Mohon tunggu...
Muhamad Dahffa Hidayat
Muhamad Dahffa Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra

Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The Will of Hero

12 Desember 2024   21:03 Diperbarui: 12 Desember 2024   21:03 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi hutan lebat, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Arka. Tubuhnya kecil dan kurus, tetapi matanya menyala penuh semangat. Ia sering duduk di bawah pohon beringin tua di tengah desa, membaca buku-buku tentang pahlawan legendaris yang mengalahkan naga, menyelamatkan kerajaan, dan membawa kedamaian.

"Aku ingin menjadi pahlawan seperti mereka," gumam Arka suatu hari, menatap langit biru yang membentang di atasnya.

Orang-orang desa sering menertawakannya. "Arka, kau bahkan tidak bisa membawa seember air dari sumur tanpa tumpah. Bagaimana kau bisa menjadi pahlawan?" ejek salah satu tetangganya.

Namun, Arka tidak pernah menyerah. Suatu malam, saat bulan purnama bersinar terang, ia mendengar bisikan aneh dari dalam hutan. Bisikan itu seperti memanggil namanya. Dengan keberanian yang hanya dimiliki anak-anak, ia mengikuti suara itu.

Di tengah hutan, Arka menemukan sebuah batu besar yang bersinar lembut. Di atas batu itu, tergeletak sebuah pedang kecil. Pedang itu tampak biasa saja, tetapi ketika Arka menyentuhnya, ia merasakan kehangatan mengalir ke seluruh tubuhnya.

"Aku telah menunggumu, Arka," suara lembut terdengar. Dari balik bayang-bayang pohon, muncul seekor makhluk kecil bersayap. Ia seperti peri, tetapi tubuhnya terbuat dari cahaya.

"Siapa kau?" tanya Arka dengan mata melebar.

"Aku adalah penjaga pedang ini. Pedang ini hanya bisa digunakan oleh mereka yang berhati murni dan memiliki keberanian sejati. Apakah kau siap menjadi pahlawan, Arka?"

Tanpa ragu, Arka mengangguk. Peri itu tersenyum dan melambaikan tangannya. Tiba-tiba, pedang itu memancarkan cahaya yang menyelimuti Arka. Pakaian lusuhnya berubah menjadi jubah sederhana, tetapi kuat, dengan lambang bintang di dadanya.

"Mulai sekarang, kau adalah pelindung desa ini. Bahaya besar sedang mengintai, dan hanya kau yang bisa menghentikannya."

Arka kembali ke desa dengan hati berdebar. Keesokan paginya, desa diguncang oleh gemuruh yang menggetarkan tanah. Dari hutan, muncul seekor makhluk raksasa berkulit hitam dengan mata merah menyala. Makhluk itu mengamuk, menghancurkan ladang dan rumah-rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun