Mohon tunggu...
DAIL MA RUF PTY
DAIL MA RUF PTY Mohon Tunggu... Guru - Guru Inspiratif Menginspirasi siapa saja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dail adalah guru di Yayasan Semesta Alam Madani yang diamanahkan sebagai Ketua YASALAM, sebelumnya pernah mengajar di SMP/MTs Nur El falah Kubang, di SDIT Al Izzah kota Serang dan di SD Al Azhar 10 Serang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Diundang Buka Puasa Mantan Jatim 1

12 September 2022   19:30 Diperbarui: 12 September 2022   20:25 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru Ikhlas itu Bernama Pak Ahmad

                                                                                 DOKPRI.

Siang ini saya berkesempatan silaturahmi dengan Kabid PAUD-TK Dinas Pendidikan Kota Serang bernama Haji Ahmad Yusuf. Usianya sekitar 50 tahunan asli orang NTB dan telah jadi orang Banten sejak lulus kuliah di usia 23 tahun. Bertempat di ruangannya di Jl. Ki Ajurum Cipocok Kota Serang,  saya sangat bersyukur mendapat ilmu, inspirasi, dan pelajaran hidup yang berharga dari kisah beliau menjalani pekerjaannya sebagai guru ikhlas, meski ia kini menjadi pejabat di Dindik Pemkot Serang.

Ia bercerita bahwa ia memilih menjadi guru karena merasa terpanggil jiwanya untuk membentuk mental para muridnya menjadi orang baik pemimpin masa depan yang berguna bagi bangsa dan Negara. Kisahnya, pertama ia pernah mengajar di Tangerang, di sekolah swasta terkenal era orde baru. Karena jiwanya yang merdeka, maka ia tak terpenjara dengan ketakutan aturan lembaga. Ia  bekerja profesional saja sebagai guru yang ikhlas mengajar dan melayani murid dengan kesungguhan dan kasih sayang tanpa pandang bulu,  semua diberikan perhatian.

Di antara sekian muridnya yang ada, ada seorang  Saipul biasa disapa Ipul yang dari tampilan seperti anak " maaf agak terbelakang"  kadang Ipul tampak ketawa dan senyum sendiri.  Hampir tak ada temannya yang mau berkawan akrab dengannya. Melihat Ipul demikian, Pak Ahmad guru Ikhlas merasa iba, ia berfikir bagaimana jika itu anaknya, pasti ia sangat sedih.  Dengan senyum hangat dan sapaan yang ramah ia mengucapkan salam dan memeluk Ipul.

Merasa kaget ada pak guru yang demikian, ipul hanya diam dan memperhatikan wajah Pak Ahmad sambil mengatakan:

Ipul : "Bapak siapa namanya?. 

Pa Ahmad : " Panggil saya Pak Ahmad  Ya Pul" .

Ipul  : " Terima kasih pak"

whatsapp-image-2022-09-12-at-13-54-35-631f24ae08a8b522962aa422.jpeg
whatsapp-image-2022-09-12-at-13-54-35-631f24ae08a8b522962aa422.jpeg
                                                                                 DOKPRI

Hari-hari berikutnya seperti biasa, saat datang tak banyak teman sekelas Ipul serta bapak dan ibu guru yang tak memperhatikan atau menyapa Ipul sehingga nyaris pak Ahmad saja yang menjadi kawan setia Ipul dari pagi hingga petang. Kadang pak Ahmad selain tanyakan kabar, ia ajak Ipul ke kantin mengajaknya nemani sarapan.  Beberapa kali ditawari tak mau, menjawab sudah pak guru, di rumah selalu Bunda siapkan sarapan.  Hanya satu kali ia mencoba ikut sarapan lontong sayur di kantin sekolah dan ia bilang ia ijin tak sarapan ke Bunda, ingin coba menu di kantin.

 Saat olahraga bersama kawan-kawan sekelas. tampak Ipul kurang bergairah, Pak Ahmad sering menyemangati. Kadang pak Ahmad nasehati bahwa Ipul harus berbaur dengan teman lainnya. Ipul bilang mereka sukanya membully saya Pak. Mereka lihat fisik saya, dan mengira saya anak terbelakang.

Pak Ahmad menghibur, sabar dan maafkan mereka. Mereka tak paham jika kamu tak demikian malah kalau kata Pak Ahmad kamu itu hebat dan baik. Diberi perlakuan kurang elegan oleh semua teman-teman, terbukti kamu kuat bertahan dan tak minta pindah sekolah. Kamu akan jadi orang hebat.  Ipul hanya diam dan mengamini, sambil bilang ke Pak Ahmad : " terima kasih Pak doakan Ipul".

 Saat naik ke kelas XI di bulan Puasa, Ipul mencari Pak Ahmad di meja kerjanya di ruang guru, dan menyampaikan  salam dari orang tuanya.

Ipul : pak Ahmad, ada salam dari orang tua saya.

Pak Ahmad : Wa aikum salam, salam balik ya Pul

Ipul : " Ayah dan Bunda mengundang bapak Bukber di rumah" bisakan pak?"

