Bu guru menjelaskan kronologi singkat terjadinya berantem kemarin,  dan ibu temannya Damar pun mengerti. Bahwa anaknya yang bikin ulah membuli Damar sehingga emosi dan mendorong anaknya.  Sudah ya Damar kamu kan temennya anak ibu, maafkan anak ibu ya?. Iya bu jawab Damar. Ayo saling bersalaman, dan main Kembali.
        Damar dan temannya pun saling meninta maaf dan bersalaman lalu berlari-lari kembali di halaman sekolah. Terdengab lonceng berbunyi dipukul salah satu guru, maka murid -- murid pun berlarian masuk kelas.  Termasuk Damar dan  teman yang kemarin berantem kini telah akrab dan ceria Kembali.
        Anak berantem itu hal biasa, karena mereka belum mengerti serta spontan saja. Begitu ada yang menangis pasti akan tersadar dan minta maaf, maka orang tua tak perlu baper, lebih baik gali mengapa ia berantem dan nasihati agar jangan mudah marah. Lebih sabar dan menyadari sifat teman yang pastinya beragam.  Ada yang menyenangkan dan ada pula yang menyebalkan. Anak adalah unik dan tugas kita untuk mengarahkan dan memberikan keteladanan sikap yang baik pada mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H