Sementara pencapaian dalam eksplorasi ruang angkasa telah dirayakan secara luas, ambisi bidang tersebut juga menghadapi penolakan dari para kritikus yang percaya bahwa investasi keuangan yang diwakilinya dapat digunakan dengan lebih baik untuk mengatasi masalah terestrial seperti kelaparan dunia. Yang lain telah mengemukakan keprihatinan etis tentang penjelajahan luar angkasa, mempertanyakan apakah manusia memiliki tanggung jawab untuk melindungi luar angkasa dan benda langit dari bahaya. Kontak potensial dengan kehidupan di luar bumi menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang bagaimana manusia harus memperlakukan setiap bentuk kehidupan yang mungkin mereka temui. Lebih lanjut, risiko kontaminasi dari penyakit yang ditularkan dari luar angkasa menimbulkan kekhawatiran tentang apakah manusia harus mengejar penemuan semacam itu.
Privatisasi dan Komersialisasi
Mengingat besarnya biaya yang terkait dengan eksplorasi ruang angkasa, NASA semakin beralih ke model kemitraan publik-swasta yang menggabungkan pendanaan pembayar pajak dengan investasi swasta. Pendukung peningkatan partisipasi sektor swasta telah menggembar-gemborkannya sebagai sarana untuk mendorong persaingan dalam penelitian, pengembangan, dan kebijakan ruang angkasa komersial. Pengusaha miliarder seperti Elon Musk, Jeff Bezos, dan Richard Branson telah memimpin upaya ini. Pada Mei 2020, perusahaan Musk SpaceX mencapai sejarah pertama dengan berhasil mengangkut dua astronot NASA ke ISS. Bulan sebelumnya, pesaing SpaceX, Blue Origin, yang didirikan dan dimiliki oleh Bezos, memenangkan sebagian dari kontrak NASA senilai $1 miliar untuk mulai mengembangkan pendarat bulan manusia untuk program Artemis.
Branson, miliarder pendiri Virgin Group, menciptakan Virgin Galactic pada tahun 2004 untuk memanfaatkan konsep wisata luar angkasa. Bezos dan Branson sama-sama melakukan penerbangan pribadi ke luar angkasa pada Juli 2021, dengan yang pertama di atas roket New Shepard milik Blue Origin yang dapat digunakan kembali dan yang terakhir di atas pesawat luar angkasa bertenaga roket suborbital Virgin Galactic. Para pendukung berpendapat bahwa wisata luar angkasa dan kolonisasi terbukti sangat menguntungkan dalam jangka panjang, menjadikan program astronot lebih relevan dengan industri swasta dan mendorong karier di bidang STEM. Kritikus telah memperingatkan bahwa privatisasi perjalanan ruang angkasa akan mengecualikan negara-negara dengan ekonomi kurang maju dari industri dan memperluas ketidaksetaraan yang ada di antara negara-negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H