Pak Ahmad : " insya Allah , bapak akan ijin istri dulu, dan nanti ke rumah ipul"

Ipul : "Baik pak, ini alamat rumah saya dari Bunda alamatnya nih"

Pak Ahmad :  " Siap Pul, Bapak akan segera ke sana"

Sore badaa Ashar Pak Ahmad naik angkot dan turun di gerbang perumahan elit sebagaimana alamat yang tertulis di kertas yang diberikan muridnya. Ada mobil dengan sopir yang menunggu di gerbang dan langsung menyapa Pak Ahmad, lalu mempersilahkan masuk ke mobil dan membawa ke rumah Ipul.

Dari  pukul 17.00 hingga jelang adzan magrib Ayah dan Bundanya Ipul belum menemui Pak Ahmad, 5 menit kumandang adzan baru datang pria tinggi gagah dengan baju muslim dan peci hitam menyapa dan mengucapkan salam. Disampingnya ada istrinya atau Bundanya Ipul sambil mengulurkan tangan bersalaman.

Dalam obrolon denga kedua ortu Ipul, mereka menyampaikan terima kasih kepada Pak Ahmad yang telah berhasil membangkitkan semangat dan percaya diri Ipul. Kami merasa sangat berhutang budi kepada Pak Ahmad, karenanya kami mengundang Bapak ke rumah kami, mohon bimbingan Bapak dan doanya. Karena sudah adzan magrib maka buka puasa bersama sambil obrolan kecil sekitar kelucuan Ipul di sekolah yang diceritakan Pak Ahmad kepada ortunya.

Jelang adzan isya karena jarak dari rumah ortu Ipul ke kontrakan Pak Ahmad cukup jauh sekitar 5 km dan harus 2 kali naik angkot, maka pak Ahmad pamitan. Namun kata Ayahnya Ipul, biar nanti diantarkan om Sopir hingga ke rumah. Setelah berpamitan dan saling berpelukan Pak Ipul dibekali map yang di dalamnya ada amplop coklatnya.

Ada 2 bingkisan yang disiapkan juga parcel. Setibanya di rumah, istri pak Ahmad menyambut suaminya di depan pintu kontrakan tak jauh dari sekolah tempat mereka mengajar. Setelah berterima kasih kepada Om sopir yang mengantar, Pak Ahmad bersama istri masuk ke rumah dan duduk sambil minum teh manis yang disiapkan istri tercnta.

Saat diperiksa kedua bingkisan dari Ayah Bunda Ipul rupanya paket lengkap lebaran dari baju koko, sarung, peci dan sandal untuk hari raya. Ada pula mukena dan gamis putih untuk istri Pak Ahmad. Parcel buah lengkap yang lumayan besar pun tersedia. Rasa penasaran dengan isi map yang ada amplop colelatnya, Pak Ahmad dengan disaksikan istri membuka dan melihat tumpukan uang sebesar 3 juta rupiah pada tahun 1980-an.

whatsapp-image-2022-09-12-at-19-25-27-631f254d799ae16bca3910f5.jpeg
whatsapp-image-2022-09-12-at-19-25-27-631f254d799ae16bca3910f5.jpeg
                                                                                    Sumber : motorplus.online.com

Ia menangis terharu sambil sujud syukur, padahal gaji bulanannya hanya 40.000 rupiah. Uang sebanyak itu harus ia kumpulkan berapa puluh tahun?. Padahal rumah saja waktu itu harganya hanya 300.000 rupiah/ unit, sehingga ia dapat membeli 10 rumaha type 36 jika mau. Rupanya Allah membuktikan bahwa balasan bagi guru ikhlas yang memperlakukan semua muridnya dengan baik dan penuh rasa empati dan tanggung jawab menimbulkan keridloan Allah, sehingga membalasnya dengan rizki yang berkah yang tak pernah dipikirkan oleh Pak Ahmad sebelumnya.

Bagi pak Ahmad  yang ia lakukan hanya berbuat semata memgharap ridla Allah saja, sebagai bentuk tanggung jawab profesinya sebagai guru merdeka untuk membebaskan muridnya dari sikap malas, tak percaya diri dan memperturukna hawa nafsu di masa remaja dengan hal yang sia-sia dan memanfaatkan waktu dengan hal positif berguna.

Ortu Ipul yang sangat berkesan dengan guru anaknya itu rupanya orang yang sangat dihormati di Jatim di era presiden Soeharto karena dialah Bapak Basofi Sudirman yang menjabat gubernur Jatim hingga beberapa periode. Kebiasaan para gubernur  di era orde baru tetap punya rumah di Jakarta dan sekitarnya agar saat rapat dengan Presiden bisa mudah datang ke Istana Negara. Mengajarlah dengan hati dan jadilah guru ikhlas.

Kantor tugas pak Ahmad kini. 

whatsapp-image-2022-09-12-at-19-29-17-631f262e4addee63ba4bc322.jpeg
whatsapp-image-2022-09-12-at-19-29-17-631f262e4addee63ba4bc322.jpeg
                                                                             Sumber : tangerang online.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun