Rintik-rintik gerimis yang jatuh pada pagi perlahan menumbuhkan benih benih rindu di dadaku layaknya hembusan nafas, pada sepenggal kata yang kau ucapkan tentang musim yang masih mengguyurkan hujan tentang embun belum sempat menitipkan pesan pada malam tentang ihwal janji ketika terang bulan tentang sketsa bayang burammu yg terkikis hembusan angin lalu, bagaimana mungkin aku mendendangkan irama-irama sendu ini? aku masih ragu pada kata yang kulihat di matamu yang padanya seperti tercipta hari ini, esok dan masa depan rasa harap seperti menjelma punah terkubur. dalam. sedalam lukaku ini pahamilah, tak mungkin aku bertandang menjelma bidadari dengan rasa ragu, padamu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H