Mohon tunggu...
Dahlia Silitonga
Dahlia Silitonga Mohon Tunggu... Guru - Senang belajar dan menulis

Anak pertama dari 4 bersaudara, sayang keluarga, senang jalan jalan, menulis dan bernyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Perlukah Vaksin Dengue?

30 Mei 2024   17:25 Diperbarui: 30 Mei 2024   18:07 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Webinar hari ini  mengenai lindungi anak dari penyakit Demam Berdarah Dengue (DHF) sangat menarik. Webinar dengan narasumber seorang dokter dari Alomedika dengan peserta para dokter dari seluruh Indonesia. 

Pertama, kita sama-sama tahu bahwa Indonesia termasuk negara tropis, yang menjadi tempat potensial berkembangnya perindukan nyamuk (breeding place) ditambah lagi isu perubahan lingkungan. Suhu bumi yang semakin memanas amat mendukung populasi nyamuk berkembang biak.

Kedua, proporsi kematian terbesar akibat DBD sebesar empat puluh persen terjadi pada golongan umur 5-14 tahun, dan sekitar tujuh puluh lima persen kasus Dengue terjadi pada golongan usia 5-44 tahun. Melihat cukup besarnya proporsi baik angka kematian (mortalitas), dan kesakitan (morbiditas) kasus Dengue maka vaksinasi Dengeu layak dipertimbangkan tentunya.dengan konsisten menerapkan gerakan 3M plus (jumantik).

Ketiga, kita ingin meraih target nasional sebesar nol kasus Dengue pada tahun 2030 maka kolaborasi pemerintah, swasta, dan masyarakat amat dibutuhkan. Masing-masing memiliki peran untuk mesukseskan gol nol kasus Dengue pada tahun 2030.

Vaksinasi merupakan cara pencegahan yang efektif dan efisien karena dapat membentuk herd immunity atau kekebalan kelompok. Herd Immunity yang diharapkan adalah minimal sembilan puluh lima persen. Provinsi Kalimantan Timur menjadi provinsi pertama yang melakukan imunisasi massal vaksin Dengue pada bulan Februari 2024.

Di Indonesia sudah ada dua vaksin Dengue dari BPOM berupa live attuanted atau vaksin hidup bernama TAK 003 yang berada pada fase ketiga clinical trial dan vaksin CYD TDF yang mengalami masa evaluasi setelah mendapatkan lisensi. Brazil merupakan negara pertama yang sudah melakukan program vaksinasi Dengue dengan populasi penduduk yang hampir sama dengan Indonesia.

Penelitian menunjukkan efikasi vaksin sebesar 80,2 % dalam menurunkan kasus Dengue (VCD). Terhadap kasus rawat inap, efikasi diatas 90%. Jadi, tingginya nilai efikasi menunjukkan keefektifan vaksin menurunkan angka kesakitan akibat Dengue.

Sebelum pemberian vaksinasi amat disarankan dilakukan skrinning pada pasien guna mengurangi kejadian pasca imunisasi. Biasanya pasca injeksi vaksinasi ada yang merasakan sakit kepala, demam, dsb yang merupakan hal umum.

Kontraindikasi vaksin Dengue amat penting diperhatikan seperti wanita hamil dan menyusui, pasien imunodefisiensi dan hipersensitivitas tidak boleh diberikan vaksin Dengue.

Dosis vaksin Dengue yang diperlukan sebanyak dua kali dengan rentang waktu pemberian dosis pertama ke dosis kedua sekitar 3-6 bulan. Kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan bumil sebaiknya menjadi target sasaran prioritas program vsksinasi Dengue nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun