PENDAHULUAN
Virus SARS-CoV-2 yang sekarang dikenal sebagai Corona Virus Disease 19 ini pertama kali terdeteksi di Wuhan, China pada akhir Desember 2021 dan mulai tersebar luas di lebih dari ratusan negara di seluruh dunia pada sekitaran awal tahun 2020. Awal mulanya, Virus ini berasal dari pasar yang terletak di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China yang menjual hewan hidup.Â
Virus ini Infeksi yang disebabkan oleh virus Covid-19 ini mampu menimbulkan berbagai gejala, mulai dari gejala yang ringan, sedang, hingga berat. Akan tetapi, gejala klinis atau utama yang paling sering muncul, yakni demam dengan suhu diatas 38 celcius, batuk dan sesak nafas.Â
Adapun berbagai gejala pendukung yang biasanya ditimbulkan oleh virus Covid-19 ini, seperti nyeri otot, tubuh terasa lemas, diare, sakit kepala dan kehilangan fungsi hidung dan lidah, dalam mencium dan merasakan suatu rasa yang diciptakan dari makanan atau minuman.Â
Virus Covid-19 sendiri diperkirakan dapat menghilang selama 14 hari atau 2 minggu lamanya dari tubuh manusia. Virus ini ditetapkan oleh WHO sebagai pandemic pada Maret 2020. Sampai saat ini, sudah terdapat sekitar 458 juta kasus di seluruh dunia dengan korban jiwa sekitar 6,04 juta orang.
Di Indonesia, Virus Covid-19 ini pertama kali terdeteksi pada tanggal 2 maret 2020, Ketika terdapat dua orang pasien terkonfirmasi terjangkit virus Covid-19 dari warga negara asing. Sejak saat itu, lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia semakin meningkat setiap harinya. Sampai saat ini, konfirmasi kasus Covid-19 ini sudah berada diangka 5,89 juta penduduk dan merenggut 152rb jiwa penduduk Indonesia.
Datangnya virus Covid-19 ini awalnya tidak direspons dengan cukup baik oleh pemerintah Indonesia. Pemerintah mengatakan bahwa Indonesia kebal dengan virus Covid-19 tersebut. Hal ini menyebabkan pemerintah kurang sigap untuk mencegah penyebaran virus tersebut.Â
Namun seiring dengan perkembangan secara pesat kasus Covid-19, pemerintah tidak tinggal diam, mereka membuat kebijakan khusus dalam menahan alur penyebaran Virus Covid-19 yaitu dengan diperlakukannya Kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang mengharuskan masyarakat untuk tetap berada dirumah dalam rangka mengurangi mobilitas untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.Â
Terdapat kebijakan lain yang tidak jauh berbeda dari Kebijakan PSBB yaitu Kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), Selain itu, terdapat pula himbauan kepada masyarakat Indonesia melalui protokol kesehatan, seperti mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak (Physical Distancing), menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas. Adanya berbagai kebijakan yang telah disebutkan sebelumnya, nampaknya kurang efektif dalam memerangi pandemi Covid-19 ini. Maka daripada itu, diselenggarakannya kegiatan vaksinasi.
Pembahasan
Vaksinasi merupakan suatu kegiatan pemberian vaksin dalam membantu meningkatkan sistem imun atau kualitas kekebalan tubuh secara aktif, guna melindungi diri dari suatu penyakit.Â
Vaksin sendiri merupakan suatu zat yang mengandung mikroorganisme atau bakteri yang telah dilemahkan, sehingga tidak akan terasa sakit ketika vaksin dimasukkan ke dalam tubuh. Kegiatan vaksinasi ini biasanya dilakukan melalui suntikan jarum, oral (mulut), dan aerosol (disemprotkan ke hidung).Â
Adapun beberapa manfaat pemberian vaksinasi, seperti menstimulasi sistem kekebalan tubuh, menghasilkan antibodi yang dapat melawan kuman penyebab infeksi, mencegah penyakit menular dan melindungi dari risiko kematian.
Pada Desember 2020, beberapa negara di seluruh dunia sudah menerima vaksinasi Covid-19 dan telah melakukan vaksinasi massal diantaranya negara Inggris, Rusia, China, dan Amerika. Di Indonesia, Program vaksinasi COVID-19 mulai dilakukan pada Januari 2021, Presiden Joko Widodo merupakan orang pertama yang menerima suntikan vaksin Covid-19 .Â
Pada saat yang sama, sejumlah pejabat, tokoh agama, organisasi profesi serta perwakilan masyarakat turut mengikuti vaksinasi. Terdapat beberapa macam vaksin yang telah diberi izin BPOM dan telah dilakukan di Indonesia, diantaranya adalah Sinovac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna dan lain-lain. Hingga saat ini, sudah sekitar 403jt dosis vaksin yang telah diterima oleh masyarakat Indonesia dan sudah sekitar 166jt masyarakat yang sudah divaksinasi lengkap.Â
Namun ternyata, vaksin yang diterima oleh masyarakat masih belum cukup untuk dapat melawan Virus Covid-19 varian omicron. Sehingga, Pemeritnah menghimbau dan mewajibkan masyarakat untuk melakukan vaksinasi ketiga atau vaksinasi booster.
Vaksinasi dosis 3 atau booster COVID-19 merupakan vaksinasi dengan jenis vaksin yang sama (homolog) ataupun beda (heterolog) dengan vaksinasi primer dosis 1 dan 2. Vaksinasi booster dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat kekebalan dan memperpanjang masa perlindungan dari vaksinasi primer. Di Indonesia, dosis vaksinasi booster sudah mencapai sekitar 37juta dosis atau 13,7% penduduk sudah menerimanya.
 Tak terkecuali di Kawasan RW 011 Kelurahan Cipinang Cempedak, setelah melakukan peninjauan ke Kawasan tersebut, ketua RW 011, Pak Misbah memberikan jawaban dan informasi terkait pengadaan program vaksinasi yang dilaksanakan di RW 011 Kelurahan Cipinang Cempedak. Dimana kegiatan tersebut diselenggarakan selama tiga hari, yakni mulai dari tanggal 26 sampai 28 Februari 2022, tepatnya pukul 08.00 WIB sampai dengan 12.00 WIB di Kantor Sekretariat RW. 011. Adapun jenis vaksin yang digunakan, seperti Astrazeneca dan Sinovac.
Pada hari pertama, yakni Sabtu, 26 Februari 2022. Target pada hari itu adalah sebanyak 250 orang, yang terdaftar dalam kegiatan vaksinasi adalah sebanyak 55orang, yang tervaksin sebanyak 51 orang dengan warga yang ber-KTP DKI sebanyak 11 orang dan warga yang ber-KTP di luar DKI sebanyak 40 orang.Â
Kegiatan vaksinasi ini meliputi Sinovac dosis 1 sebanyak satu orang dan dosis 2 sebanyak enam orang. Serta tersedia juga jenis vaksin Astrazeneca pada dosis 2 tidak ada warga yang melakukan vaksinasi, namun pada boster ada sebanyak 44 orang. Dan warga yang mengalami penundaan vaksinasi akibat tekanan darah yang tinggi sebanyak empat orang. Perbandingan dari target yang telah ditentukan dengan warga yang telah melakukan vaksin pada hari Sabtu, 26 Februari 2022 adalah sebanyak 199 orang.
Pada hari kedua pelaksanaan kegiatan vaksinasi, yakni Minggu, 27 Februari 2022. Dengan target sebanyak 200 orang, yang terdaftar sebanyak 108 orang, yang tervaksin sebanyak 104 orang dengan warga yang ber-KTP DKI sebanyak 100 orang dan warga yang ber-KTP diluar DKI sebanyak empat orang. Kegiatan vaksinasi ini meliputi Sinovac dosis 1 namun tidak ada warga yang melakukan vaksinasi pada dosis 1 Sinovac dan pada dosis 2 Sinovac ada sebanyak 10 orang.Â
Serta pada jenis vaksin Astrazeneca dosis 1 sebanyak dua orang, dosis 2 sebanyak tiga orang, dan boster sebanyak 89 orang. Dan yang mengalami penundaan pemberian vaksin sebanyak empat orang, yang diakibatkan dari tekanan darah yang tinggi. Pada hari kedua pelaksanaan vaksinasi, warga lebih antusias. Hal itu terlihat dari jumlah partisipasi warga yang meningkat sebanyak 53 orang.
Pada hari ketiga, yakni Senin, 28 Februari 2022. Target yang ingin dicapai yaitu sebanyak 150 orang, yang telah terdaftar sebanyak 117 orang, yang tervaksin sebanyak 115 orang dengan warga yang ber-KTP DKI sebanyak 110 orang dan warga yang ber-KTP diluar DKI sebanyak lima orang. Kegiatan vaksinasi ini meliputi Sinovac dosis 1 dimana tidak ada warga yang melakukan vaksinasi pada dosis 1 dan pada dosis 2 Sinovac terdapat sebanyak dua orang anak berusia 12 tahun dan 8 orang dewasa.Â
Serta pada jenis vaksin Astrazeneca dosis 1 sebanyak lima orang, dosis 2 sebanyak lima orang, dan boster sebanyak 95 orang. Dan warga yang mengalami penundaan vaksinasi sebanyak dua orang. Pada hari ketiga ini, kembali terjadi peningkatan jumlah partisipasi warga dalam kegiatan vaksinasi sebanyak 11 orang dibandingkan dengan hari kedua. Hal itu menunjukkan bahwa warga cukup antusias dan mengikuti anjuran pemerintah, meskipun dalam jumlahpeningkatannya tidak terlalu signifikan. Terlihat juga pada tabel, bahwa banyak warga yang melakukan vaksinasi pada dosis 3 atau booster.
Berbicara mengenai stakeholder atau pihak-pihak yang berperan dalam program vaksinasi ini terdapat berbagai perusahaan, baik BUMN maupun swasta yang melakukan kolaborasi dalam kegiatan vaksinasi di RW. 011.Â
Akan tetapi, lebih umumnya kegiatan vaksinasi di RW. 011, Kelurahan Cipinang Cempedak cenderung didukung oleh pihak-pihak BUMN, seperti Wijaya Karya (WIKA), Hutama Karya dan Waskita Karya. Selain itu, adanya program vaksinasi ini juga didukung oleh semangat dari warga RW. 011, sehingga program vaksinasi dapat berjalan dengan lancar.
Jika diperhatikan secara saksama, pelaksanaan daripada kegiatan vaksinasi di RW. 011, Kelurahan Cipinang Cempedak sudah berjalan secara maksimal. Dimana, secara garis besar penduduknya sudah melakukan vaksinasi guna menekan angka penyebaran virus Covid-19.Â
Hal tersebut dapat dibuktikan melalui laporan yang dikeluarkan oleh pengurus RT sebagai Satgas Covid-19, dimana sudah tidak ada lagi warga yang terdampak atau terkena covid 19. Terhitung sejak 3 bulan terakhir, dimana tidak ada lagi warga yang melapor dan menyatakan, bahwa mereka terindikasi Covid-19. Kemudian untuk satu bulan terakhir ini, jumlah warga yang terpapar Covid-19 adalah nol atau nihil.
 Meskipun sudah banyak masyarakat di RW. 011, Kelurahan Cipinang Cempedak, Kecamatan Jatinegara yang melakukan vaksinasi, akan tetapi tidak menutup kemungkinan akan adanya hambatan dalam pelaksanaannya. Berdasarkan hasil wawancara kelompok kami, rupanya masih terdapat warga yang menolak kegiatan vaksinasi tersebut.Â
Dimana, kebanyakan daripada mereka yang menolak vaksinasi dikarenakan oleh penyakit bawaan yang mereka alami dan para lansia yang sudah tidak sanggup berjalan keluar rumah, sehingga terlihat riskan (bahaya). Selain itu, kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat, khususnya masyarakat golongan bawah juga sangat berpengaruh. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan masih terdapat masyarakat yang belum memahami akan pentingnya kegiatan vaksinasi.
Berdasarkan data kekurangan yang telah didapat dari penyelenggaraan program vaksinasi RW 011 Kelurahan Cipinang Cempedak, kami menawarkan usulan seputar program "SOSIALISASI & PENDAMPINGAN VAKSIN SEHAT" atau yang disingkat SOPEVASE, yaitu sosialisasi sehat serta pendampingan vaksin bagi para lansia dan penyandang disabilitas.
Adapun dari program tersebut ialah dengan melakukan sosialisasi serta himbauan bagi para masyarakat golongan bawah dan pemberian pengertian bagi para masyarakat serta warga yang menolak bahwa vaksinasi ini bukan sebagai permainan ekonomi, tidak terdapat bahan-bahan yang dilarang dalam ajaran Islam, dan merupakan zat yang membuat antibodi sehingga berdampak kesehatan bagi tubuh dengan menolak virus, serta tidak menyebabkan kematian.
Selain itu, pendampingan pada masyarakat juga dilakukan khususnya terhadap masyarakat minoritas seperti para lansia dan para penyandang disabilitas, yaitu dengan melakukan vaksinasi di rumah, para petugas vaksin akan menghampiri para penyandang maupun lansia untuk melakukan vaksinasi.
Tujuan dari pengadaan program kegiatan SOPEVASE ini adalah:
1. Mengatasi kendala atau permasalahan dari program vaksinasi sebelumnya, dimana masih terdapat keraguan masyarakat terhadap tingkat efektivitas dan kehalalan vaksin virus covid-19, pola pikir masyarakat yang menganggap program vaksinasi hanyalah sebatas permainan ekonomi dan tidak mampu meminimalisir penyebaran Covid-19, bahkan hanya dapat memperburuk kesehatan sampai berisiko kematian, serta kondisi para lansia dan penyandang disabilitas yang sudah tidak sanggup untuk keluar rumah.
