BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kurikulum merdeka merupakan kurikulum baru yang dibuat di indonesia tepatnya sejak tahun 2020 pada era kepemimpinan menteri Pendidikan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim. Kurikulum merdeka di terapkan di indonesia dengan dasr hukum Surat Keputusan (SK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 56 Tahun 2022 tentang pedoman penerapan kurikulum dalam rangka pemulihan pembelajaran. Fokus dari kurikulum merdeka ini yaitu pada pengembangan soft skill dan karakter siswa, lalu kurikulum merdeka berfokus pada materi yang esensial dan proses pembelajarannya pun dilaksanakan  secara fleksibel. Merdeka belajar dalam proses pembelajaran dipahami sebagai merdeka berpikir, merdeka berinovasi, merdeka belajar mandiri dan kreatif, dan merdeka untuk kebahagiaan (Lao & Hendrik, 2020; Lie, 2020).
Kurikulum merrdeka memiliki beberapa kebijakan seperti semua siswa di tingkatan sekolah mulai dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah menengah atas harus naik kelas, tidak ada lagi siswa yang tinggal kelas, kebijakan berikutnya yaitu siswa yanng ingin mendaftar sekolah dasar tidak ada tes baca dan tulis, serta tidak mewajibkan mendaftar sd harus sudah bisa membaca, menulis, dan berhitung. Laporan ini akan membahas dampak dari kebijakan kurikulum merdeka tentang tidak ada siswa yang tinggal kelas.
BAB II
METODE & PEMBAHASAN
Metode
   Metode yang dipakai untuk mencari informasi pada laporan ini yaitu dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara kepada seorang guru kelas di suatu sekolah dasar dan mencari informasi dengan metode studi literatur. Studi literatur yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data, mengevaluasi data dari  beberapa sumber seperti buku, artikel, makalah, skripsi maupun tesis. Metode penelitian ini digunakan guna melihat berbagai perspektif maupun sudut pandang berbagai pihak terkait masalah yang diteliti.
2.2 Â Pembahasan
Kurikulum merdeka memiliki beberapa kebijakan dalam pelaksanaannya, salah satunya yaitu membuat kebijakan tentang kenaikan kelas.  Kurikulum merdeka mengharuskan semua siswa naik kelas mulai dari jenjang taman kanak-kanak sampai jenjang sekolah menengah atas, hal ini dikarenakan dalam kurikulum merdeka menekankan pengembangan kompetensi siswa dalam berbagai aspek seperti aspek kognitif, sosial, keterampilan berfikir kritis, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan bekerja sama, kemampuan mandiri dan aspek lainnya, dalam kurikulum merdeka ini membebaskan siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar, kebutuhan dan sesuai dengan minat masing-masing siswa hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa tertekan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam kurikulum merdeka, penilaian tidak hanya didasarkan pada tes atau ujian formal yang berbasis kemampuan kognitif saja, tetapi juga pada penilaian proses dan hasil dari keterlibatan aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kurikulum merdeka berusaha menciptakan suasana elajar yang mendukung bagi kesejahteraan siswa secara keseluruhan, Pendidikan tidak hanya mengasilkan siswa yang cerdas dalam kemampuan pengethuan saja tetapi juga Pendidikan menghasilkan siswa yang memiliki kecerdasan emosional siswa, pendidikan juga mengusahakan siswanya memiliki sifat ketukanan, kejujuran, kemandirian, kerja sama yang nantinya akan sangat erguna di masa depan. Dengan mengurangi kemampuan akademik yang berlebihan Seperti adanya kebijakan tidak ada siswa yang tinggal kels, maka memberi kesempatan bagi siswa untuk  lebih menikmati proses pembelajaran tanpa rasa takut gagal.
Terdapat alasan lain mengapa kurikulum merdeka memiliki kebijakan tidak ada siswa yang tinggal kelas karena adanya sistem pendampinga yang lebih intensif bagisiswa yang menglami kesulita belajar. Sekolah dapat Membuat kegiaitan tambahan untuk membimbing siswa yang memiliki kesulitan dalam  memahami pembelajaran, Seperti contoh kegiatan kelas tambahan yang dilakukan setelah jam pulang sekolah. Selain itu sekolah juga dapat menerapkan kebijakan untuk Melakukan remedial kepada siswa yang memiliki nilai dibawah kritrria ketuntasan minimum, hal ini dilakukan agak siswa memiliki kesempatan untuk memperbaiki hasil kerjanya, dan sisw tidak merasa terpuruk karena gagal mendapatkan nilai sempurna. Dengan adanya pembimbingan dan remedial yang tepat sasaran, siswa dapat terus berkembang dan mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Dengan menghilangkan kebijkan tinggal kelas, siswa didorong untuk terus belajar dan berkembang meskipun mereka mungkin belum mencapai semua tujuan pembelajaran pada waktu tertentu, hal ini menciptakan budaya belajar yang lebih inklusif yang memberi ruang bagi siswa untuk  belajar tanpa rasa takut gagal.
  Namun dalam pelaksanaanya tak seindah yang dibayangkan, dalam stiap kebijakan yang dibuat pasti memiliki dampak positif dan negatifnya seperti yang dirasakan seorang guru di sebuah sekolah dasar, beliau menceritakan dampak positif dan negatif yang dirasakan dari kebijakan tidak ada siwa yang tinggal  kelas ini, dampak positif dan negatif yang dirasakannya yaitu :
Dampak Positif :
- Mengurangi tekanan pada siswa
- Siswa lebih merasa enjoy pada saat menerima pembelajaran dan merasa enjoy pada saat belajraan untuk menghadapi ujian, siswa tidak diiringi dengan rasaa takut dan cemas akan kemungkinan gagal mendapatkan nilai standar yang ditetapkan, siswa dapat belajar dengan tenang dan menghayati prosesnya tanpa dibayang bayangi hasilnya. Hal ini berdampak pada kesehatan mental dan mendukung psikologis perkembangan mereka.
- Terciptanya pembelajaran yang lebih fleksibel
- Dengan adanya kebijakan ini memberikan kesempatan siswa unuk dapat belajar sesuai dengan kemampuannya dan mereka bisa memperbaiki kekurangannya secara bertahap tanpa rasa takut atau cemas akan standar nilai yang telah ditentukan. Hal ini juga mendorong siswa untuk mengeksporasi minat dan bakat mereka secara lebih bebas dan leluasa.
- Menghargai perbedaan kecepatan belajar siswa dan meningkatkan kesejahteraan emosi siswa.
- Setiap siswa memiliki ritme perkembangannya masing masing, dan memiliki kemampuannya masing-masing. Dengan adanya kebijakan inii siswa tidak lagi mendapat label "gagal" dari masyarakat hanya karena tidak dapat nilai bagus pada tes pengetahuan sehingga siswa dapat tetap meningkatkan pengetahuannya sesuai ritmenya dengan rasa percaya diri.
Dampak Negatif :
- Penurunan standar akademik
- Salah satu kekhawatiran adanya kebijakan tidak ada siswa yang tinggal kelas ini yaitu adanya penurunan standar akademik yang berdampak pada kesiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang berikutnya.
- Menambah kewajiban guru dan sekolah
- Dengan adanya kebijakan ini mengharuskan guru dan sekolah untuk memberikan pendampingan dan bimbingan ekstra kepada siswa yang tertinggal. Guru harus merelakan waktu istirahatnya untukisa memimbing siswa yang tertinggal, guru juga diharuskan memikirkan metode pembelajran yang efektif dan keatif agak siswa dapat memahami pembelajaran. Sekolah mengharuskan memiliki sumber daya yang mencukupi  untuk  bisa memmberikan pendampingan secara optimal, sekola harus menyiapakan sumber daya manusia dan  fasilitas sekolah yang memadai.
- Kesulitan dalam penilaian pencapaian pembelajaran
- Dengan kebijakan tidak ada siswa yang tinggal kelas dapat terjadi kesulitan dalam proses penilaian pencapaian pembelajaran, diperlukan guru yang cermat untuk bisa menilai apakah siswa  benar-benar menguasai kompetensi yang seharusnya dicapai.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebijakan tidak ada siswa yang tinggal kelas ini memberikan sejumlah dampak positif seperti mengurangi tekanan belajar pada siswa, Terciptanya pembelajaran yang lebih fleksibel, Menghargai perbedaan kecepatan belajar siswa dan meningkatkan kesejahteraan emosi siswa. Dari banyaknya dampak positif akan kebijakanini, terdapat juga dampak negatifnya seperti penurunan standar akademik, menambah kewjiban guru dan sekolah dan kesulitan dalam penilaian pencapaian pembelajaran.
3.2 Solusi
Solusi yang dapat diberikan untuk tetap melanjutkan kebijakan tidak ada siswa yang tinggal kelas ini harus diimbangi dengan kemampuan guru yang profesional dalam membimbing dan mengajarkan siswa yang memiliki kekurangan dalam pemahaman agar bisa dapat menuntaskan penilaian pencapaian pembelajaran serta melibatkan orang tua dalam mendukung proses pembimbingan siswa dari rumah.
DAFTAR PUSTAKA
Lao, H. A. E., & Hendrik, Y. Y. C. (2020). Implementasi Kebijakan Kemerdekaan Belajar dalam Proses Pembelajaran di Kampus IAKN Kupang-NTT. Jurnal Dedikasi Pendidikan, 4(2), 201--210. https://doi.org/10.30601/dedikasi.v4i2.1026
Lie, A. (2020, Januari 31). Merdeka Belajar untuk Kebahagiaan. kompas.id.
https://www.kompas.id/baca/lain-lain/2020/02/01/merdeka-belajar-untuk kebahagiaan
Sahnan, A., & Wibowo, T. (2023). Arah Baru Kebijakan Kurikulum Merdeka Belajar Di Sekolah Dasar. SITTAH: Journal of Primary Education, 4(1), 29-43.
Kumparan.com "Apakah kurikulum merdeka naik kelas semua?, " 20 November 2024. https://kumparan.com/ragam-info/apakah-kurikulum-merdeka-naik-kelas-semua-ini-jawabannya-22yvzuv6piM
Kompasiana.com : "Adakah siswa yang tinggal kelas didalam kurikulum merdeka?" 20 Novemver 2024 https://www.kompasiana.com/samsul13724/666a374fed6415672c194902/adakah-siswa-yang-tinggal-kelas-di-dalam-kurikulum-merdeka
Firdaus, M.Pd
Dosen PGSD Untirta
Siti Dahniar Salsabila
MahasiswaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H