sumber : dokpri
MuNu atau Muhamadiyah Nahdatul Ulama, itulah yang melekat atau dilekatkan pada saya atau siapapun yang berlatar belakang dari keluarga Nahdatul Ulama dan berkiprah di Muhamadiyah. Bagi saya jangankan disebut MuNU, bahkan ditambahkan MuNuPer singkatan dari Muhamadiyah, Nahdatul Ulama dan Persis pun tak masalah. Karena memang setiap orang bebas membahasakan penilaiannya terhadap orang lain. Malah bagus dengan banyak kawan dan kita bisa terlibat di beberapa Ormas besar di Indonesia bisa banyak wadah untuk mengaktualisasikan diri dan berkontribusi sesuai kemampuan yang dimiliki.
Ada pula teman saya bernama Fery yang bahkan pernah menjadi ketua pemuda Muhamadiyah Kota Serang, padahal keluarga besarnya NU dan kang Fery alumni pondok pesantren NU. Karena banyak kawannya yang aktif di Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah maka ia pun ikut menjadi anggota serta aktif selama sekian tahun. Karena dipandang cakap dan punya kemapuan serta jaringan yang bagus, maka dalam pemilihan Ketua Pemuda Muhamadiyah ia terpilih jadi Ketua Umum.
Dan banyak kisah lain yang senada, intinya bagi kalangan muda zaman now, pertentangan NU dengan Muhamadiyah sudah tidak jadi permasalahan yang pelik. Bahkan beberapa teman saya yang fatayat NU menikah dengan aktifis Pemuda Muhamadiyah. Fase kedewasaan beragama semoga semakin baik di Indonesia. Sehingga kita bukan hanya pandai bertoleransi dengan kawan yang beda agama, namun dengan yang satu agama pun harus bertoleransi.
Selama 3 hari di pekan ketiga November tepatnya tanggal 18 -- 20 November 2022, Muhamadiyah telah menggelar hajatan akbar yang biasa disebut Muktamar. Pada tahun ini Muktamar Muhamadiyah sudah ke-48, dan dilaksanakan di Solo Jawa Tengah. Dalam pantauan penulis, acara tersebut termasuk sukses. Baik dari sisi pelaksanaan, subtansi kegiatan, dan tujuan dari Muktamar.
Presiden Joko Widodo membuka acara Muktamar didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Pada sambutannya Pak Jokowi menyampaikan ucapan turut bangga dan bahagia dengan capaian yang telah diraih Muhamadiyah, baik perannya dalam peningkatan SDM di Indonesia di bidang pendidikan, perannya di bidang  kesehtana dan sosial dengan kiprahnya bangun rumah sakit dan panti asuhan, serta kegiatan keumatan lainnya. Terus pupuk semangat persatuan bukan hanya sesame anggota Muhamadiyah namun dengan semua komponen anak bangsa.
Dalam Muktamar setidaknya ada 4 hal yang menjadi tujuan utama diadakannya musyawarah yang melibatkan muktamirin dari seluruh Indonesia yaitu :
Pertama merumuskan program kerja strategis untuk 5 tahun ke depan
Kedua mengevaluasi kinerja pengurus 5 tahun yang sudah berjalan
Ketiga memilih ketum dan sekum serta pengurus lainnya yang akan melaksanakan program
Keempat membuat rekomendasi terhadap organisasi atau pemerintah
           Dalam agenda pertama dan kedua, memang menjadi konsumsi internal. Sedangkan agenda ketiga dan keempat bisa menjadi konsumsi publik. Dari hasil Muktamar ke-48 di Solo yang terpilih menjadi Ketum dan Sekum Muhamadiyah adalah Pak Haidar Nashir dan pak Abdul Mu'ti yang notabene adalah mantan pengurus sebelumnya. Ada 13 nama yang akan menjadi pimpinan pusat Muhamadiyah selama 5 tahun ke depan. Nama-nama tokoh tersebut adalah Haedar nashir, abdul Mu'ti, Anwar abas, Busyro Muqoddas, Hilman latief, Muhajir Effendy, Syamsul Anwar, Agung Danarto, Saad Ibrahim, Syafiq A Mughni, Dadang Kahmad, Ahmad Dahlan Rais, dan Irwan Akib.
        Sedangkan yang terpilih menjadi Ketum dan Sekum Aisyiyah adalah Ibu Salmah Orbayinah dan Ibu Tri Hastuti Nur Rochimah.  Pengurus pusat Aisyah ini akan bersama-sama dengan pengurus pusat Muhamadiyah berkolaborasi sukseskan program kerja yang sudah dirumuskan dalam muktamar, juga melaksanakan yang direkomendasikan Muktamirin sebagai sebuah amanah yang harus dijalankan dengan komitmen dan tanggung jawab.
Selamat menjalankan amanah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H