Mohon tunggu...
Dahlia Silitonga
Dahlia Silitonga Mohon Tunggu... Guru - Senang belajar dan menulis

Anak pertama dari 4 bersaudara, sayang keluarga, senang jalan jalan, menulis dan bernyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jeritan Petani Bawang

2 Desember 2024   15:04 Diperbarui: 2 Desember 2024   15:09 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumentasi pribadi

Panen bawang merah telah tiba. Tentunya membawa sukacita. Panen bawang merah berhamburan di atas tanah yang siap dibersihkan para petani. 

Harga bawang merah yang sedang naik di pasaran menjadi pemicu para petani bersemangat mendulang. Saya pun tertarik melihat tumbuhan umbi ini, tanaman bawang mirip seperti sereh hanya di bagian akarnya ada umbi bawang kecil. Inilah yang dipanen para petani di sawah. Varietas tidak seperti bawang Brebes yang besar tetapi terlihat lebih kecil.

Di balik sukacita panen terdengar kisah para petani yang menjerit karena lahannya menjadi pembangunan perumahan besar-besaran. Membangun rumah menjadi sesuatu yang nilainya lebih tinggi ketimbang panen bawang. Kita bisa menyaksikan hampir sebagian besar lahan pertanian di Cikarang dan sekitarnya berubah wajah menjadi bangunan semen teratur. Lambat laun, lahan pertanian akan semakin terkikis padahal Indonesia dikenal sebagai negara agraris.

Keluhan cerita para petani layak didengar. Kalau ladang sawah berubah menjadi perumahan maka yang terjadi akan banyak para petani yang kehilangan lahan bertani dan pada akhirnya pengangguran terjadi. Para petani akhirnya memilih bekerja menjadi kuli daripada tidak mendapatkan penghidupan karena lahannya telah berubah rupa. Keadan yang memprihatinkan dan perlu menjadi perhatian kita bersama.

Kita semua masih ingin melihat di hari depan panen bawang merah di sekitar kita. 

Petani layak mendapatkan kesejahteraan dan penghidupan yang layak.

Jika mereka sejahtera, kita pun tercukupi kebutuhan bawangnya, tidak perlu mengimpor bawang merah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun