Selamat datang di Bangkok, Selamat Datang Lintas Batas QR
Konektivitas Sistem Pembayaran ASEAN
Ini adalah jam sibuk di Bangkok, Thailand saat kemacetan lalu lintas berkurang dan udara menjadi dingin, mengundang warga untuk menikmati kehidupan malam yang semarak di kota ini.
Kios-kios makanan pinggir jalan menawarkan beragam hidangan, mulai dari salad pepaya pedas hingga ayam goreng renyah. Para wanita dengan payung dan masker melihat-lihat pakaian, jajanan dan aksesoris warna-warni di pasar malam.
Di sebuah taman, para pemuda dan pemudi berlatih gerakan di kelas tari hip-hop, sementara para lansia bersantai dengan permainan catur atau pijat. Di mana-mana, suara tawa dan musik memenuhi udara.
Suasana yang semarak tidak memudar. Bahkan di malam hari, ibu kota Thailand ini tetap menjadi pusat hiburan dan budaya, dengan gedung-gedung pencakar langit modern, kuil-kuil kuno, serta bar dan klub yang semarak.Â
Di bawah lampu neon, para pedagang masih sibuk, menjual segala sesuatu mulai dari buah dan bunga segar hingga barang elektronik dan suvenir. Dan di antara tumpukan CD dan DVD, terdapat beberapa salinan film dan musik Amerika.
"Selamat datang di Bangkok, kota para bidadari (City of Angels)," kata sebuah suara dari balik kios dalam bahasa Inggris yang fasih. Penjual CD, seorang pria berusia 28 tahun dengan rambut kuncir kuda dan kaos hitam, menyapa para pelanggannya dengan senyuman. Meski tidak tamat SMA, ia belajar bahasa Inggris dari menonton film Hollywood dan mendengarkan lagu-lagu pop. Bertemu dengan turis, orang Asia atau Amerika, katanya, membuatnya merasa "bahagia seperti kerang, di puncak dunia, di atas bulan."
Penjual ini adalah bagian dari sekelompok teman yang memiliki semangat yang sama untuk belajar bahasa Inggris. Setiap malam, setelah menutup kios mereka, mereka bertemu di kafe terdekat untuk mengobrol dan melatih kemampuan bahasa mereka.Â