potensi lokal, berkat keterampilannya dan kreativitas yang dimilikianya diharapkan pelaku UMKM dan Batik Okra Kranggan bisa dikenal secara luas.