Mohon tunggu...
DAIL MA RUF PTY
DAIL MA RUF PTY Mohon Tunggu... Guru - Guru Inspiratif Menginspirasi siapa saja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dail adalah guru di Yayasan Semesta Alam Madani yang diamanahkan sebagai Ketua YASALAM, sebelumnya pernah mengajar di SMP/MTs Nur El falah Kubang, di SDIT Al Izzah kota Serang dan di SD Al Azhar 10 Serang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Belinya Separo Porsi Saja Mang!

6 September 2022   04:17 Diperbarui: 6 September 2022   04:23 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : onIndonesia.com

 Anak kost di dekat rumahku yang kebanyakan dihuni mahasiswa UNTIRTA FKIP beasal dari berbagai daerah di Indonesia. Jarang yang orang Serang kota,  hampir semuanya orang jauh yang mereka memilih kost karena tidak mungkin ditempuh perkuliahannya dengan PP dari rumah ke kampus.  Sebagai mantan anak kost juga semasa kuliah, faham bahwa jatah kiriman dari orang tua untuk biaya hidup tidak semua anak kost mendapatkan anggaran berlebih, ada saja yang pas-pasan kebutuhan dasar malah ada yang perlu pengetatan anggaran. 

Adanya kenaikan BBM terntu berdampak langsung minimal pada 4 pengeluaran mahasiswa yang kost ini. Pertama  harga kostan akan naik, kedua harga-harga makanan  minuman naik, ketiga harga Alat tulis kantor dan foto kopi naik, serta bisa saja keempat token pun akan lebih meninkat pemakaiannya.  Sementara penghasilan orang tua di kampung tak naik sehingga kiriman pun tetap.

Inilah bagian kecil obrolan yang terekam penulis di salah satu kedai bubur ayam dekat rumah yang biasa ramai anak mahasiswa sarapan bahkan hingga makan malam.

Tukang bubur : " Ya silahkan duduk Mas, mau pesan berapa porsi?" tanya Mas Bubur kepada 3 mahasaiswa yang barusan tiba dan mencari meja dan kursi kosong.

Mahasiswa 1 :  " Tiga ya Mang, tapi masih tarip lama apa naik nih ?"  Jawab  salah satu mahasiswa 

Tukang Bubur : " Naik bos genap 10.000 kl 1 porsi , kalau setengah 8.000 !, jawab mamang bubur. 

Mahasiswa 2 :  " Kalau demikian, saya pesan setengah  ya Mang !"  pinta mahasiswa 2

Mahasiswa 3 : " idem mang, saya juga". 

Tiga mangkok bubur ayam nikmat dengan taburan sewir ayam, krupuk, kacang, daun bawang dan sambal di pojok pun tiba dihadapan.  Segera ketiganya menikmati hidangan itu. 

Mahasiswa 1 :  Bagaimana ini kita siasati kenaikan BBM  yang kontan diikuti kenaikan semua?

Mahasiswa 2 : Kalau aku usul kita iuran beli majiccom pemasak nasi saja, biar masak nasinya, beli lakuk saja, lebih hemat kata temanku yang sudah mencoba.

Mahasiswa 3 : Ok kita tar di kostan kita hitung bersama Ya, kalau benar  bisa lebih hemat, kita coba akan lakukan itu, demi keberlangsungan kuliah kita Bro.

Ketiganya kompak berkata : Yess. OK . 

Seperti biasa berkah  beli sarapan di tukang bubur ayam ada tersedia teh tawar gratis atau air mineral galon isi ulang, dan itu yang menjadi daya tarik mahasiswa tak perlu  keluar bea minum. Makan free minum.

Setelah membayar dan menerima kembalian mereka pun pulang ke kostannya.

sumber: murodmaulana.com
sumber: murodmaulana.com
                                                                               

Di tempat lain Saya pun ketemu  dengan seorang Bapak muda yang memesan Bubur ayam di mamang gerobak penjual bubur ayam. Sembil memesan  3 porsi dibungkus ia bertanya : 

Pembeli : "Berapa mang 3 porsi?" .   

mamang bubur : " tiga puluh Om"

Pembeli : "kalau porsi sepaoro?

mamang bubur  : " 8000 x 3 , 24 Om.

Pembeli : " Ok separo saja mang, tambah 2 tusuk usus berapa?

Mamang bubur : Pas Om 30.000 

Pembeli : Iya 3  bubur separo dan 2 tusuk usus ya mang!

mamang bubur : Siap. 

Beberapa menit kemudian pesanan siap dan mamang bubur menyerahkan kepada bapak muda yang memesan, uang selembar 50.000-an dikeluarkan, dan mamang bubur berikan kembalian uang 5.000 sebanyak 4 lembar. Makasih Om seru tukang bubur. dijawab , ok sama-sama.

Demikian dua obrolan di sekitaran tempat tinggal saya yang menmggambarkan bahwa kenaikan BBm yang sangat berdampak disikapi dengan adaptasi yang cerdas disesuaikan kemampuan keuangan. Jika tidak mau nguatang kemana? IMF atau tetangga?

Selalu ada solusi bagi  manusia yang  berpikir dan tetap berusaha. SEMANGAT TERUS dan jaga terus berdoa dan BERUSAHA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun