Pertanian (BPP) Kostratani Kecamatan Bluto memiliki peran strategis dalam mendukung pengembangan pertanian lokal. Sebagai pusat belajar dan percontohan, BPP Bluto membuktikan bahwa lahan pekarangan yang semula dianggap tandus (Batu Bertanah) dapat diubah menjadi area produktif yang menginspirasi petani. Beragam tanaman hortikultura berhasil dibudidayakan di pekarangan BPP, mulai dari mangga, kelengkeng, kelapa,alpukat, Â hingga sayuran seperti sawi, cabai, tomat, serta buah-buahan populer seperti melon dan semangka. Â
Balai PenyuluhanDiantara banyak tanaman yang dibudidayakan, anggur menjadi salah satu yang menarik perhatian. Â PPL Kec. Bluto menyampaikan, sampai saat ini BPP Bluto telah menanam lima varietas anggur , yaitu GozV, Beauty K, Ninel, Belgian Yellow, dan Donetsky. Menariknya, semua varietas tersebut telah berhasil berbuah, menunjukkan bahwa tanaman anggur mampu beradaptasi dengan baik di iklim Sumenep. Â (18/11)
Keberhasilan ini bukan sekadar hasil percobaan biasa. Anggur yang sering dianggap sulit tumbuh di daerah tropis ternyata dapat berkembang optimal dengan teknik budidaya yang tepat. Hal ini menjadi bukti penting bagi petani lokal bahwa budidaya anggur tidak mustahil dilakukan di Sumenep. Dengan adanya contoh nyata, keyakinan petani untuk mencoba budidaya anggur dapat semakin meningkat. Â
BPP Bluto berperan aktif dalam mengedukasi petani tentang teknik budidaya yang benar. Pendekatan yang dilakukan melibatkan simulasi langsung, mulai dari proses penanaman hingga perawatan tanaman anggur. Petani diajarkan cara menyiapkan media tanam, teknik pemangkasan, hingga perawatan khusus untuk mengatasi kendala pertumbuhan anggur. Hal ini dilakukan agar petani tidak hanya mencoba, tetapi juga berhasil membudidayakan anggur di lahan mereka. Â
Selain anggur, keberhasilan budidaya tanaman hortikultura lain di BPP Bluto juga menunjukkan potensi besar pekarangan sebagai sumber pangan sekaligus pendapatan tambahan. Melon, semangka, dan cabai, misalnya, menjadi komoditas yang diminati karena memiliki nilai jual tinggi dan masa panen yang relatif singkat. Dengan memanfaatkan pekarangan yang selama ini tidak produktif, petani dapat meningkatkan pendapatan mereka secara signifikan. Â
inovasi dan memberikan bimbingan teknis yang mudah diakses oleh petani. Â
Keberhasilan BPP Bluto sebagai pusat percontohan tidak hanya memberikan dampak positif bagi petani di Kecamatan Bluto, tetapi juga menginspirasi daerah lain di Sumenep untuk mengikuti jejak yang sama. Sebagai lembaga yang mendukung pertanian berkelanjutan, BPP Bluto terus memperbaruiDengan hasil nyata seperti ini, peran BPP sebagai pusat pembelajaran dan percontohan semakin nyata. Petani kini tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga bukti konkret yang dapat menjadi acuan mereka dalam mengembangkan usaha tani. Semoga keberhasilan ini menjadi langkah awal menuju kemandirian pangan dan kesejahteraan petani di Sumenep (18/11).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H