Kuningan,- Mahasiswa IPB University melakukan kegiatan "Branding dan Pengolahan Hasil Bumi Desa Gunungsirah" berupa selai kesemek, yang merupakan salah satu program kerja kelompok KKN-T IPB University tahun 2022 di Desa Gunungsirah. Kelompok KKN-T yang bertugas di Desa Gunungsirah, Kabupaten Kuningan terdiri dari Daffa, Aisya, Tasya, Awaliyah, Magfirah, Naufal, Nadira, Raihan, dan Ridzky.Â
Profil Desa Gunungsirah
Desa Gunungsirah, Kecamatan Darma terletak pada bagian barat Kabupaten Kuningan + 5 km dari ibu kota kecamatan, + 18 km dari ibukota kabupaten, dan + 115 km dari ibukota provinsi Jawa Barat. Desa Gunungsirah memiliki luas darat sekitar 322,5 ha dengan luas tanah pertanian 286,56 ha, luas permukiman 20,96 ha dan luas pertanian serta perkebunan 13,98 ha. Komoditi pertanian yang cukup tinggi produksinya adalah buah kesemek.
Buah Kesemek si "Apel Ganjen"
Buah kesemek atau banyak dikenal dengan sebutan "apel ganjen" atau "apel genit" memiliki ukuran dan bentuk menyerupai apel. Kesemek  (Diospyros  kaki  L.) tumbuh pada dataran  tinggi  (pegunungan) dengan suhu rendah, kelembaban tinggi, dan intensitas matahari tidak 100%. Buah kesemek memiliki kandungan senyawa yang berpotensi sebagai antimikroba dalam menghambat  pertumbuhan  bakteri Escherichia  coli. Pada penelitian sebelumnya, dikatakan bahwa buah kesemek (Diospyros kaki L.) memiliki kandungan berupa air,  protein,  lemak,  karbohidrat,  vitamin  A,  vitamin  C, kalium,  potassium,  phenol,  dan  tanin sehingga dapat digunakan  sebagai  obat  pencegah  kanker  dan penyakit  jantung,  bahkan  sebagai  obat  penurun  tekanan darah tinggi (Kurniasari et al. 2017).
"Pohon kesemek sudah ada sejak zaman penjajahan, kemudian diperbanyak dengan menggunakan tunas. Buah kesemek yang matang di pohon  memiliki rasa sepet sehingga panennya dilakukan saat buah masih setengah matang. Kesemek yang telah dipanen, kemudian direndam dalam air apu (kapur) untuk mematangkan dan mengurangi rasa sepet serta menjaga tekstur buah. Desa Gunungsirah menghasilkan sekitar 1000 ton/tahun buah kesemek pada lahan seluas +40 ha. Dijual dengan harga Rp1,500/kg (dari petani); Rp2,500/kg (dari pemikul); dan Rp2,500 hingga Rp 4,000/kg (harga siap didistribusikan)", ungkap Bapak Saipudin selaku pengepul buah kesemek.
Workshop Pembuatan Selai Kesemek Bersama Kader PKK
Kegiatan branding dan pengolahan hasil bumi Desa Gunungsirah berupa selai kesemek dilakukan di Balai Desa Gunungsirah pada hari Minggu, (17/07/2022). Â Kegiatan tersebut dilakukan bersama kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan beberapa masyarakat setempat. "Kegiatan Branding dan Pengolahan Hasil Bumi Desa Gunungsirah berupa selai kesemek diharapkan mampu mengangkat Desa Gunungsirah sebagai sentra buah kesemek, memiliki produk olahan, serta meningkatkan perekonomian masyarakat desa", ungkap Daffa selaku ketua kelompok mahasiswa KKN-T IPB.
Pengolahan selai kesemek dimulai pukul 10.00 WIB sampai 13.00 WIB yang terdiri dari workshop pembuatan selai kesemek, proses pembuatan hingga pengemasan selai kesemek. Penjelasan mengenai pembuatan selai kesemek disampaikan oleh perwakilan mahasiswa KKN-T IPB. Adapun branding yang dilakukan terdiri dari pembuatan maskot desa, cuplikan video mengenai selai kesemek, dan penyebarluasan informasi melalui media massa Kabupaten Kuningan.
Respon Positif Pemerintah Kabupaten Kuningan
Selai kesemek mendapatkan respon yang baik dari Sekretaris Bappeda  yakni, Rineka Soelaeman, MT., MPP. Beliau mendukung peningkatan nilai dari kesemek sebagai potensi ekonomi dari desa Gunungsirah.  Kepala bidang Hortikultura dan Perkebunan Kuningan, Bapak Andi, SE., MM. dan Bapak Soni Gunadi, S.Pt selaku Kepala Seksi Keamanan Pangan.  Pihak dinas pun mengharapkan program ini ditindaklanjuti melalui pengajuan proposal kepada pihak terkait.
Ungkapan Syukur Pemerintah Desa
Kepala Desa Gunungsirah merasa terbantu dengan kedatangan mahasiswa KKN-T IPB di desa. Menurutnya, mahasiswa KKN-T IPB memiliki inovasi dan kreatifitas yang cemerlang untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Gunungsirah sesuai dengan potensi yang ada. Berdasarkan data UPTD Pertanian Darma, Desa Gunungsirah termasuk salah satu desa "Pinunjul" karena memiliki potensi khas seperti buah kesemek. "Terima kasih kepada mahasiswa KKN-T IPB yang telah menggali potensi yang ada di Desa Gunungsirah berupa selai kesemek, sehingga kesemek tidak hanya petik-jual tetapi petik-olah-jual", ujar Bapak U. Mahmudin selaku kepala Desa Gunungsirah.
Pengembangan produk olahan kesemek yang berkelanjutan menjadi harapan perangkat Desa Gunungsirah dan mahasiswa KKN-T IPB, walaupun kegiatan KKN-T IPB 2022 telah selesai dilaksanakan. Pihak Desa Gunungsirah pun berharap adanya kerjasama lebih lanjut dengan IPB terkait pengembangan olahan buah kesemek akan terus berjalan. Baik itu dalam bentuk kegiatan KKN, maupun kegiatan kemahasiswaan lainnya. Besar harapan mahasiswa, pengembangan produk olahan kesemek dapat terus berjalan walaupun kegiatan KKN-T IPB 2022 telah selesai dilaksanakan.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H