2. Menyempurnakan indikator keberhasilan vaksinasi sebelumnya, dimana sudah tidak ada lagi warga yang akan terdampak atau terpapar virus Covid-19.
3. Memudahkan masyarakat terutama lansia dan penyandang disabilitas dalam mendapatkan vaksinasi covid-19, yakni dengan menghampiri para lansia dan penyandang disabilitas untuk melakukan vaksinasi di rumah.
4. Meningkatkan keberhasilan program dalam pemerataan penerimaan vaksinasi, yakni melalui kegiatan sosialisasi dan pemberian informasi terhadap masyarakat yang masih menolak untuk vaksin dengan perasaan ragu dan takut melakukan, terutama bagi masyarakat golongan bawah.
Meningkatkan persentase keberhasilan program vaksinasi yang sejalan dengan program vaksinasi secara nasional.
Sasaran dari pengaadan program kegiatan SOPEVASE ini adalah:
1. Masyarakat yang tidak mampu ke tempat terlaksananya vaksinasi, seperti masyarakat lanjut usia dan penyandang disabilitas.
2. Masyarakat yang menolak, ragu, takut serta tidak mau melakukan vaksinasi karena menganggap program vaksinasi hanyalah sebatas permainan ekonomi dan tidak mampu meminimalisir penyebaran Covid-19, bahkan hanya dapat memperburuk kesehatan sampai berisiko kematian.
Adapun beberapa kelebihan yang dimiliki oleh Program SOPEVASE adalah sebagai berikut :
1. Memberikan peningkatan kesehatan terhadap warga agar laporan tidak terpaparnya masyarakat pada tiga bulan terakhir dapat konsisten. Hal ini sesuai dengan data yang ada dalam laporan RW.011yang nihil akan postifinya virus tersebut dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir
2. Penyebaran tingkat vaksinasi yang lebih menyeluruh kepada para warga golongan bawah. Dikarenakan dengan melakukan vaksin antar, cakupan wilayah yang tervaksinasi semakin meluas.
3. Terjangkaunya masyarakat yang tidak memungkinkan untuk melakukan vaksinasi seperti para lansia dan disabilitas.
4. Lebih menyebarnya program vaksinasi ke masyarakat yang belum melakukan suntik vaksin dan lebih terjangkau.
Selain kelebihan tentu suatu rencana memiliki kekurangan, dari Program SOPEVASE ini, memiliki kekurangan dengan Tidak tersedianya dana pemasukan baik itu dari pemerintah pusat atau nasional maupun dari anggaran masyarakatnya sendiri atau lokal
Kesimpulan
Virus Covid-19 yang terus merajalela dan meningkat setiap harinya, tentu meresahkan dan mengganggu segala sektor kehidupan masyarakat. Sehingga, perlu dilakukannya penanganan segera terhadap ancaman virus tersebut dan salah satu caranya melalui adanya program vaksinasi. Program vaksinasi sendiri dibuat dan dipilih untuk dijadikan sebagai salah satu program utama, dalam rangka menanggulangi pandemi Covid-19 secara menyeluruh, tak terkecuali di RW. 011, Kelurahan Cipinang Cempedak.Â
Dalam memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembangunan Sosial, kami menganalisis masalah beserta program vaksinasi di wilayah tersebut, yang dilanjutkan dengan penyusunan beberapa rancangan program, terkait vaksinasi yang bersifat upgrade dari detail program sebelumnya.
Adapun beberapa upaya yang hendak ditingkatkan dan menjadi fokus dalam analisis kali ini, yakni dengan meningkatkan sosialisasi dan himbauan bagi masyarakat mengenai vaksin guna memberikan pemahaman kepada masyarakat, terutama bagi mereka yang masih menolak vaksinasi dan menganggap program vaksinasi sebagai permainan ekonomi, tidak sesuai dengan ajaran Islam, berdampak buruk pada kesehatan dan ketakutan masyarakat terkait vaksin yang berpotensi memicu kematian. Selain itu, kami juga memfokuskan untuk melakukan pendampingan terhadap para lansia dan penyandang disabilitas agar mereka tetap bisa mendapatkan vaksin Covid-19.
Daftar Pustaka
https://www.kompasiana.com/daffasm11/6230060680a65a0d6f5fdbe2/menjadikan-content-creator-sebagai-peluang-karir-di-masa-pandemi-covid-19 diakses 17 mei 2022
Syauqi, Achmad. (2020). Jalan Panjang Covid-19 (Sebuah Refleksi Dikala Wabah Merajalela Berdampak Pada Perekonomian). Pontianak : Institut Agama Islam Negeri Pontianak. Jurnal Keuangan dan Perbankan Syariah. Volume 1, Nomor 1.
Dokumentasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H