Mohon tunggu...
Dafi Tata
Dafi Tata Mohon Tunggu... -

Tak ada yang lebih liar dari pada pikiran

Selanjutnya

Tutup

Bola

Antara Timnas, Bus, dan Parkir Bus

16 Desember 2016   18:39 Diperbarui: 17 Desember 2016   09:10 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PARKIR BUS

Pada babak penyisihan grup Piala AFF tahun 2016, ada media yang menyebut pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, menerapkan strategi bertahan Parkir Bus. Saya pribadi sebetulnya kurang sependapat dengan penilaian media tersebut. Opa Riedl sebagai pelatih kawakan tentunya memiliki segudang strategi dan variasi pola. Sayapun tidak akan membahas lebih panjang tentang Parkir Bus ini.

BUS

Ini masih soal bus, tetapi bukan strategi bertahan Parkir Bus. Menjelang akhir tahun 2013, kanal bola Kompasiana sempat diramaikan oleh kabar PSSI membeli bus baru. Bus warna dominan putih dengan logo tulisan merah mecolok "ONE NATION ONE TEAM" ini selama berhari-hari menjadi topik hangat di kanal bola. Banyak yang membahas tentang fakta-fakta miring atas keberadaan bus tersebut, terutama tentang isu harga dan spec-nya. Karena Sang Bus tetap diam membisu walaupun menjadi pergunjingan di sana-sini, maka yang menggunjingpun akhirnya capek sendiri (coba kalau Sang Bus bisa  membela diri, hehehe). Dan pembahasan mengenai pembelian bus PSSI pun cukup sampai di sini.

BUS PENGANGKUT TIMNAS PIALA AFF 2016.

Dok.pri
Dok.pri
Sepak Bola, saya sangat setuju dengan pengamat bola, Bung Towel. Saking populernya olah raga ini di Indonesia, rombongan Timnas yang keluar dari hotel untuk berangkat ke stadion saja disiarkan langsung oleh oleh televisi swasta nasional. Dari bandara naik bus menuju ke hotel, turun dari bus masuk ke hotel, Keluar dari hotel naik bus menuju ke stadion, dan aktivitas-aktivitas pindah tempat lainnya tak pernah luput dari kamera-kamera pewarta. Ada hal menarik yang mungkin luput dari pengamatan pecinta sepak bola nasional.

Ternyata sarana transportasi bus yang digunakan panitia pelaksana untuk mengangkut kebutuhan Timnas Garuda selama final leg pertama di Indonesia bukanlah bus milik PSSI yang saya bahas di atas, tetapi menggunakan fasilitas bus pelat kuning alias menggunakan jasa rental. Uniknya kalau kita amati lebih seksama bus yang mengangkut Timnas Indonesia dan Timnas Thailand adalah bus dengan plat K, bukan plat B atau plat-plat wilayah Jawa Barat. Tepatnya bus-bus itu berplat K-DW dan K-BM, atau plat Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. 

Oh, ternyata memanfaatkan bus milik perusahaan rental bus besar PO.Subur Jaya, Rembang, yang memang dikenal memiliki banyak bus standar high class. Sebagai orang yang lahir di Rembang, sayapun cukup berbangga, kendati PSIR Rembang belum mampu berkontribusi pemain pada skuad Merah Putih, tetapi bus milik pengusaha Rembang bisa berkontribusi mengangkut Timnas Garuda, kebanggaan seluruh rakyat Indonesia, hehehehe.

Salam Garuda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun