Mohon tunggu...
Daffarel Rizky Ramadhan
Daffarel Rizky Ramadhan Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Opini-Opini

boys will be boys!

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Dilema Thrifting, Produk Bekas tapi kok Laku?

22 Desember 2020   17:46 Diperbarui: 22 Desember 2020   18:10 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walaupun pakaian bekas branded yang dijual lebih mahal dari pakaian yang baru, pembeli akan tetap mengambil barang tersebut agar dapat diterima dalam suatu lingkungan. Masalah yang muncul yang tidak diperhatikan oleh penjual maupun pembeli pakaian barang bekas ini adalah pakaian dari perusahaan-perusahaan garmen lokal sepi peminat. 

Dalam rentang bulan Januari 2018 hingga September 2019, sebanyak 188 perusahaan tekstil dan produk tekstil di provinsi Jawa Barat telah dinyatakan gulung tikar karena barang tidak bisa terjual yang mengakibatkan stok yang berada di gudang mereka menumpuk sehingga kesulitan memutar modal kerja. 

Artinya, kehadiran produk impoet bekas ini telah mengancam serius usaha garmen lokal. Apalagi fakta menyebutkan produk industri garmen yang memiliki skala kecil dan konveksi nasional pasarnya 100% domestik, walaupun ada yang ekspor tetapi tidak langsung .

Menurut Menteri Perdangan (Permendag),

Pakaian bekas dianggap berbahaya di mata pemerintah. Bisnis ini mematikan pengusaha garmen dalam negeri serta mengancam kesehatan konsumen lantaran ditemukan ribuan bakteri masih terbawa dari negara asalnya. 

Seharusnya, importasi baju bekas berhenti sama sekali. Nyatanya, regulasi ini  hanya di atas kertas. Karung berisi ribuan baju bekas---kebanyakan dari Korea Selatan dan Jepang---melenggang mulus dari pelabuhan ke gudang-gudang. Bahkan pelakunya sendiri tak banyak tahu siapa yang memesan dan siapa pengirim.

Kalau memang barang second dibilang kotor, seharusnya kita jangan pernah menyumbangkan baju kita ke orang lain, apa bedanya dengan baju bekas seperti ini? Atau ini akal akalan saja? Hmm, isi sendiri..

Penulis

Daffarel Rizky 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun