 "Ujung tombak negara" ialah sebutan yang tepat untuk generasi muda. Tanggung jawab itu tak dapat terelakkan. Kita wajib turut serta menjaga eksistensi bahasa Indonesia. Banyak yang bisa dilakukan seperti penyuluhan ke tiap kota terkait pentingnya penggunaan bahasa Indonesia, mengadakan lomba seni bahasa Indonesia, dan sebagainya. Bukan hanya itu, orang tua, lingkungan pertemanan dan pendidikan juga memiliki peran penting dalam menanamkan pola pikir akan bahayanya bahasa asing jika terus menerus digunakan, apalagi bahasa campur aduk yang kerap disebut juga bilingual (dua bahasa). Marilah kita menghargai dan belajar bahasa asing untuk dapat menambah wawasan dan pengetahuan, tetapi tetap mencintai, mempelajari serta mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari dibanding menggunakan bahasa asing.
 Bukan hanya sebagai identitas negara tapi juga alat komunikasi semua orang, itulah bahasa Indonesia dalam bentuk suara dan juga kata-kata untuk memfasilitasi transfer informasi. Kita ketahui bahwa faktor interaksi dan perkembangan ilmu pengetahuan serta kehidupan yang terjalin dengan bangsa asing merupakan faktor utamanya terjadi masuknya bahasa asing. Hal tersebut membawa dampak baik dan buruk tentunya, merupakan tanggung jawab kita bersama untuk mengembalikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menjaganya dari kontaminasi bahasa asing. Mari cintai bahasa Indonesia.
