Mohon tunggu...
Dailymonthly
Dailymonthly Mohon Tunggu... Freelancer - Just Another Blog

Budayakan Membaca Dailymonthly | Prima H. I have been writing for over 10 years. I have written on various topics such as politics, technology, and entertainment. However, my true passion lies in writing about comprehensive analysis and from various points of view. I believe that writing from multiple perspectives allows me to explore my subjects, settings, and moral gray areas from a wider variety of perspectives, which sustains complexity and keeps the reader interested. I have written several articles on this topic and am considered an expert in the field.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Rahasia di Balik Kesuksesan Malaysia, dari Hutan hingga Keuangan

16 Mei 2023   06:06 Diperbarui: 16 Mei 2023   07:15 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemajuan Ekonomi: Statistik dan Peningkatan Standar Hidup

Optimisme Jenny tentang kemajuan negara sejalan dengan statistik ekonomi. Hanya dua dekade yang lalu, Malaysia menghadapi pengangguran yang signifikan, dengan para pekerja muda yang mengantri untuk mendapatkan pekerjaan padat karya di perkebunan karet dan kelapa sawit. Saat ini, setiap orang Malaysia yang menginginkan pekerjaan dapat menemukannya, dan masuknya imigran ilegal dari Filipina dan Indonesia membuktikan ketersediaan lapangan kerja ini, yang sekarang diabaikan oleh sebagian besar orang Malaysia. Sebagai pusat investasi asing yang telah lama berdiri, Malaysia kini menyalurkan dananya sendiri ke dalam pengembangan ekonomi di negara-negara seperti Kamboja dan Vietnam. Tahun ini (2021), Malaysia diproyeksikan akan mencapai tonggak penting: GNI per kapita yang setara dengan US$10.710, yang hanya kurang US$1.335 dari tingkat ambang batas saat ini yang mendefinisikan ekonomi berpenghasilan tinggi. Meskipun hal ini mungkin tidak terlihat besar bagi pembaca Barat, angka ini memiliki nilai yang cukup besar dalam konteks Malaysia di mana pendapatan rumah tangga per kapita tahunan adalah US$5.131 pada tahun 2020.


Keragaman dan Kesatuan Malaysia: Sebuah Mosaik Budaya.

Malaysia adalah salah satu negara paling beragam di Asia Timur, dengan populasi yang mencerminkan beragam etnis dan agama. Negara ini merupakan rumah bagi orang Melayu, penduduk asli, Tionghoa, dan India, yang hidup berdampingan di dalam wilayahnya. Masyarakat Malaysia telah mengalami konflik dan perubahan sepanjang sejarahnya. Artikel ini membahas demografi negara yang beragam, masalah yang dihadapi di masa lalu, dan langkah-langkah yang diambil untuk memupuk persatuan dan kohesi sosial.

Populasi yang Beragam: Orang Melayu, Masyarakat Adat, Tionghoa, dan India

Penduduk Malaysia adalah campuran etnis dan budaya yang menarik. Lebih dari separuh penduduknya adalah orang Melayu, sebagian besar beragama Islam, dan berbicara dalam Bahasa Malaysia, bahasa nasional. Selain itu, masyarakat adat seperti Bidayuh dan Iban, yang sebagian besar tinggal di Kalimantan utara, menambah karakter multikultural negara ini. Masyarakat ini memiliki bahasa dan keyakinan agama mereka sendiri, meskipun banyak yang telah memeluk agama Islam atau Kristen. Orang Melayu dan kelompok-kelompok adat, yang merupakan 62 persen dari populasi, secara kolektif dikenal sebagai Bumiputra, yang berarti "putra-putra tanah air."

Para pendatang baru dalam perpaduan demografis Malaysia sebagian besar adalah keturunan dari mereka yang dibawa oleh Inggris untuk bekerja di tambang timah dan perkebunan karet. Orang Tionghoa Malaysia, yang terdiri dari 29 persen populasi, sebagian besar menganut agama Buddha. Sementara itu, orang India berjumlah 8 persen dan biasanya berbicara dalam bahasa Tamil dan Inggris, menganut agama Hindu atau agama lain yang berasal dari anak benua India.

Konflik dan Gejolak: Pemerintahan Kolonial Inggris dan Kerusuhan

Selama masa pemerintahan kolonial Inggris, strategi "memecah belah dan memerintah" menciptakan perpecahan di antara kelompok etnis yang berbeda. Imigran Cina, yang dimulai sebagai pekerja, akhirnya menjadi taipan ekonomi di Malaysia, sementara banyak orang India yang sukses dalam bisnis kecil dan profesi. Orang Melayu, meskipun secara politik dominan karena status mayoritas mereka, rata-rata menghadapi kesulitan ekonomi yang lebih besar.

Ketidaksetaraan ini menimbulkan kemarahan, yang meledak menjadi kerusuhan pada tahun 1969, mengguncang negara ini hingga ke akar-akarnya. Kebencian dan teror yang terjadi kemudian menyebabkan pembekuan konstitusi dan parlemen selama hampir dua tahun. Trauma kolektif dari periode ini tetap terpatri dalam ingatan kolektif masyarakat Malaysia, dan menjadi motivasi untuk perubahan.

Masyarakat yang Berubah: Toleransi, Kemakmuran Ekonomi, dan Kebijakan Ekonomi Baru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun