Mohon tunggu...
Diah Ayu Sulistianingsih
Diah Ayu Sulistianingsih Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan siapa-siapa. Hanya seorang insan yang ingin menjadi pribadi lebih baik dan bisa memberikan manfaat bagi orang lain.

Tidak masalah seberapa lambat kau berjalan, asalkan kau tidak berhenti. Maka dari itu untuk berhasil dalam hidup, kamu membutuhkan dua hal: ketidaktahuan dan kepercayaan diri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belajar Filsafat? Gimana Rasanya?

28 Januari 2021   14:13 Diperbarui: 28 Januari 2021   14:17 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hallo! Assalamu'alaykum warahmatullahi wabrakatuh 

Ini adalah tulisan pertama saya yang akan membahas tentang filsafat. Sebelumnya, izinkan saya menceritakan hal ini dulu, saya membuat Essay ini guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Umum. Bukan hanya untuk memenuhi tugas saja, di sini saya juga ingin belajar terus dalam membuat tulisan artikel. Meski membuat artikel bukan kali pertama saya lakukan. 

Essay yang akan saya buat, isinya pengalaman pertama saya belajar filsafat. Saya mendengar kata Filsafat, sejak saya kuliah di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka atau biasa disebut UHAMKA. Sebelum mulai sharingnya, saya mau tanya boleh ya? Apa yang teman-teman tau tentang filsafat? Gimana perasaannya saat belajar filsafat? Apakah seru? Atau bahkan sangat sulit di mengerti sebagaimana keinginan doi? 

Okey kita balik lagi ke topik yak. Inget!! TOPIK bukan taufik lho yaaaa, ehehe. 

Jadi, filsafat itu muncul karena kegiatan berpikir dari awal sampai akhir, yaitu di mulai dari tentang menanyakan sesuatu dan berakhir dengan jawaban atas pertanyaan itu. Namun demikian, filsafat bukanlah menjawab pertanyaan kita, akan tetapi mempersoalkan jawaban yang diberikan. Hal ini dikarenakan untuk dapat memperoleh kebenaran dan konsep dasar akan sesuatu. Maka dari itu untuk dapat berpikir filsafat diperlukan pemikiran yang kritis, rasional, komprehensif, koheren, konsisten, sistematis, metodis, dan lain sebagainya. Namun tetap saja dalam menyampaikan argumentasi tidak bisa sembarangan gitu. Kenapa? Karena tetap harus dapat dipertanggungjawabkan ya. Simpelnya, kalau dalam kehidupan kita, bukan menggunakan istilah "katanya" gitu. 

Gimana paham gak nih maksudnya apa? Paham dong ya Untuk lebih jelasnya, yuk kita belajar filsafat sedini mungkin. Tidak ada kata terlambat dalam belajar. 

Oh ya sebagaimana yang disampaikan di awal. Saya ingin sharing sedikit tentang pengalaman belajar filsafat. Jadi yang saya rasakan saat pertama kali ingin belajar filsafat, yaitu senang. Karena saya tipe orang yang suka berpikir kritis bahkan terkadang overthingking ehehe. Pola pemikiran kritis sudah dimulai sejak saya kecil tepatnya saat usia saya 3 tahun. Pada saat itu hanya ada pertanyaan "kenapa? Kenapa? Dan kenapa?" Misalnya: "Kenapa harus makan ikan?" "Kenapa ikan hidup di air?" ""Kenapa gak boleh makan permen?" "Kenapa buah ini bisa manis dan itu asam?" Yaps seperti itu diriku dulu, kata mama. 

Back to the topic. Akan tetapi, saat hari pertama belajar mata kuliah filsafat umum ini saya tidak paham dengan apa yang dimaksudnya, karena filsafat sendiri mempelajari tentang pemikiran yang menimbulkan pertanyaan dimana jawabannya itu benar-benar membutuhkan logika yang menurut saya membuat saya pusing. Belum lagi jika diberikan pertanyaan oleh dosen (dalam bentuk soal) semakin pusing dan bingung gimana merangkai kata untuk menjadikan suatu pemikiran menjadi sebuah tulisan (jawaban atas pertanyaan yang diberikan). Meskipun saya mengerti akan pembahasan materinya pun, kondisi saya saat itu hanya sekedar mengerti bukan paham. 

Orang yang paham akan sesuatu berarti dia sudah jelas mengerti akan sesuatu itu, sedangkan orang yang baru mengerti saja dia belum tentu paham akan sesuatu itu. 

Namun lama kelamaan saya juga merasa jenuh saat belajar filsafat karena ternyata filsafat itu adalah ilmu yang sulit untuk dipelajari. Bisa dibilang membingungkan gitu, tetapi juga membuat saya penasaran. Bahkan, jika kita tidak serius didalam kelas, kita tidak akan nyambung saat berbicara tentang filsafat. Jangankan berbicara, paham materi yang disampaikan itu pun belum tentu. Minimal sedikit mengerti meski tidak langsung mengerti saat itu juga. Maka dari itu, belajar filsafat perlu konsentrasi tinggi. Sebenarnya bukan hanya filsafat saja. Mata Kuliah lainnya pun sama, sulit di mengerti jika kita tidak konsentrasi. Karena saya tipe orang yang suka diajak mikir keras (jika lagi connect), maka saya akan mencoba untuk menyukai filsafat atau bahkan cinta dengan filsafat (?) ehehe. 

Bahkan, sampai saat ini setiap saya melihat jadwal mata kuliah Filsafat, Saya sangat penasaran mengapa saya mulai jenuh dan males terhadap tugas atau materi yang diberikan, padahal kalau dipikir-pikir belajar filsafat itu seru, asik, dan tidak membosankan. Asalkan dibawa enjoy n santuyyy Karena pada dasarnya dengan belajar filsafat, secara tidak langsung mengajak kita buat berpikir lebih luas serta memperdalam sesuatu dan pastinya pemikirannya itu gak terlalu monoton banget lah yaa seperti halnya sebuah rumus matematika. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun