Mohon tunggu...
Dahlia "Khamza Az Zahra"
Dahlia "Khamza Az Zahra" Mohon Tunggu... -

~sedang berusaha untuk memberi "semangat pada diri..^_^ Blog sederhanaq: http://khamzalia.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Episode KehidupanQ Dan Dia

14 Maret 2011   01:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:49 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Adikq.. yah dialah adikq, namax eni tepatnya eni yusnita, bagus bukan namax? Akhir namax saya lho yang mengajukan, bagus kan (narsisnya keluar), usia kami terpaut 7 tahun, jadi inget waktu sy masih usia 7 tahun dan harus memiliki adik, sy kurang ingat dengan kejadianx, hanya saja kata ibu sy sempat membenci kelahiranx, kata ibuku saat disuruh untuk melihat adikq, bukannya aku senang dan akhirnya mau mendekatinya (seperti kebanyakan anak2 yang suka akan kedatangan adik baru dirumah), tapi malah aku menjauh dan sama sekali tidak mau mendekatix, kata ibuku itu namanya hilat kl di bahasakan dengan bahasa indonesia dengan baik dan benar namanya “iri”, karena sikap “lebay”itu,sampai akhirnya ada yang bilang, agar saya tidak bersikap seperti itu lagi saya harus dimandikan dengan air bekas adik saya mandi s ( ohh tidakkkkk.... jorok sekaliiii), dan anehnya ide konyol (sy yang bilang) itu mujarap, krn stlh beberapa kali ibu saya memandikan saya dengan air bekas mandi adek saya, saya jadi mau mendekati dia, haha.

Tapi sebenarnya ada yang saya ingat permasalahan kenapa saya tidak suka punya adik lagi, di awal sudah saya katakan kalau kami terpaut 7 tahun, selama 7 tahun itu saya didaulat menjadi anak bungsu, dan itu salah satu kebanggaan saya “menjadi anak bungsu”, dan saya sudah sangat menikmati kebungsuan saya itu, bahkan ibu saya pernah bilang kalau beliau mmng sudah tidak ingin memiliki anak lagi ( walaupun pada akhirnya harus melahirkan 2 orang lagi.hehe), dan saya pun sudah mengatakan kepada teman2 kalau ibu saya sudah gak pengen punya anak lagi, dan saya akan menjadi anak terakhir dikeluarga kami.Meskipun pada akhirx saya harus momong ( bc.mengasuh) adek saya ini. Tapi anehnya saat adek bungsu saya lahir saya tidak merasa benci atau apalah namanya, saya bahkan sangat menyayangi adik bungsu saya.

Kini kami sudah besar bahkan saya sendiri sudah menginjak usia dewasa, dan dia beranjak untuk menjadi dewasa, kini adekq suudah banyak perubahan, dia sudah sedikit2 ingin menunaikan kewajiban sebagai hamba Allah, kini dia sudah mengenal islam meski baru tahap awal, dia sudah mau memakai kerudung dan jilbab (yang banyak dikenal dg sebutan ‘gamis’), jadi ingat juga ketika dia masih SMP saya sering memberi ia masukan agar dia mau menutup aurat, dan dia menaggapi dengan antusias, dia ingin menutup aurat nanti SMA (mau memakai kerudung),dan akhirnya ia bisa menunaikan keinginan tersebut saat masuk SMA, tapi ternyata setelah ia sekolah kelas 11 (2 SMA) banyak kabar miring yang saya dapatkan tentang dia, tapi saya tidak serta merta memvonis dia, sy berusaha seolah2 tidak tau akan perihal itu, bahkan kami putus komunikasi karena dia sering sekali ganti no HP dan dia tidak ingin saya mengetahui, kalau saya pulang kampung saya tidak pernah membahas masalah kabar2 ‘miring’ tersebut, dan diapun sepertinya berusaha menjauhi saya ( itu yang saya rasakan).

Tapi tentu keadaan harus dirubah, pada suatu hari saya sudah sangat sering menerima kabar miring tersebut, yang mengabarkan itu bahkan kakak saya sendiri(yang kebetulan tinggal dikampung dan serumah, akhirnya ketika ada kesempatan libur, saya pulang , dan tujuan utama saya ingin bicara dengan dia meskipun sebenarnya ada tujuan lain juga.hee, pada suatu malam akhirnya saya bisa berbicara 4 mata dengan dia, menanyakan perihal kejadian yang sebenarnya, saya berusaha tidak menjadikan dia sebagai terdakwa, saya hanya meminta dia menceritakan apa yang sebnarnya terjadi, dan saya berusaha menjadi pendengar yang baik dan sy ingin dia menganggap saya bukan sebagai kakak tapi sebagai sahabat, saya percaya dengan apa yang ia katakan meskipun tidak 100% percaya, tapi dihadapan dia saya berusaha tidak menyangkal apa yang dia ceritakan, krn saya tidak mau membuat dia kecewa dengan ketidakpercayaan saya akan cerita dia, tidak banyak kata yang saya sampaikan kepada dia hanya sekedar nasehat2 ringan, dan karena memang saya orang yang cengeng begitupun dengan dia akhirnya kami sama2 menangis, sungguh saya banyak berharap dia mau berubah. Dalam waktu yang lumayan lama saya tidak berkomunikasi dengan saya, karena jarak yang jauh, meskipun ada HP, tapi saya jarang kontak dengan dia, alsannya ya kerana tadi sudah saya katakan dia selalu ganti2 NoPe. Dalam waktu yang lama kabar miring tentang dia terus terdengar.

Akhirnya dia lulus juga sekolahnya, dan sangat membuat saya sedih dia membuka kerudungnya, tidak banyak cakap yang saya lontarkan kepada dia, karena saya tau dia adalah orang yang pantang dilarang atau dibilangin, saya hanya katakan “kemana kerudungnya dek”, kok gak di apke lagi kerudungnya” tidak banyak dalil2 yang saya ungkapkan karena saya tau dia akan membantah dengan kata2 “ ia saya tau”. Ya sudah, saya pikir itu pilihan hidup dia. Saya tau dia mengerti kewajiban seorang muslimah(mungkin tepatx “tau” bukan “paham”), karena waktu dia masih semangat2 dulu mau berubah saya rajin meninggalkan buku islam kalau pulang kampung.

Disinilah awal perubahan itu dimulai, saya ingat waktu itu saya mengajak dia ikut dalam acara training remaja yang diselenggarakan PERMATA HATI, dan minggu sebelumnya saya beri dia hadiah buku “ Jangan Sadarin Cewek ~Chio”,alhamdulillah dia mau saya ajak ke acara tersebut, jujur saya sangat bahagia sekali, saya berharap ada perubahan stelahacara itu dan setelah dia membaca buku pemberian saya. Dan tak saya duga perubahan itu begitu cepat (meski belum sempurna),esoknya setelah pulang dari acara tersebut dia sms saya ( saat itu memang dia masih tinggal dengan kakak saya),bunyinya “siapa yang mau ngasih saya modal”, saya tidak mengerti dengan maksud sms itu, dan saya tidak membalasnya, tapi tidak berapa lama kemudian ada sms masuk dan dari dia juga yang bunyinya “ siapa yang mau ngasih saya modal buat beli baju panjang dan kerudung”, kontan saya kaget sekali (sekaligus bahagia ^_^), dan saya pun langsung membalas apakah benar apa yang dia katakan, dan dia jawab ia, saya katakan lagi kepada dia bagaimana sebnarnya pakaian seorang muslimah, saat itu dia bilang belum siap untuk memakai jilbab, n saya tidak memaksa untuk itu, saya berfikir ini adalah proses dan dia butuh proses tersebut, tapi saya katakan jangan pake celana karena itu menyerupai laki2, karena Allah dan RsulNya melaknat wanita2 yang mnyerupai laki2 ataupun sebaliknya, akhirnya keesokan harinya saya menemani dia belanja(tentunya dg modal yang sy miliki :D) kami mendapatkan 2 rok, dan ditempat lain dia mendapatkan baju dan kerudung.dan dia akhirnya mau mengkaji islam rutin 1 minggu 1x. Tapi awal2x dia masih ada selingan untuk memakai celana, dan saat saya tanya jawabannya sangat simple “ roknya belum dicuci” ^__^. Dan dia masih memakai baju yang ketat. Tapi saya tidak langsung memvonis. Kini dia sudah berusaha untuk memakai jilbab, saya sering mengatakan tentang persoalan jilbab, dan kebetulan ada IBF(Islamic Book Fair ~ jakarta.Red), saya katakan nanti qt beli jilbab dek, dan dia setuju dengan usulan saya, dengan jawaban setuju berarti dia sudah siap (insyaAllah),dan hari ini adalah hari ke-3 dia memakai jilbab. Hatiq sangat senang sekali.

Saya kenal dengan adikq, dia bukan tipe orang yang suka banyak2 dijelaskan tentangsst hal, apalagi dituntut, dia tidak suka di paksa, dia hanya butuh proses/waktu untuk memahami sesuatu lalu mengamalkannya.

Oh ya sekarang dia memang sudah 1 kost dengan saya, kurang lebih sudah satu bulan ini, dan alasan kenapa dia sekarang tinggal dengan saya, karena waktu itu dia kabur dari tempat kakak(mbak), malam itu tiba2 teman satu kerjaan dengan dia sms saya “ kak coba hubungi eni”, jujur saya bingung memang apa yang terjadi, tapi tidak berapa lama eni menghubungi saya (sms) isinya “ saya pergi dari rumah woh (panggilan kami kepada kakak perempuan kami, anak pertama orang tua saya), terserah kalian mau bilang apa.”Dan sms dari temennya pun masuk lagi “ kak telpon eni dia mau kerumah saya, ini udah malem jalan mau kerumah saya sangat rawan dan gelap” ya waktu itu memang sudah pukul 21 krang lebih, dan saya sangat mengenal jalan dan suasana jalanan menuju rumah temen adek itu.sangat menyeramkan, gelap dan sepii. Saya hubungi eni tapi gak diangkat2, akhirnya saya sms “ dek jangan kerumah devy(nama temennya) ke cengkareng aja(almt dimana saya tinggal), ini udah malem jalanan kerumah devy sangat rawan dan gelap, udah ke cengkareng aja.” Dan dia pun membalas “iya, tapi jangan ditanya2in nanti saya” saya tidak menjawab sms nya.

