REFLEKSI PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
NAMA Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â :DAFRIANTO, S. Pd
Nomor Peserta PPG : 201699755581
NIM Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : F4301231634
Judul Penelitian : " Penerapan Metode Demonstrasi Dengan Menggunakan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Pemahaman Mengenai Sistem Tata Surya Pada Siswa Kelas 6 SD Negeri 213/VIII Betung Bedarah Barat"
(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas 6 SDN 213/VIII Betung Bedarah Barat)
Penelitian ini dilatar belakangi oleh temuan guru saat memalakukan analisis hasil belajar siswa ditemukan bahwa sebagian siswa kelas 6 mendapatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA yang rendah atau dibawah ketuntasan minimum. Setelah dilakukan observasi dan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan ditemukan penyebab hasil belajar siswa rendah yakni pembelajaran yang dilaksanakan terpusat pada guru (teacher center), pembelajaran bersifat konvensional atau monoton, siswa tidak termotvasi dalam pembelajaran dikarenakan guru tidak menggunakan metode, media pembelajaran yang bervariasi. Berdasarkan kajian literatur dan wawancara terhadap guru senio maka perlu diadakan suatu tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Adapun Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus.
Tindakan pada siklus I dilaksanakan selama satu minggu yaitu mulai tanggal 17 Maret sampai 23 Maret 2021. Pembelajaran pada siklus 1 guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dan tidak menggunakan media pembelajaran. Dalam Prose pembelajarannya ditemui siswa menjadi lebih cepat bosan dan hasil belajar yang diperoleh juga tidak begitu baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar yang menunjukkan bahwa walaupun hasil rata-rata kelas mencapai nilai 60 ternyata masih ada siswa yang belum tuntas karena mendapatkan nilai di bawah KKM. Siswa yang mendapat nilai 100 dan 90 tidak ada, siswa yang mendapat nilai 80 hanya 6 orang (18,67%), siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 11 orang (29,96%), siswa yang mendapatkan nilai 60 sebanyak 9 orang (21%), siswa yang mendapatkan nilai 50 sebanyak 12 orang (23,34%), siswa yang mendapatkan nilai 40 sebanyak 3 orang (4,67%), siswa yang mendapatkan nilai 30 sebanyak 2 orang (2,33%),. Berdasarkan hasil yang dicapai tersebut maka siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 17 orang yaitu sekitar 49%. Sedangkan yang tidak mencapai ketuntasan belajar sebanyak 26 orang yaitu sekitar 51%. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pada siklus II
Tindakan pada siklus II dilaksanakan selama satu minggu yaitu mulai tanggal 24 Maret sampai 30 Maret 2021. Guru melakukan perbaikan pembelajaran yakni guru menggunakan media/peraga berupa gambar beberapa planet, para siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran dan juga memahami materi pelajaran yang diajarkan. Hal ini mempengaruhi hasil nilai ulangan pada siklus II ini, dimana adanya peningkatan yang semula rata-rata kelas mencapai nilai 60 tetapi pada siklus II rata-ratanya mencapai 65.Â
Hasil tes pada siklus II siswa yang mendapat nilai 100 tidak ada, siswa yang mendapat nilai 90 berjumlah 1 orang (3,21%), siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 9 orang (25,71%), siswa yang mendapatkan nilai 70 sebanyak 13 orang (32,50%), siswa yang mendapatkan nilai 60 sebanyak 10 orang (21,43%), siswa yang mendapatkan nilai 50 sebanyak 8 orang (14,29%), siswa yang mendapatkan nilai 40 sebanyak 2 orang (2,86%). Berdasarkan hasil yang dicapai tersebut maka siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 23 orang yaitu sekitar 61%. Sedangkan yang tidak mencapai ketuntasan belajar sebanyak 20 orang yaitu sekitar 39%. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, guru melanjutkan tahapan pada siklus III dan melakukan perbaikan pembelajaran
Tindakan pada siklus III dilaksanakan selama satu minggu yaitu mulai tanggal 31 Maret sampai 6 April 2021. Pada siklus III guru melakukan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi, ceramah, dan tanya jawab dan menggunakan media audio visual berupa video pembelajaran. Penggunaaan strategi pembelajaran yang baik dan metode pmebelajaran yang bervariatif serta media audio visual, siswa menjadi  lebih aktif dan menguasai materi pembelajaran lebih bagus bila dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Hal ini terlihat dari hasil nilai ulangan yang diperoleh siswa pada siklus III ini, dimana pada siklus III menunjukkan kenaikan yang cukup siginifikan yaitu hasil rata-rata kelas mencapai nilai 73 %.Â
Siswa yang mendapat nilai 100 sebanyak 3 orang (9,29%), siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak 5 orang (14,24%), siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 12 orang (30,38%), siswa yang mendapatkan nilai 70 sebanyak 12 orang (26,58%), siswa yang mendapatkan nilai 60 sebanyak 6 orang (11,40%), siswa yang mendapatkan nilai 50 sebanyak 5 orang (7,91%). Dari data nilai siklus III dapat ditarik kesimpulan bahwa proses perbaikan pelajaran  IPA dengan materi tentang sistem tata surya ini sudah dapat dikatakan berhasil dan mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 32 orang (81%). Hasil belajar pada siklus III sudah sesuai dengan perencaan dan harapan guru maka tidak perlu dilakukan pembelajaran pada tahapan berikutnya. Perbaikan pembelajaran pada tahapan berikutnya dapat dilakukan oleh peneliti lain jika diperlukan.
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini, memberi ruang bagi saya untuk merefleksi diri, bahwasanya metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran lebih konkrit sehingga terciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (studen center), siswa memberikan peranannya secara aktif selama proses pembelajaran sementara guru menjadi fasilitator. Guru hanya memancing siswa dengan beragam pertanyaan sesuai gambar yang disajikan dengan menggunakan media audio visual, sehingga siswa termotivasi untuk mengutarakan pendapatnya dan memudahkan bagi siswa untuk memahami materi tentang sistem tata surya. Hal ini berpengarauh pada hasil yang diperoleh untuk rata-rata kelas lebih meningkat dari siklus sebelumnya yaitu mencapai 74. Dengan demikian kegiatan perbaikan ini sesuai dengan rencana. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran sudah dapat dikatakan berhasil.
 Pengunaan metode pembelajaran yang bervariasi dan keberadaaan penggunaan media dalam pembelajaran sangatlah diperlukan karena menjadi jembatan penghubung antara guru dan siswa dalam memastikan pemahaman materi oleh siswa sudah sesuai dengan perencanaan dan harapan. Dengan refleksi ini saya menjadi tau kelemahan yang ada dalam kegaitan pembelajaran yang saya lakukan. Semoga kedepannya, saya pribadi dapat terus membiasakan melakukan perefleksian diri tentang praktik pembelajaran yang dilakukan melalui pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H