Mohon tunggu...
Dafin Delian
Dafin Delian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Lepas

Hanya orang yang ingin belajar untuk disebarkan kembali. Menyukai topik tentang lingkup budaya Asia Timur.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Tanah Yomi: Gelap dan Mengerikannya Kematian bagi Mereka yang Sudah Meninggal

31 Agustus 2021   19:26 Diperbarui: 4 September 2021   16:49 1979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Torii penanda area tanah Yomi. Sumber: tofugu.com

Konsep tanah Yomi ini agak berbeda dengan pemahaman agama Abrahamik di mana ada surga dan neraka. Sederhananya, kalau di surga mendapatkan kebahagiaan dan di neraka mendapatkan hukuman. Lebih jauh, baik surga dan neraka juga tidak lagi berada di bumi. 

Sedangkan tanah Yomi itu berbeda. Alam itu merupakan perpanjangan dari alam yang saat ini kita tinggali. Maksudnya adalah alam orang-orang yang sudah meninggal itu ada di sekitar kita. Mereka hidup bersama kita, namun kita tidak mengetahui cara masuk ke alam tersebut selain meninggal. Sebagai tambahan, tanah Yomi ini juga bukanlah neraka ataupun surga.

Saat Izanagi keluar dari tanah Yomi, Izanagi menutup 'gerbang' antara kedua alam dengan batu besar yang pada akhirnya alam antara orang yang masih hidup dengan yang sudah meninggal secara simbolik terpisah oleh batu besar yang disebut dengan Yomotsu Hirasaka (黄泉比良坂) atau Ibuyazaka (伊賦夜坂) dan batu tersebut terletak di Prefektur Shimane, Jepang

Tekad awal Izanagi yang berkunjung ke alam Yomi demi membawa istrinya kembali hidup harus tandas saat dirinya merasakan ketakutan tanah Yomi. Ketakutannya memaksa Izanagi untuk menerima kenyataan bahwa istrinya memang sudah meninggal dan tidak dapat dihidupkan kembali.

Ilustrasi Izanagi (kiri) dan Izanami (kanan) yang terpisah di perbatasan tanah Yomi. Sumber: hatobus.club
Ilustrasi Izanagi (kiri) dan Izanami (kanan) yang terpisah di perbatasan tanah Yomi. Sumber: hatobus.club

Meskipun Izanagi ingin hidup bersama istrinya, namun ternyata dunia kematian tidaklah sebaik yang dibayangkan olehnya karena istrinya yang ada di tanah Yomi, bukan lagi istri yang dikenalnya dulu.

Selain itu, apresiasi terhadap alam kematian yang tidak terpisah dari dunia orang yang masih hidup juga terungkap pada salah satu puisi di dalam Manyōshū karya Kakinomoto Hinomaro. 

Untuk mengungkapkan kesedihan akan kepergian istrinya, Kakinomoto menuliskan puisi bahwa dalam pencarian istrinya, istrinya telah kehilangan arah karena arahnya sudah tertutup oleh dedaunan musim gugur. Ini menunjukkan bahwa orang yang sudah meninggal, jalannya sudah tidak sama dengan yang masih hidup.

Antara yang masih hidup dengan yang sudah meninggal sudah tidak dapat bertemu kembali dan tidak ada kemungkinan untuk hidup kembali, namun Kakinomoto meyakini bahwa alam itu bukanlah surga atau alam yang terlepas dari alam saat seseorang itu masih hidup tetapi alam orang yang sudah meninggal itu masih terhubung dengan alam saat orang tersebut masih hidup.

Torii penanda area tanah Yomi. Sumber: tofugu.com
Torii penanda area tanah Yomi. Sumber: tofugu.com

Sebelumnya, kita telah mengetahui bahwa Izanami telah meninggal dan jiwanya menuju ke tanah Yomi. Kita juga tidak bisa mengunjungi alam itu. Namun, Izanagi dapat mengunjungi alam tersebut yang menandakan bahwa kemungkinan sebelumnya seseorang yang masih hidup dapat mengunjungi alam orang-orang yang sudah meninggal. Sayangnya, karena Izanagi telah menutup jalur tersebut secara simbolik, akhirnya orang yang hidup tidak bisa mengunjungi alam orang-orang yang telah meninggal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun