Mohon tunggu...
Daimatus
Daimatus Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Membongkar Corak dari Pemikiran Aliran Qodariah

4 Oktober 2018   00:16 Diperbarui: 10 Oktober 2018   10:53 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

a.Manusia menentukan perbuatannya dengan kemauannya dan mampu berbuat baik dan buruk tanpa campur tangan tuhan.

b. Allah tidak memiliki sifat

c.Al-Qur'an itu makhluk

d.Imam adalah hak semua orang bukan dominasi Quroisy, asal cakap berpegang teguh pada Al-Qur'an dan al-Sunnah. (Zuhri,2013:hal.71)

Adapun doktrin yang dikembangkan oleh Qodariah diantaranya:

1.Manusia mempunyai daya dan kekuatan untuk menetukan nasibnya, melakukan segala hal baik dan buruknya, surga atau neraka yang di dapat bukan kehendak Tuhan melainkan karena kehendak dan perbuatan diri sendiri.

2.Takdir merupakan ketentuan Allah SWT terhadap alam semesta sejak azali (Zaman-zaman dimana manusia belum diciptakan hanya ada Allah SWT), yaitu hukum Al-Qur'an disebut sunatullah.

3.Secara alamiah manusia mempunyai takdir yang tak dapat di ubah mengikuti hukum alam seperti memiliki sayap untuk terbang, tetapi manusia memiliki daya untuk mengembangkan pemikiran dan daya kreatifitasnya. (Thabrani,2012:hal.59)

       Paham takdir yang dikembangkan oleh kaum Qodariah sangat bertolak belakang dengan konsep takdir yang pada umumya yang telah dipahami oleh bangsa Arab pada waktu itu yaitu nasib setiap orang telah ditentukan sebelumnya, dalam perbuatannya manusia hanya bertindak menurut nasib yang telah di tentukan oleh Allah sebelumnya kepada dirinya.

       Sedangkan menurut qadariyah takdir adalah ketentuan yang diciptakan Allah bagi semesta alam dan seluruh isinya sejak awal yang didalam istilah Al Qur'an disebut dengan istilah sunnatullah, misalnya manusia telah ditakdirkan tidak memiliki sirip seperti ikan yang mampu berenang dengan baik di air, tapi meskipun manusia tidak memiliki sirip, manusia tetap bisa berenang dengan baik seperti ikan dengan kemampuan dan usahanya sendiri. (Zuhri, 2013:hal.72)

       

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun