Penyebab Utama dan Tantangan Kematian Ibu di Indonesia dan Amerika Serikat
Indonesia merupakan salah satu negara dengan Angka Kematian Ibu (AKI) tertinggi di Asia Tenggara, dengan 305 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Mayoritas kematian ini (70,5%) terjadi di fasilitas kesehatan, yang seharusnya dipersiapkan untuk menangani kegawatdaruratan obstetri. Penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, hipertensi, sepsis, dan penyebab tidak langsung. Meskipun pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil telah mencapai 83% di Indonesia, implementasi intervensi yang terbukti efektif dan hemat biaya masih menjadi tantangan.
Sebaliknya, Amerika Serikat memiliki AKI yang lebih rendah yaitu 17 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2017, tetapi masih lebih tinggi dari negara maju lainnya. Penyebab utama kematian saat hamil atau dalam waktu satu tahun setelah kehamilan berakhir di Amerika Serikat antara tahun 2014 dan 2017 adalah kondisi kardiovaskular, yang menyumbang hampir 49 persen dari semua kematian terkait kehamilan. Penyakit non-kardiovaskular menyumbang lebih dari 44 persen, dan hampir 7 persen dari kasus tersebut, penyebabnya tidak diketahui. Beberapa ahli berpendapat bahwa peningkatan kondisi medis kronis seperti diabetes dan penyakit jantung di kalangan wanita usia subur dapat berkontribusi terhadap tingginya AKI di AS.
Faktor dan Disparitas Kematian Ibu
Kematian ibu adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi risiko kematian ibu yang berhubungan dengan kehamilan, seperti usia ibu, akses terhadap pelayanan kesehatan, dan kualitas pelayanan. Terdapat juga disparitas yang signifikan dalam Angka Kematian Ibu (AKI) di antara berbagai kelompok etnis dan wilayah di Indonesia. Menurut estimasi resmi terakhir dari Pemerintah Indonesia, AKI adalah 305 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Namun, estimasi yang dimodelkan oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa AKI menurun menjadi 173 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2020.
AKI sangat bervariasi di seluruh provinsi di Indonesia, mulai dari 63 kematian per 100.000 kelahiran hidup di Bali hingga 556 kematian per 100.000 kelahiran hidup di Papua. AKI juga lebih tinggi di antara perempuan pedesaan dibandingkan perempuan perkotaan, dan di antara perempuan dengan tingkat pendidikan dan pendapatan yang lebih rendah dibandingkan perempuan dengan tingkat pendidikan dan pendapatan yang lebih tinggi. Kesenjangan etnis juga terlihat jelas, dengan AKI perempuan asli Papua mencapai 396 kematian per 100.000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan 149 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada perempuan Jawa.
Pandemi COVID-19 telah memberikan tantangan tambahan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu di Indonesia. Pandemi ini telah mengganggu layanan kesehatan, meningkatkan risiko infeksi dan komplikasi bagi ibu hamil, serta memperburuk kesenjangan sosial dan ekonomi yang mempengaruhi hasil kesehatan ibu. Dampak COVID-19 terhadap angka kematian ibu di Indonesia belum diketahui secara pasti, tetapi kemungkinan besar telah membalikkan beberapa kemajuan yang telah dicapai dalam beberapa tahun terakhir.
Para ahli telah mengidentifikasi beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tingginya AKI di Indonesia, termasuk kurangnya tenaga penolong persalinan yang terampil, kualitas pelayanan yang buruk, sistem rujukan yang tidak memadai, rendahnya kesadaran akan tanda-tanda bahaya, dan hambatan budaya. Untuk mengatasi faktor-faktor ini, berbagai intervensi telah dilaksanakan atau diusulkan, seperti meningkatkan infrastruktur kesehatan dan sumber daya manusia, memperkuat sistem informasi kesehatan dan mekanisme akuntabilitas, meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat, dan mempromosikan perawatan persalinan yang terhormat. Intervensi-intervensi ini membutuhkan komitmen politik yang kuat, pendanaan yang memadai, koordinasi yang efektif, serta pemantauan dan evaluasi yang berkesinambungan untuk memastikan keberlanjutan dan dampaknya.
Pelayanan Antenatal di Indonesia: Tantangan dan Peluang
Antenatal Care (ANC) adalah serangkaian layanan kesehatan untuk ibu hamil. ANC bertujuan untuk mengurangi angka kematian ibu dengan mendeteksi dan mengobati masalah kesehatan dan mencegah komplikasi. ANC juga memungkinkan dokter untuk memantau pertumbuhan bayi dan mengidentifikasi kelainan. ANC yang memadai telah terbukti dapat mengurangi angka kematian bayi dan berat badan lahir rendah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar ibu hamil menemui tenaga kesehatan yang berkualifikasi setidaknya delapan kali, dimulai pada trimester pertama. Namun, di seluruh dunia, hanya 58 persen ibu hamil yang melakukan empat kali atau lebih kunjungan ANC. Di Indonesia, situasinya lebih baik, dengan 98 persen ibu hamil melakukan ANC pada tahun 2017. Namun, masih ada tantangan dan kesenjangan dalam kualitas dan cakupan ANC di Indonesia.