Mohon tunggu...
Nature

Ideologi, The Environment, and One Worldview

3 Juli 2014   19:47 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:38 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia berada pada sebuah perahu kecil. Dewasa ini lingkungan dan ekologi bukan merupakan permasalahan yang controversial, alasannya adalah kehadiran ideology yang doinan dala kehidupan. Penenkanan terletak pada setiap perusahaan mengadopsi praktek-praktek untuk lingkungan social, maka praktek tersebut akan membawa dampak buruk bagi lingkungan (degradasi lingkungan). Penekanan terletak pada bagaimana setiap korporasi melakukan environmentalism, hal ini melalui pendekatan analisis wacana. Dalam analisi tentang perusahaan Noranda, akan diperlihatkan hubungan antara alam dengan masyarakat, dan filosofis mengenai lingkungan. Dalam environtmentalism terdapat aksi yang lebih mengarah kepada pemikiran pragmatis, dari pada etika.

Hal mendasar adalah bagaimana hubungan antara tanggung jawab perusahaan dengan prospek perubahan social yang terjadi. Fokusnya adalah :

1.Menjelaskan mengenai bagaimana pertumbuhan environmentalism menyebar pada wacana umum dan membentuk ideology dominan.

2.Melihat bagaimana bahsa dan kekuatan saling berinteraksi dalam komunikasi korporat yang mendukung wacana – wacana yang dibentuk

3.Mendeskripsikan laporan kerangka kerja yang berjalan dalam wacana yang ada

The Discourse of Environtment

Dewasa ini, manusia berupaya untuk mengurangi dampak buruk bagi lingkungan.

Misalnya dalam perayaan  hari bumi. Selain itu, hadir benuk produksi baru dari teknologi yang terjadi dalam dunia bisnis. Kemudian pengenalan terhadap sustainable developments yang kemudian mengubah korporasi dan peran pemerintah serta masyarakat social. Titik balik dari evolusi budaya adalah pada bagaimana modernitas yang berorientasi pada industrialisasi sebagai tolok ukur dan mempengaruhi politik dibandingkan dengan lingkungan. Eder mempunyai argument bahwa environmentalism pada sekitar tahun 1980an merupakan protes dari adanya agenda mengambil sumber daya lingkungan. Wacana ini mempengaruhi banyak korporasi, bahkan dalam sector pemerintahan. Hasilnya, wacana mengenai environmentalism bertransformasi pada ideologi- ideology politik. Suatu cara pandang berbeda mengenai komunikasi lingkungan dan dominasi ideology mengenai ligkungan menciptakan marketplace dala wacana yang pada akhirnya menciptakan kekuatan dan legitimasi tertentu. Wacana dari suatu organisasi mengenai isu lingkungan lebih diarahkan pada persepsi masyarakat. Hal inilah yang memicu timbulkan komunikasi green image. Hal ini menjadi asset simbolik masyrakat modern.

Environmental Philosophies

Dewasa ini, paham mengenai sosialis mulai ditinggalkan. Hal ini disebabkan adanya seluk beluk mengenai kapitalisme. Korporasi merupakan agenda kapitalisme. Filosofi dari lingkungan menggunakan dua pendekatan yaitu tradisional dan non tradisional. Sesuai dengan hal tersebut maka dilakukan pembagian filosofi dari lingkungan menjadi anthropocentric (memusatkan perhatian pada manusia) dan ecocentric (memusatkan perhatian pada bumi).

Gray memberikan 7 klasifikasi kerangka kerja untuk memahami sedikit jalan dalam kelompok- kelompok yang berbeda yang mempertimbangkan relasi pada organisasi dan masyarakat.

1.Pristine capitalist : penglihatan yang dominan dalam akutansi dan keuangan dimana tanggung jawab perusahaan dengan menggunakan uang untuk para stakeholdernya.

2.Expedients : penglihatan secara long-term untuk melihat bagaiana realisasi kesejahteraan ekonomi (economic welfare) dan stabilitas hanya dapat dicpai dengan menerima bebrapa tanggung jawab social.

3.Social contracs proponents : sebuah sikap dari perusahaan dan organisasi lain yang hidup dalam kehidupan masyarakat dan memiliki sikao bertanggungjawab kepada masyarakat ntuk hidup damai dan merespon masyrakat.

4.Social ecologist : meletakkan konsentrasi pada lingkunga social dan erasakan bahwa memberikan pengaruh yang besar dalam membuat problem social dan lingkugan, hal tersebut kemudian dijadikan acuan bagaimana menyelesaikan masalah tersebut.

5.Socialist : secara signifikan harus mengatur kembali kepemilikan dan struktur masyarakat.

6.Radical feminist : siapa yang merasakan kesalah mendasar mengenai konstruksi maskulinitas yang berlangsung secara agresif sehingga digunakan sebagai pedoman dalam system social kita dan dalam hal tersebut dibutuhkan nilai- nilai selain feminism termasuk cinta, perasaan terharu, dan kooperatif.

7.Deep ecologist : siapa yang menahan manusia untuk tidak mempunyai hak yang sangat besar untuk mengeksistensikan yang lain dalam kehidupan ini.

Organisasi masyarakat mempunyai viewpoints yang berbeda.

Anthropocentric (Human- Centered) Philosophies

Ketika didirikan kapitalis dan neo- ekonomi klasik, dapat ditemukan kerangka kerja bahwa setiap orang mempunyai kebutuhan dan saling bersaing dalam persaingan pasar. Peran pemerintah lebih untuk melindungi kehidupan, kebebasan, dan hak property. Alam menjadi bernilai jika dapat dimanfaatkan oleh manusia. Manusia tidak mempermasalahkan masa depan akan alam, oleh karena itu ilmu pengetahuan dan teknologi akan senantiasa memberikan solusi bagi kehidupan manusia.

Hak direfleksikan dalam liberal environmentalism yang mengarahkan pada regulasi untuk melindungi ancaman manusia dari bahaya produksi dan konsumsi.

Ecocentric (Holistic) Philosophies

Holistik adalah pendekatan bagaimana memikirkan kembali tempat manusia dalam alam. Ekologi social dan gerakan menempatkan situasi manusia dengan adanya konteks pada alam dan mengkritik segala bentuk dari adanya dominasi. Contoh hal ini adalah bagaimana kekuatan suatu Negara disalahgunakan.

Ecofeminism sebagai paying bagi perspektif yang berfokus pada dominasi diantara laki- laki dan perempuan. Ecofeminism pada akhirnya tidak membuat human- centerdness, tetapi lebih ke androcentrism.

Deep ecology secara konsisten memberikan perspektif dengan nilai non- instrumental untuk kehidupan non- manusia. Gerakan ekologi dalam, lebih menegaskan bagaimana sutau geakan didasari diantara manusia dan yang bukan manusia.

Corporate Communication and Discourse

Fairclough mengatakan bahwa wacana adalah produk social dan budaya dimana menghadirkan konstruksi dari kehidupan social kita serta produksi dan reproduksi serta transformasi makna, ideology, dan struktur social.

Public discourse digunakan dalam konteks komunikasi yang lebih luas, misalnya suatu perusahaan. Perusahaan Noranda mengisyaratkan bahwa korporasi menginginan green image sebagai agendanya. Selain sebagai marketplace, hal ini digunakan oleh korporasi agar korporasi tersebut juga dapat survive. Dalam korporasi, akhirnya ada hubungan antara bahasa yang disampaikan, kekuatan, dan ideology yang dibawa. Gerakan lingkungan tidak hanya menghadirkan peran komunikasi, mereka memberikan makna simbolik, sebagai kunci dari marketplace untuk green images dan legitimasi lingkungan. Pada akhirnya kebenaran menjadi tidak nyata. Hal ini akan dimaknai berbeda, oleh orang yang berbeda pula.

Report Selection, Framing Device, and Discourse Analysis Procedures

Kasus ini dijadikan contoh adalah laporan dari perusahaan Noranda. Noranda adalah perusahaan tambang yang leading di Kanada dan mempunyai isu lingkungan yang harus diselesaikan. Noranda adalah perusahaan pertama di Kanada yang memberikan laporan mengenai lingkungan. Perusahaan ini memenangkan penghargaan atas laporan lingkungan dan pengembangan terus- menerus. Analisis wacana dalam hal ini digunakan dalam memahami peran teks sebagai media dalam praktek social dan interaksi. Selanjutnya adanya kehadiran kekuatan dari persuasi dan retorika yang dilakukan. Pendekatan dilakukan untuk mengetahui bagaimana green image dibentuk oleh Noranda dan digunakan agar mendapatkan legitimasi dari public yang berbeda.

Pertama menggunakan moral responsibility. Dalam diskusi ditemukan bahwa mor  al yang digunakan dalam regulasi, aksi sukarela, dan lebih digunakan dalam makna tanggungjawab dan adanya komitmen. Kedua adalah empirical objectivity. Pengetahuan, data, dan objektivitas empiris selalu gagal dalam hegemonic role. Aesthetic judgement lebih mengarahkan kepada sifat berperasaan sebagai relasi kepada alam.

Noranda’s Report and Moral, Empirical, and Aesthetic Frames

Deskripsi dari laporan Noranda

Perusahaan tersebut pada akhirnya mempunyai 4 kunci utama permasalahan, yaitu:

1.Deskripsi bagaimana industry pertambangan digunakan dan berinteraksi dengan lingkungan

2.Bagaimana tingkat dari regulasi

3.Bagaimana perusahaan memenuhi regulasi yang diminta

4.Perencanaan aksi untuk mendapatkan area dimana mereka tidak diterima oleh masyarakat. Regulasi dan pemenuhannya merupakan titik penting dari laporan tersebut

Laporan tersebut menegahkan isu terhadap akibat yang dihasilkan pada elemen- elemen seperti air, udara, pulau, dan kesehatan. Selain itu juga regulasi, pemenuhannya (compliance), dan tipe struktur dari aksi yang dilakukan.

Moral Responsibility Framing Devices

Sebagai perusahaan, Noranda menyatakan bahwa social responsibility mencakup tanggungjawab senior manajemen terhadap keamanan dan kesehatan, tanggung jawab untuk para pelanggan, dan tanggungjawab terhadap para karyawan. Dalam hal ini perusahaan terindikasi melakukan aktivitas menejemen lingkungan dengan referensi :

a.Referensi/ usulan syarat dari pemerintah

b.Menggunakan praktek manajemen perusahaan (yang bukan usulan dari pemerintah)

c.Menggunakan politik peraturan dalam perusahaan yang diterapkan

Hal ini pada akhirnya memperlihatkan, contohnya suatu perusahaan mendapatkan ISO sebagai jaminan mutu dari perusahaan tersebut. Pada akhirnya suatu perusahaan akan berdiri kokoh, ketika mereka dapat berinteraksi dengan baik dengan para stakeholdernya. Perusahaan tambang tidak akan bermasalah dengan regulasi pemerintahan, ketika mereka menjalin hubungan yang kuat dengan pemerintahan.

Empirical Objectivity Framing Device

Dalam hal ini terdapat aspek- aspek dalam kuantitatif. Penglihatan secara empiric dari laporan tersebut, memperlihatkan pada permasalahan :

a.Keasaman yang ditumbuhkan oleh emisi gas perusahaan

b.Emisi dari barang- barang metal yang dihasilkan oleh tambang

c.Konsumsi daripada energy yang dibutuhkan

d.Bekas jejak yang ditinggalkan perusahaan

e.Dialog yang dilakukan dengan komunitas

f.Keamanan

g.Pertumbuhan yang sarat dengan keuntungan

h.Pengeluaran untuk mengatasi masalah lingkungan

Kebanyakan dari bisnis melakukan environmentalism dengan strategi green sebagai solusi untuk mengatasi masalah lingkungan. Pertambangan dan perusahaan selalu dikritik, dikarenakan adanya ketimpangan antara benefit yang didapatkan dengan pengaruh lingkungan yang diambil selama proses produksi hingga konsumsi. Pengetahuan dan teknologi yang tadinya diharapkan dapat membantu, pada akhirnya tidak dapat melakukan banyak hal.

Aesthetic Judgement Framing Device

Dalam hal ini mendeskripsikan 5 aspek aesthetic judgement, yaitu:

a.Deskripsi daripada alam

b.Penggunaan terminology

c.Hubungan dengan para karyawan

d.Objektifikasi daripada ligkungan

e.Pengambilan wajah atau image dalam perusahaan

Dari laporan ditemukan hasil bahwa aktivitas pertambangan, merusak pulau. Isu global mengenai perubahan iklim, mungkin juga mengancam aktivitas pertambangan.

Sustainable development dari Noranda tidak hanya berfokus pada sisi eksternal, tetapi juga pada sampai eksternal (misalnya kesehatan). Protes keras pastinya muncul karena relasi yang terjadi adalah lebih kuat mengarah ke ekonomi, daripada lingkungan. Hal tersebut menjadi krusial, tetapi pengembangan diperlukan perusahaan tersebut agar tetap dapat survive.

Topik yang diangkat perusahaan seperti human interest dan hero stories merupakan wajah dimana ada hubungan aesthetic antara alam dan lainnya dan digunakan untuk merias wajah perusahaan.

Noranda’s Environmental Philosophy and Changing Worldview

Noranda emiliki Environmental Policy, yang digunakan sebagai usaha untuk environmentalism. Dengan demikian, tulisan ini mengharapkan adanya keseimbangan antara aspek social, ekonomi, dan lingkungan dalam keterlanjutan pembangunan yang dikembangkan oleh perusahaan. Ilmu pengetahuan dan teknologi, digunakan sebagai alat untuk penelitian dan pengembangan perusahaan. Manajemen system Sustainable Developent Policy yang dimiliki Noranda misalnya, mempunyai beberapa penekanan dan implementasi dalam :

1.Menjadikan perusahaan sebagai leader

2.Mempertemukan dengan regulasi

3.Mengimplementasikan system dari manajemen

4.Memberikan target yang akan dituju

5.Mempertimbangkan isu-isu social

6.Memfasilitasi adanya dialog dengan komunitas

7.Mempromosikan produk

8.Mengembangkan ilmu pengetahuan secara ilmiah dan teknologi

9.Memastikan aktivitas sesuai dengan etika

10.Mempromosikan employee awareness

11.Mengkomunikasikan progress dari pengembagan yang dilakukan

Noranda menggunakan pendekatan anthropocentris. The social contract perspective mengilustrasikan bagaimana hubungan yang kuat mempengaruhi antara perusahaan dengan para stakeholdernya. Hal ini akibat dari perusahaan yang memang merupakan system dari kapilatlis dan mencoba mempertimbangkan aspek- aspek seperti social awareness. Komitmen juga selalu ditekankan oleh perusahaan. Tetapi bagaimanapun corporate responsibility tetap ditujukan untuk memberikan keuntungan bagi perusahaan dan untuk pertumbuhan perusahaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun