Kota Surabaya atau dijuluki dengan nama kota Pahlawan ternyata memiliki museum bersejarah yang menarik untuk dikunjungi. Museum selalu identik dengan sesuatu yang kuno namun bermakna. Tidak banyak orang yang akan memilih pergi berkunjung ke museum ketika tiba di suatu kota yang baru dengan berbagai pusat perbelanjaan yang menjamur.Â
Bagi saya, mengunjungi museum memiliki nilai bermakna, misalnya saja dengan mengunjungi museum 10 November, kita belajar sikap heroik para pejuang arek-arek Suroboyo yang membela tanah air Indonesia. Saya mendapatkan banyak pelajaran dari mengunjungi kelima museum dimulai dari Museum pendidikan, Museum 10 November, Museum DR. Soetomo, Museum WR. Supratman dan diakhiri di Museum H.O.S Tjokroaminoto. Selain nilai kepahlawanan, ketidaknyaman dalam hidup justru menumbuhkan mental seorang pejuang dan kecintaan terhadap pendidikan yang memanusiakan.
Cara untuk mengunjungi kelima museum di Surabaya, kita perlu mendaftar melalui aplikasi pemesanan online dengan tautan https://tiketwisata.surabaya.go.id/. Cukup satu orang bisa mendaftarkan rombongannya ketika hendak berkunjung di museum pada saat itu. Tiket wisat museum Surabaya akan keluar setelah pendaftaran pada aplikasi berhasil. Dengan menunjukkan bukti e-ticket pada petugas loket museum, kita diizinkan masuk ke museum sesuai dengan waktu kunjungan. Hampir semua museum tidak dikenakan biaya masuk hanya museum 10 November dikenakan biaya sebesar Rp.5,000 dan bagi mahasiswa/siswa digratiskan dengan menunjukkan bukti kartu tanda pelajar atau mahasiswa.
Saat masuk dalam museum, kita akan ditemani oleh petugas museum yang menjelaskan seluk beluk museum mulai dari sejarah tokoh hingga barang-barang antik yang tersimpan pada museum. Semuanya memiliki nilai historis dan tersimpan rapi pada lemari atau meja terkunci rapat bahkan kita bisa menemukan salah satunya sejarah pelajaran bahasa Indonesia," Ini Ibu Budi" pada museum pendidikan. Dialah ibu Siti Rahmani.