Mohon tunggu...
Daffa Sholah
Daffa Sholah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hai saya mahasiswa semester 7 saya memiliki hobi menggambar dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manipulasi Realita di Media Sosial: Kasus Nikocado Avocado dan Pelajaran yang Dapat di Petik

1 Oktober 2024   07:00 Diperbarui: 1 Oktober 2024   08:17 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosial media telah menjadi bagian penting dari kehidupan kita sehari-hari. Dengan platform seperti YouTube, TikTok, Facebook, X (sebelumnya Twitter), dan Instagram, sulit untuk melepaskan diri dari genggaman teknologi ini. Media sosial memungkinkan kita untuk menyalurkan hobi, berbagi motivasi, mendapatkan berita terbaru, hingga terhubung dengan orang lain. Namun, seringkali media sosial juga menjadi ladang subur bagi penyebaran informasi yang tidak akurat atau bahkan hoaks. Salah satu contoh yang mencuat baru-baru ini adalah kasus YouTuber asal Amerika Serikat, Nikocado Avocado.

Nikocado Avocado adalah seorang mukbanger terkenal yang sering memakan makanan dalam porsi besar di kanal YouTube-nya. Awalnya, Nikocado Avocado adalah seorang vegan yang menjalani gaya hidup sehat dengan menghindari daging dan makanan hewani. Namun, keputusan drastis yang ia ambil untuk beralih dari pola makan vegan ke makanan junk food membuat tubuhnya mengalami perubahan besar. Dari seorang yang berpenampilan kurus dan sehat, ia menjadi obesitas. Berat badannya bertambah drastis hingga membuatnya kesulitan untuk berjalan, dan pada beberapa kesempatan ia bahkan terlihat menggunakan bantuan oksigen karena kondisi fisiknya yang semakin memburuk.

Perubahan fisik Nikocado Avocado yang ekstrem ini menarik perhatian banyak orang di seluruh dunia. Namun, yang lebih mengejutkan adalah ketika Nikocado Avocado mengunggah video di mana ia tampak kembali memiliki tubuh yang kurus. Dalam video tersebut, ia mengucapkan kalimat "two steps ahead," yang memicu spekulasi di kalangan penontonnya. Banyak yang percaya bahwa ia telah menjalani diet ketat selama dua tahun untuk mengembalikan tubuhnya ke kondisi yang lebih sehat. Namun, tidak sedikit juga yang meragukan keaslian dari transformasi tersebut, mengingat perubahan tubuhnya yang begitu cepat.

Spekulasi mengenai tubuh kurus Nikocado Avocado semakin menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak penggemar yang berusaha mencari kebenaran di balik perubahan fisik tersebut. Apakah benar ia telah menjalani diet ketat, ataukah ada faktor lain yang tidak diketahui publik? Bahkan ada yang menduga bahwa ia mungkin menggunakan trik kamera atau manipulasi digital untuk menciptakan ilusi tubuh kurus.

Tidak lama setelah video tersebut viral, Nikocado Avocado kembali mengunggah video baru di mana tubuhnya tampak gemuk seperti sebelumnya. Hal ini membuat banyak orang bingung. Apakah tubuh kurusnya hanya tipuan belaka, atau ada sesuatu yang lebih besar di balik semua ini? Video-video tersebut memicu perdebatan di media sosial, di mana para penggemar dan pengkritiknya saling berbagi pendapat tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Kasus Nikocado Avocado ini memberi kita pelajaran penting tentang bagaimana media sosial dapat dengan mudah memanipulasi persepsi kita. Dengan akses yang begitu luas dan kemampuan untuk mengedit atau menyaring konten, tidak sulit bagi seseorang untuk menciptakan citra palsu atau menyesatkan orang lain. Kita seringkali lupa bahwa apa yang kita lihat di media sosial tidak selalu mencerminkan kenyataan. Foto, video, dan cerita yang dibagikan di sana bisa saja telah dimanipulasi untuk menciptakan ilusi tertentu.

Fenomena ini mengingatkan kita pada pentingnya bersikap kritis terhadap apa yang kita lihat dan konsumsi di media sosial. Tidak semua yang terlihat di layar kita adalah benar. Kita harus selalu mencari sumber yang terpercaya dan memastikan bahwa informasi yang kita terima sudah diverifikasi kebenarannya. Jika kita terlalu mudah percaya pada apa yang kita lihat, kita berisiko terjerumus dalam permainan yang dimainkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Selain itu, kasus ini juga menyoroti sisi gelap dari industri konten di media sosial. Banyak kreator yang merasa terdorong untuk melakukan hal-hal ekstrem demi mendapatkan perhatian atau menghasilkan konten yang viral. Terkadang, batas antara kenyataan dan fiksi menjadi kabur, dan penonton seringkali tidak dapat membedakan mana yang nyata dan mana yang hanya sekadar konten hiburan. Dalam kasus Nikocado Avocado, kita tidak tahu apakah transformasinya nyata atau hanya trik untuk mendapatkan lebih banyak penonton. Namun yang pasti, media sosial telah menciptakan ekosistem di mana ketidakpastian dan kontroversi sering kali menjadi kunci untuk menarik perhatian.

Dalam menghadapi realitas ini, penting bagi kita untuk tetap bijak dalam menggunakan media sosial. Kita harus lebih berhati-hati dalam menilai konten yang kita lihat dan selalu mencari kebenaran sebelum membuat asumsi atau menyebarkan informasi. Mengingat pengaruh besar yang dimiliki media sosial dalam kehidupan kita, kita tidak boleh menjadi korban manipulasi atau kebohongan yang disebarkan melalui platform tersebut.

Kesimpulannya, kasus Nikocado Avocado adalah salah satu contoh bagaimana media sosial dapat memengaruhi pandangan dan persepsi kita. Dari perubahan fisik yang dramatis hingga spekulasi yang muncul, semuanya menunjukkan betapa kuatnya pengaruh media sosial dalam membentuk opini publik. Oleh karena itu, kita harus selalu waspada dan berpikir kritis saat menggunakan media sosial, agar tidak mudah tertipu oleh ilusi atau manipulasi yang tersebar di platform tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun