Mohon tunggu...
Dahlan Khatami
Dahlan Khatami Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya menguras isi kepala ke dalam tulisan

Menulis adalah muara dari pikiran, perasaan, pengalaman perenungan, pengungkapan, pengakuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Pendidikan Menjadi Barang dan Jasa yang Diperdagangkan

10 Februari 2021   07:03 Diperbarui: 10 Februari 2021   07:09 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Fenomena yang terjadi di atas menggambarkan bahwa pendidikan bukan untuk semua manusia. Yang berhak mendapatkan pendidikan yang sama dengan sesama manusia namun mendapatkan pendidikan dengan sesuai kemampuan bayaran. Dengan kata lain hanya sekadar untuk mendapatkan hak pendidikan seseorang di minta untuk membayarnya. Yang artinya manusia membayar haknya yang pada dasarnya hak adalah sesuatu yang melekat dari orang itu sejak masih di dalam kandungan.

Ketika seseorang tidak memiliki cukup uang untuk membayar hak pendidikannya. Maka terpaksa ia tidak memilikinya. Dan saat tempat pendidikan meletakkan harga yang tinggi agar seseorang memiliki hak pendidikan. Pada saat yang sama tempat pendidikan tidak pernah memihak pada mereka yang miskin. Secara tidak langsung terdapat pesan bagi mereka yang miskin diharamkan untuk menikmati pelayanan dan mutu pendidikan.

Secara langsung pendidikan yang semula menjadi hak semua manusia di khianati dan di kebiri oleh tempat pendidikan. Menjadikan Pendidikan sebagai hak semua manusia yang mampu membayar. Ini memperlebar jurang antara si miskin dan si kaya sehingga tejadinya diskriminasi sosial. Antara orang yang berpendidikan dan tidak berpendidikan.

Dengan menjadikan pendidikan hak orang yang berbayar. Pendidikan tidak lagi manusiawi dan tidak memanusiakan manusia. Dan mengasingkan dirinya pada sebagian manusia lain. Yang lebih parah pendidikan menjadi ancaman eksistensi manusia. Karena berperilaku diskriminatif.

Sumber Bacaan:

https://mapcorner.wg.ugm.ac.id/

Kristeva, Nur Sayyid Santoso, M.A. 2015. Manifesto Wacana Kiri: Membentuk Solidaritas Organik Agitasi dan Propaganda Wacana Kiri untuk Kader Inti Ideologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun