Biasanya tersaji banyak hidangan di meja makan dan di dapur, kini hanya bisa menikmati seadanya, namun tetap bersyukur bisa mudik bertemu dengan adik ipar dan keluarga serta tetangga.
Terasa betapa berharganya Bapak dan Ibu mertua setelah keduanya tiada, sewaktu ada sampai-sampai saya kekenyangan makan ayam kampung.
Ibu mertua banyak ayam kampungnya dan saat lebaran, aku dipotongi 3 ekor ayam jago, ada yang diopor, dipanggang, dan digoreng, nikmatnya luar biasa.
Nah karena tahun ini tak kutemukan hidangan tersebut di meja makan, maka kami menggantinya dengan beli matengan soto ayam Klaten yang maknyus rasanya.
Pakai sarapan dan makan siang, sorenya kami berburu kuliner kesukaan Bakso Wonogiri dan Mie Ayam yang ramai dikunjungi pembeli.
Sambil  menikmati gurihnya bakso Wonogiri yang telah tersaji, aku tanya ke Mba yang melayani, "tiap hari kayak begini ya Mba?"
"Wah ini ramai banget begini ya pas lebaran saja, kalau hari-hari biasa paling ya separuhnya, ini kami masak daging bakso 20 Kg habis, alhamdulillah." Ujar Mba Marni.
"Kalau hari biasa kisaran 4-5 kilogram daging saja, jadi ini peningkatannya 4 kali lipat, alhamdulillah rejeki lebaran setahun sekali." Pungkas Mba Marni bakso Wonogiri di Klaten.
Selain bakso, banyak pula pembeli yang pesan mie ayam bakso serta er teh, kalau di Banten es teh atau teh tidak manis, namun kalau di Jawa, teh atau es teh pastinya manis.
Mari terus jalin silaturahmi dengan keluarga dan para tetangga, jangan lupa beli oleh --oleh untuk dibagi ke teman kantor dan tetangga di perantauan. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H