Mohon tunggu...
Daffaras_
Daffaras_ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Daffa Raihan Alrasyid, mahasiswa UIN Bandung suka meditasi dan main game

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Harun yahya: mengungkap kebenaran di balik ilusi

22 Desember 2024   22:14 Diperbarui: 22 Desember 2024   22:14 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Ketika saya melihat mahasiswa-mahasiswa Muslim yang ketakutan mempelajari evolusi karena pengaruh pemikiran Harun Yahya, saya merasa sedih. Mereka telah kehilangan kesempatan untuk mengagumi kompleksitas penciptaan Allah melalui lensa sains. Padahal, bukankah Al-Quran sendiri berkali-kali menyeru kita untuk mengamati dan memikirkan alam semesta?

Mari kita kembalikan tradisi Islam yang menghargai ilmu pengetahuan. Mari kita tunjukkan pada dunia bahwa Muslim bisa menjadi ilmuwan yang handal sekaligus mukmin yang taat. Dan mari kita tinggalkan pemikiran sempit yang justru mengerdilkan kebesaran Allah dan kemampuan akal yang dianugerahkan-Nya kepada kita.

Sains dan agama bisa berjalan beriringan. Keduanya adalah cara kita memahami kebenaran. Yang satu melalui observasi dan eksperimen, yang lain melalui wahyu dan perenungan spiritual. Mengapa kita harus memilih salah satu ketika kita bisa memiliki keduanya?

Mungkin sudah waktunya kita berhenti mengagung-agungkan Harun Yahya dan mulai mengembangkan pemikiran yang lebih dewasa tentang hubungan sains dan Islam. Pemikiran yang tidak takut pada bukti ilmiah, sekaligus tetap berpegang teguh pada keimanan. Karena pada akhirnya, baik sains maupun agama memiliki tujuan yang sama: memahami kebenaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun