Waktu berlalu cepet, 3 tahu sudah mamat mondok di Malanggahdan dan Mamat ingin pindah melanjutkan sekolahnya ke SPG.  Namun sekolahnya bukan di Pondok tempat ia mengaji semula. Namun ke Kubang yang di sana ada PGA sawasta yang dikelola Ponpes Nur El Falah pimpinan KH Abdul  Kabier, Alumni Ponpes Tebu Ireng Jombang. Setelah menghadap Pak Kiyai dan menyampaikan maksudnya ingin melanjutkan mondok dan sekolah PGA namun tak punya biaya, bersedia bekerja bantu di Pondok, Pak Kiyai ternyata memperbolehkan.
Langsung Mamat sujud syukur dihadapan pak kiyai sambil meraih tangan pak Kiyai dan menciumi tangannya bolak balik.
"Terima kasih pak kiyai, saya berjanji tak akan mengecewakanmu, dan akan menjadi santri yang akan membanggakanmu"
Kiyai sambil manggut-manggut dn tersenyum berucap : "Aamiin, bah doakan semoga kamu jadi Kiyai kelak Mat, kamu cerdas, pekerja keras dan baik"
Laju waktu bagaikan kitana pedang dan 3 tahun pun berlalu, Mamat kini mennjadi asisten Pak Kiyai, jika beliau berhalangan kurang sehat atau ada undangan maka yang menggantikan mengajar santri adalah Mamat.
sumber : spiritnews.co.id
Setelah lulus PGA, Mamat diberikan hadiah SK PNS guru agama oleh pak Kiyai, zaman itu siapa saja bisa baca dan tulis serta mau mengajar bisa dengan mudah menjadi guru. Bahkan ditawarkan, memang ada sedikit biaya, katanya untuk menjemput SK dari menteri agama ke rumah yang bersangkutan.Â
Murah hanya 25 rupiah tapi jarang yang mampu. Kedua jadi guru upahnya kecil hanya 5 rupiah, sedangkan kuli di Tanjung Priuk bisa 50 rupiah. Kurs saat ini bagaikan gaji 500 ribu dengan 5 juta, sehingga banyak yang tadinya guru banting stir jadi kuli ke Tanjung Priuk.
Mamat tidak demikian, ia berusaha bersyukur dan ingin membayar kebaikam gurunya yang telah memberikan SK PNS guru agama dengan Free, dengan mengabdi di PGA tempat ia menimba ilmu hingga jadi asisten kiyai. Selain jadi guru agama, ada tugas lain dari Kiyai kepadanya yaitu bendahara yayasan. Dari lelahnya mengurus keuangan ia dapat gaji 15 rupiah atau 3x lipat lebih besar dari gajinya sebagi guru.
Janji pada Ibunya ia tepati, ia selalu membelikan 1 karung besar beras 50 Kg untuk Ibunya karena ia tahu untuk memberi makan adiknya yang masig ada 6 di bawahnya butuh beras yang banyak. Ibunya sangat terharu, dan mendoakan agar Mamat hidupnya senang, bahagia dan kaya.