Saya tunggu sudah mau jam 22.00 tapi dia masih belum sampai akhirnya saya sms lagi, “eni udah dimana?” di balas” masih dimasjid (maksudx masjid dekat kontrakan kakak)”, saya sms lagi” cepetan kesini udah malem nanti gerbangnya dikonci(gerbang kostan memang di gembok kalau sudah malam) dan lagi2 dia menjawab “iya, tapi nanti saya jangan ditanya2in”, saya bals smsx “cepetan kesini udah malem”, dia hanya menjawab “iya”.

Itulah adekq, saya tau bagaimana dia meskipun saya tidak mengenal seutuhx, tapi saya berusaha agar saya bisa mengerti ttg dirix, setelah diia sampai saya memang tidak menanyakan apapun kepada dia bahkan besoknya dan besoknya lagi, saya tidak pernah menanyakan alasan kenapa dia kabur dari rumah, dan begitupun sebaliknya, saya tidak menghubungi kakak untuk menanyakan permasalahan ini, karena saya ingin mendengar cerita versi dari dia terlebih dahulu, dan setelah beberapa hari akhirnya ada waktu kami berbicara, saya memang tidak langsung menanykan perihal kejadian malam itu, kami bercerita tentang segala hal dan karena saya tipe orang yang agak pendiam alias tidak terlalu mahir untuk mencerikan segala hal yang terjadi dengan saya , maka dialah yang mendominasi pembicaraan kami, dan saya pikir inilah waktu yang tepat saya menanyakan ttg permasalahan ‘itu’, dan alhamdulillah dugaan saya tepat, dia akhirnya mau menceritakan maslah yang terjadi. Dan setelah bebrapa waktu saya kerumah kakak dan kakak cerita ( meskipun versinya berbeda :D :D) tapi pada intix sama ^__^. Dan permaslahan inipun alhamdulillah tidak membuat tali itu putus, sekali lagi saya katakan bahwa eni hanya butuh waktu.itu saja.

Kini adikq sedikit banyak sudah ada perubahan, teringat lagi waktu pulkam beberapa waktu lalu, saya sempat membuka diary saya waktu masih sekolah (kebetulan dapat hadiah ultah ^__^), dan ternyata di pakai oleh eni, disitu dia menuliskan sedikit goresan, bahwa dia ingin menjadi”pengemban dakwah”, jujur saya nangis saat membaca tulisanx dibuku diare itu, yang bertolak belakang dengan keadaan sesungguhnya. Ya saat dia masih smp saya sering menuliskan pesan tentang banyak hal mengenai islam. (Meskipun pada saat itu saya pun belum kuat menggenggam bara islam),Dan dia sangat semangat ketika itu, saya menyuruh dia ngaji, dan saya berusaha bertanya kepada teman2 disini(jakarta,khusunya cengkareng) apakah ada yang kenal dengan nisa’ yang tinggal dilampung, tapi sayang tidak ada yang tau.

Harapan ku saat ini, ia bisa menjadi jauh lebih baik lagi, dan keinginanx dulu bisa bisa tercapai, adikq... butuh waktu itu itu. Adikq.. butuh proses untuk menggapai itu, pross yang pelan tapi pasti. Karena dia butuh kesabran dan kelembutan dari kita^_^. Yahh.. begitulah adikq.

Do’aq...

Ya Allah ya rahman ya rahim... yang maha pemberi hidayah kepada setiap hambaMU.izinkan ia menjadi hamba yang baik dlm pandanganMU. Tumbukan semangat dan keistiqamahan padanya. Izinkan ia menajdi salah satu diantara hamba2Mu yang Terpilih. Ya Allah... Engkau melihat bagaimana saat ini dia sedang dalam proses meraih HidayahMu. Ya Rabb.. istiqamahkan kami dlm perjalanan dakwah. Biarlah kami wafat dijalan ini. Amiiin..

TETAP ISTIQAMAH ADIKQ

Spesial untuk adikq tercinta,tersayang , terimut :D : Eni Yusnita/Eni Deckil.

Dini hariyang menyenangkan bagiku karena dapat menuliskan kisah ini

Cengkareng,14/03/2011 02.03 WIC (waktu indonesia cengkareng)

*BTW kok saya tidak ngantunk ya* T_T

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun