Mohon tunggu...
Daffa Razan Firdaus
Daffa Razan Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Prodi Geografi FISIP ULM

Suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Potensi dan Pemanfaatan Lahan Basah di Kecamatan Gambut

8 Oktober 2024   20:56 Diperbarui: 8 Oktober 2024   21:35 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya sedang mewawancarai Bapak Zainal/dokpri

Saya sedang mewawancarai Bapak Yan/dokpri
Saya sedang mewawancarai Bapak Yan/dokpri

Bapak Yani, pemilik kebun pisang di lahan basah, mengungkapkan bahwa lahan ini memiliki potensi besar untuk budidaya pisang. Kelembaban yang tinggi dan kesuburan tanah di lahan basah mendukung pertumbuhan tanaman pisang secara optimal, menghasilkan buah yang berkualitas. 

Ia percaya bahwa dengan teknik budidaya yang tepat, seperti rotasi tanaman dan pemupukan yang baik, hasil panen dapat ditingkatkan. Selain itu, potensinya juga tidak hanya pada produksi buahnya, beberapa bagian dari pohon pisang seperti daunnya dapat dimanfaatkan sebagai pembungkus makanan dan juga bahan kerajinan tangan seperti anyaman. 

Buahnya sendiri bisa langsung dijual atau bisa dibuat olahan makanan seperti keripik pisang dan olahan makanan lainnya. Namun, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi beliau. Salah satunya adalah risiko banjir yang dapat merusak tanaman pisang saat musim hujan. 

Serangan hama, seperti penggerek batang dan kutu daun, juga menjadi masalah yang perlu diwaspadai. Selain itu fluktuasi harga juga berpengaruh yang dapat berdampak kepada penghasilan beliau sebagai pemilik kebun pisang ini.

Saya sedang mewawancarai pak Syahdan
Saya sedang mewawancarai pak Syahdan

Bapak Syahdan, pemilik kebun karet yang saya tenui, menjelaskan bahwa lahan di desa ini memiliki potensi untuk budidaya karet. Kelembaban tanah yang tinggi dan ketersediaan air yang melimpah di lahan basah sangat mendukung pertumbuhan pohon karet, memungkinkan tanaman tumbuh dan menghasilkan getah berkualitas tinggi. 

Getah karet yang dihasilkan tidak hanya digunakan untuk produksi ban, tetapi juga untuk berbagai produk lainnya, seperti sepatu, peralatan rumah tangga, dan bahan konstruksi, yang semuanya memiliki permintaan tinggi di pasar. Namun, Bapak Syahdan menghadapi beberapa tantangan dalam mengelola kebun karet. 

Salah satunya adalah risiko banjir yang dapat merusak akar dan sistem perakaran pohon karet, terutama selama musim hujan. Selain itu, serangan hama dan penyakit, seperti kutu dan jamur, bisa mengancam kesehatan pohon dan mengurangi produksi getah. Dan juga keseimbangan pasar, juga perlu diperhatikan karena ini berdampak pada penghasilan pekebun karet itu sendiri. 

Kabar baiknya, pemerintah telah membuat program BANGSIBUN BAKARET sebagai upaya meningkatkan nilai tambah dan daya saing pengembangan kawasan perkebunan karet berbasis  korporasi petani/pekebun yang bertujuan untuk mendukung kesejahteraan pekebun karet.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun