Menurut KBBI, mengantre adalah berdiri memanjang ke belakang menunggu giliran untuk dilayani. Mengantre merupakan salah satu budaya atau kebiasaan yang dibiasakan sejak dini. Belajar mengantre dimulai dari ruang kelas. Ketika murid hendak memasuki ruang kelas, mereka diminta untuk berbaris dengan rapi terlebih dahulu.
Mengantre juga merupakan pengamalan sila kedua dan kelima. Dengan mengantre, kita belajar bersikap adil kepada sesama yang sudah mengantre. Mengantre mengajarkan kita untuk belajar bersabar menunggu giliran.
Mengantre biasa dilakukan dalam ruang publik, seperti mengantre giliran boarding kereta, keluar stasiun, menunggu layanan makanan di restoran dll. Kebiasaan mengantre di ruang publik yang dilakukan dengan keteraturan akan menciptakan sebuah budaya.
Budaya mengantre menjadi cerminan penghargaan hak orang lain. Budaya yang sudah terinternalisasi akan membentuk karakter manusia Pancasila sesuai pengamalan sila kedua dan kelima.
Ketika budaya antre telah mampu dilakukan dengan kesadaran maka sebetulnya kita tidak memerlukan lagi pengawasan aparat untuk menertibkan antrean. Tetapi pada realitanya pengawasan antrean masih diperlukan. Petugas stasiun akan selalu mengingatkan para penumpang agar mengantre ke belakang bukan ke samping.
Melatih diri mengantre perlu dilakukan dengan kesabaran dan ketekunan. Untuk itu pembiasaan mengajar anak mengantre sejak dini amat dibutuhkan agar memiliki karakter menghargai hak orang lain. Jadi, budaya mengantre dengan tertib di semua tempat dan waktu memerlukan latihan setiap hari dan hati yang sabar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H