Ibu Masriati percaya bahwa lahan basah dapat meningkatkan produktivitas ternak, menghasilkan telur dan daging bebek berkualitas tinggi.Â
Namun, peternakan bebek di lahan basah juga menghadapi beberapa permasalahan. Salah satunya adalah risiko penyakit yang lebih tinggi akibat kelembaban yang berlebihan, yang dapat menular di antara ternak.Â
Selain itu, serangan predator seperti ular dan musang menjadi ancaman bagi bebek yang dibesarkan di area terbuka. Untuk mengatasi tantangan ini, Ibu Masriati menerapkan pengawasan yang ketat dan menjaga kebersihan kandang. Meski menghadapi tantangan, ia optimis bahwa dengan manajemen yang baik.
2. Desa Tambak Sirang Darat
Di desa ini pemanfaatan lahan basah lebih banyak didominasi oleh pertanian padi, jadi penduduk yang saya temui sebagian besar adalah petani padi oleh karena itu, saya akan menggabungkan dua hasil wawancara yang saya lakukan.Â
Bapak Ahmadi dan Bapak Zainal, dua petani padi yang saya temui, menyatakan bahwa lahan basah memiliki potensi signifikan untuk pengembangan budidaya padi. Ketersediaan air yang melimpah sepanjang tahun serta kesuburan tanah menjadikan lahan ini sangat ideal untuk pertumbuhan padi, sehingga mereka dapat menghasilkan panen yang optimal dengan biaya pemupukan yang lebih rendah.Â
Mereka juga menilai bahwa penerapan teknologi modern, seperti sistem irigasi dan bibit padi unggul, dapat meningkatkan produktivitas dan ketahanan tanaman. Sama seperti petani yang saya wawancarai sebelumnya, tantangan yang dihadapi oleh Bapak Ahmadi dan Bapak Zainal tidak sedikit.Â
Risiko banjir saat musim hujan sering kali mengancam tanaman padi, mengakibatkan kerugian yang signifikan. Selain itu, serangan hama, seperti tikus dan wereng, menjadi masalah yang terus-menerus mengancam hasil panen mereka. Untuk mengatasi permasalahan ini, mereka berusaha menerapkan pengelolaan air yang baik dan teknik pengendalian hama secara terpadu.
3. Desa Guntung Papuyu