Mohon tunggu...
Dail Maruf
Dail Maruf Mohon Tunggu... Guru - Ketua Yayasan Semesta Alam Madani Kota Serang

Guru pembelajar, motivator, dan penulis buku dan artikel

Selanjutnya

Tutup

Book

Merapal Jejak Bunda Astuti

15 Februari 2023   06:17 Diperbarui: 19 Februari 2023   08:09 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri (Sosok wanita Inspiratif yang diabadikan dalam Novel)

Dihubungi penulis buku berjudul "Merapal Jejak Bunda Astuti" rasanya begitu berbunga bunga. Bukan karena ada rasa cinta pada penulisnya yang bernama Maesaroh, M.Pd atau nama penanya MayDearly, namun karena tokoh yang menjadi judul buku tersebut adalah orang yang saya kenal baik dan orangnya luar biasa. Bagi saya sosok Astuti dalam buku tersebut punya banyak keistimewaan terutama kiprahnya dalam dunia literasi.

Namanya Bu Sri Sugiastuti, M.Pd atau biasa disapa Bu Kanjeng. Nama bu Kanjeng karena mengikuti panggilan suaminya Pak Kanjeng, ada pula teman atau tetangganya yang memanggil bu Astuti diambil dari potongan namanya yang terakakhir "Sri Sugiastuti". Bu Kanjeng begtu biasa saya menyapanya, baru mengenal sosok wanita luar biasa ini pada pertengahan tahun 2021 dalam pelatihan menulis di Kelas Belajar Menulis Nusantara baca KBMNBu A asuhan Om Jay.

Membawakan materi "Writing is My Passion" bu Astuti atau bu Kanjeng begitu istimewa bagiku saat ikut KBMN gelombang 20. Betapa tidak, saya yang masih tak terbiasa menulis dan punya 1001 masalah dalam menulis, hanya dalam durasi 2 jam berhasil dicuci otak. Dari yang semula ragu untuk menulis dan membuat buku berubah menjadi yakin bahwa saya bisa menulis dan membuat buku. Semua karena kepiawaian Bu astute dalam menyampaikan materinya.

Ada 3 nasihat dari bu Astuti saaat menyampaikan materi " Writing is My Passion" yaitu : Petama untuk bisa menjadikan menulis sebagai passion maka ubah mind set lama yang mengganggu bahwa saya tak bisa menulis dan diubah dengan paradigm baru bahwa saya bisa menulis. Kedua jangan kawatir bahwa tulisan kita jelek, tak patut dipublikasi dan seterusnya, pede saja posting, karena setiap tulisan akan menemukan pembacanya dan takdirnya.

Nasihat ketiga bu Astuti agar bisa menjadikan menulis sebagi passion adalah teruslah belajar, perbanyak membaca naskah orang lain, penulis hebat dan ATM saja : amati, tiru dan modifikasi. Semakin banyak kita membaca tulisan orang lain, maka akan semakin kaya wawasan kita serta akan semakin trampil kita dalam menulis. Banyak akan dapat ilmu baru dari penulis lain tentang apa dan bagaimana supaya tulisan kita menarik perhatia pembaca.  

Bu Astuti atau bu Kanjeng yang dinobatkan sebagai Ratu Antologi di KBMN memang layak menyandangnya. Betapa ia begitu bersemangat untuk membimbing para penulis pemula seperti saya agar berani menulis dan menerbitkan buku. Baik buklu solo mauoun buku antologi tentu dibawah asuhan dan bimbingan beliau.

Baca Juga: Fiksi: Pantun Bersuka Ria

Buku solo pertama saya Jurus Jitu menjadi penulis bermutu, bisa terbit atas bantuan beliau dan asistennya bu Aam Nurhasanah dari Lebak Banten. Saya yang masih ragu apakah buku saya layak diterbitkan?. Dengan yakin Bu Kanjeng dan Bu Aam menyampaikan kepada saya bahwa tulisan saya layak diterbitkan. Betapa bahagianya saya saat buku tu tiba di pangkuan, ada sejuat rasa yang tak bisa diungkapkan kata-kata. Terima kasih bu Astuti atas bimbingannya.

Bu Astuti yang usianya sudah pensiun atau di atas 60 tahun, selalu tampil bugar, bersemamgat dan mudah memberikan rasan dan bantuan kepada para penulis pemula agar bukunya bisa diterbitkan di penerbit yang sudah menjadi mitranya di Solo. Selanjutrnya saya pun berterima kasih kepada bu Astuti yang dengan tangan dinginnya saya diberikan amanah menjadi kurator buku, tak terasa saya sudah punya 50 buku antologi.         

Nama bu Astuti memenuhi jagat litearasi karena keryanya yang luar biasa, dan buku solo yang dibuatnya sudah puluhan mendekati ratusan. Antologi tentu lebih banyak lagi. Ada beberapa hal istimewa yang saya temukan dalam sosok wanita ini. Pertama bu Astuti adalah wanita karir yang luar biasa, Menjabat Kepsek SMK Pembangunan Solo, sangat giat di literasi nusantara dan aktif dalam beragam kegiatan Organisasi seperti di IGI, PGRI, KBMN, Lagerunal dan lainnya.

Yang menjadikan sosok bu Astuti ini makin istimewa karena di tengah kesibukannya dengan tugas mengajar, aktifitas sosial keagamaan dan literasi, ia tetaplah sosok istri yang solehah bagi  Pak Kanjeng, dan sosok Ibu yang sukses mendidik anak-anaknya hingga berumah tangga. Saya sempat mengunjungi bu Astuti ke rumahnya di Solo Jawa Tengah,  di momen wafatnya ibu mertua di Dlanggu Klaten, rumah bu Astuti begitu asri, banyak tanaman bunga dan di ruang tamu penuh dengan pajangan buku karyanya dan antologi yang ia kawal bersama penulis KBMN.

Buku berjudul  "Merapat Jejak Bunda Astuti" yang ditulis Bu MayDarly ratu diksi dari Lebak Banten memaparkan apa, siapa dan bagaimana sosok Bu Dra. Sri Sugaiastuti, M.Pd atau Bu Kanjeng lebih banyak lagi, baik dari sisi pribadi maupun kiprahnya di masyarakat dan di dunia literasi. Selamat membaca buku yang akan menginspirasi siapapun yang membacanya.

Baca Juga: Menulis Menjadikan Aku Mendunia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun