Mohon tunggu...
Daffi Harmawan
Daffi Harmawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Inlander

Seorang mahasiswa yang sedang belajar berdikari dan merdeka untuk dirinya sendiri

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bercerita mengenai keadaan lingkungan di kawasan Bandung Utara dan revitalisasi seke di kampung Nyalindung

12 April 2021   20:26 Diperbarui: 12 April 2021   20:27 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Muhun,dari seke teh ada pipa pipa paralon yang nyalurken air dari seke ke depot abah sama rumah-rumah warga. Ya, alhamdulillah dengan adanya seke ini warga di nyalindung tidak perlu lagi membeli air dan ngebor tanah buat bikin sumur yang dapat merusak lingkungan." Abah Atang

Kalau di musim kemarau sendiri, apakah seke ini masih mampu mencukupi kebutuhan air warga nyalindung bah?  

 "Ya, kalau kemarau mah debit air berkurang. Dari 5 seke yang ada, paling hanya ada 2 atau 3 yang debit air nya masih mampu mencukupi kebutuhan warga. Dari  7 pipa misalnya, paling yang ngeluarin air cuman 2 atau 3 pipa ke warga 1 laginya ke depot abah." Abah Atang

Harapan abah sendiri mengenai isu lingkungan di kampung nyalindung apa?

"Ya abah mah berharap pemerintah melakukan penghentian alih fungsi lahan yang dilakukan pengembang di kampung nyalindung, karena kan yang memberikan ijin untuk melakukan peralihan fungsi lahan kepada pengembang ya pemerintah. Lalu abah juga berharap semakin sadarnya masyarakat kota Bandung mengenai perusakan lingkungan khususnya kota Bandung, dengan semakin banyak yang sadar mudah-mudahan lingkungan di kawasan Bandung utara khususnya nyalindung bisa menjadi lebih baik terlebih dengan adanya generasi muda yang sadar akan bahayanya peralihan fungsi lahan dapat meneruskan perjuangan abah untuk mempertahankan yang ada pada saat ini sehingga kedepannya lahan hijau di kawasan Bandung Utara khususnya nyalindung tidak beralih fungsi lagi.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun