Mohon tunggu...
Muhamad Dahffa Hidayat
Muhamad Dahffa Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra

Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The Will of Hero

12 Desember 2024   21:03 Diperbarui: 12 Desember 2024   21:03 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Orang-orang desa berlarian panik, tetapi Arka berdiri di tengah jalan utama, menghadang makhluk itu. "Berhenti!" teriaknya dengan suara yang lebih tegas dari sebelumnya.

Makhluk itu mengaum, tetapi ketika melihat pedang di tangan Arka, ia mundur sejenak. Pedang itu bersinar terang, seolah-olah merespons keberanian pemiliknya.

Dengan lompatan kecil namun penuh tekad, Arka menyerang makhluk itu. Pedang kecilnya tampak tak berarti melawan tubuh raksasa itu, tetapi setiap kali ia menyerang, cahaya dari pedang itu melukai makhluk tersebut. Pertarungan berlangsung hingga matahari terbenam. Akhirnya, dengan satu serangan terakhir, makhluk itu tumbang dan menghilang menjadi asap hitam.

Orang-orang desa bersorak. Mereka mengangkat Arka ke udara, memujinya sebagai pahlawan. Namun, Arka hanya tersenyum malu-malu. "Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan," katanya.

Malam itu, peri penjaga pedang muncul kembali. "Kau telah membuktikan dirimu, Arka. Tetapi ingat, menjadi pahlawan bukan tentang kekuatan, melainkan tentang keberanian dan kebaikan hati. Pedang ini sekarang milikmu."

Sejak hari itu, Arka bukan lagi anak kecil yang diremehkan. Ia menjadi pelindung desa, pahlawan kecil dengan hati besar yang selalu siap menghadapi bahaya apa pun. Namun, di hatinya, ia tetaplah Arka yang suka duduk di bawah pohon beringin, bermimpi tentang dunia yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun