Mohon tunggu...
Dairaby Alfurqaan
Dairaby Alfurqaan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

seorang mahasiswa yang selalu berusaha mencari ilmu dan mencoba segala hal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Manajemen Isu dan Komunikasi Krisis PT Unilever Melawan Berita Hoaks

17 Januari 2024   06:53 Diperbarui: 17 Januari 2024   06:53 1787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ira menerangkan bahwa selama 90 tahun Unilever melayani konsumen Indonesia, produk yang dibuat, didistribusikan, dan dijual UNVR telah bersertifikasi halal dari Badan Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama. Dia pun menyampaikan bahwa keberadaan Unilever di Indonesia telah membuka lapangan kerja bagi hampir 5.000 karyawan melalui 8 pabrik dan menciptakan ratusan distributor dan jutaan toko.

Respons awal PT. Unilever terhadap hoaks mencerminkan kecepatan dan kehati-hatian dalam menanggapi krisis. Hal ini konsisten dengan literatur manajemen krisis yang menekankan pentingnya respons yang cepat dalam mengatasi isu-isu sensitif.

Adapun hal lain yang dilakukan oleh perusahaan Unilever adalah tidak terlibat dalam urusan politik dan tidak beroperasi di wilayah Israel, perusahaan berupaya membersihkan citranya dari asumsi yang keliru dan mencegah penyebaran informasi palsu. Ketransparanan dalam komunikasi dianggap sebagai kunci utama untuk membangun kepercayaan konsumen, yang merupakan landasan utama dari reputasi perusahaan.

Perusahaan tetap merespons hal tersebut dengan sungguh-sungguh walaupun Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menyangkal merilis daftar produk yang termasuk dalam daftar boikot. Dengan memberikan transparansi kepada masyarakat, Unilever memastikan bahwa komponen dasar yang diintegrasikan ke dalam produk-produknya berasal dari sumber daya yang memenuhi persyaratan halal dan sesuai dengan standar halal yang berlaku. Melalui pendekatan ini, Unilever berhasil menciptakan tingkat kepercayaan yang signifikan di kalangan konsumennya terhadap mutu dan integritas produk-produknya.

Menjalin keterlibatan dengan berbagai pihak terkait, termasuk lembaga-lembaga agama, pemerintah, dan masyarakat sipil. Seperti bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bertujuan untuk meningkatkan hubungan dan memastikan pemahaman yang komprehensif antara perusahaan dan lembaga keagamaan. Dengan melibatkan dialog dan diskusi terbuka, Unilever dapat secara langsung mengkomunikasikan kepada MUI mengenai praktik bisnis serta kebijakan perusahaan yang selaras dengan nilai-nilai agama dan ini membantu membangun hubungan yang positif dan mengurangi dampak negatif dari hoaks.

PT. Unilever menerapkan strategi manajemen isu yang melibatkan identifikasi, pemahaman, dan mitigasi risiko yang terkait dengan informasi hoaks. Mereka melakukan pemantauan media sosial dan media massa serta proaktif untuk merespon dengan cepat terhadap perkembangan isu serta memberikan informasi yang akurat dan meningkatkan pemahaman mengenai dedikasi perusahaan terhadap keberlanjutan, keadilan, dan keberagaman. Selain pemberian tersebut ini juga dapat meningkatkan kualitas hubungan dengan konsumen dan memperbaiki 'image' perusahaan dimata masyarakat.

Studi kasus ini menyoroti pentingnya strategi manajemen isu dan komunikasi krisis dalam menghadapi situasi yang berkaitan dengan informasi hoaks dan fatwa MUI. PT. Unilever berhasil meminimalkan dampak negatif dengan respons cepat, transparansi, dan penekanan pada pilar etika perusahaan. Pelajaran yang dapat diambil dari pengalaman ini dapat membantu perusahaan-perusahaan lain untuk memperkuat ketahanan mereka dalam menghadapi krisis yang serupa.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian mengenai strategi manajemen isu dan komunikasi krisis PT. Unilever yang terkait dengan imbas informasi hoaks fatwa MUI tentang haramnya membeli produk Israel, dapat diambil beberapa kesimpulan penting:

  • Respons Cepat dan Transparan

PT. Unilever menunjukkan respons yang cepat dan transparan terhadap isu ini, memberikan informasi yang akurat dan menjelaskan langkah-langkah yang diambil perusahaan.

  • Pentingnya Keterlibatan dengan Pemangku Kepentingan

Keterlibatan aktif dengan pemangku kepentingan, termasuk konsumen, media, dan organisasi masyarakat sipil, menjadi faktor penting dalam mengelola krisis dan membangun dukungan.

  • Strategi Komunikasi Multikanal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun