Peran Bank Indonesia: Melakukan intervensi moneter secara bijaksana untuk menstabilkan inflasi tanpa terlalu menekan pertumbuhan ekonomi.
Diversifikasi Ekonomi: Memperkuat sektor ekonomi domestik, seperti UMKM, untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan pasar global.
Apakah Anda ingin mendalami salah satu aspek atau mencari solusi spesifik terkait isu ini?Inflasi di Indonesia terus menunjukkan angka yang signifikan, menambah tantangan besar bagi perekonomian nasional. Kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir, terutama di sektor pangan dan energi, mengancam daya beli masyarakat serta stabilitas ekonomi secara keseluruhan. Meskipun inflasi pada tingkat moderat bisa menunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi, namun kenaikan inflasi yang tak terkendali justru berpotensi menciptakan ketidakpastian yang dapat merugikan sektor-sektor penting dalam perekonomian Indonesia (Setiawan, 2023). Inflasi yang tinggi berisiko memperburuk ketimpangan ekonomi dan semakin menekan kelompok masyarakat yang rentan.
Berdasarkan data terbaru dari Bank Indonesia, inflasi pada bulan November 2024 tercatat sebesar 5,8%, jauh melampaui target inflasi yang sebelumnya dipatok di angka 31%. Inflasi ini didorong oleh berbagai faktor, antara lain kenaikan harga pangan, fluktuasi harga energi global, dan gangguan dalam rantai pasokan. Kenaikan harga pangan, terutama beras, cabai, dan daging ayam, menyebabkan biaya hidup masyarakat semakin tinggi. Belum lagi, harga energi seperti minyak bumi dan gas yang turut mengalami kenaikan akibat ketegangan geopolitik dan fluktuasi permintaan global. Semua faktor ini secara bersamaan memberi dampak yang cukup besar bagi perekonomian Indonesia (Sudarsono & Rahman, 2022).
Pemerintah Indonesia melalui Bank Indonesia, serta kementerian terkait, telah melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan inflasi. Namun, meski kebijakan suku bunga acuan telah dinaikkan, dan program subsidi serta bantuan sosial diluncurkan, dampak inflasi yang terus meningkat tetap menjadi perhatian utama bagi perekonomian Indonesia. Kondisi ini tentunya memerlukan kebijakan yang lebih komprehensif, berbasis data, serta pemahaman yang lebih dalam mengenai dinamika ekonomi global dan domestik (Widodo, 2022).
Penyebab Inflasi di Indonesia: Faktor Internal dan Eksternal
Inflasi yang terjadi di Indonesia tidak hanya disebabkan oleh faktor internal, tetapi juga oleh faktor eksternal yang berasal dari kondisi ekonomi global. Salah satu penyebab utama adalah ketegangan geopolitik yang mempengaruhi harga energi global. Negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa yang sedang mengalami krisis energi, turut mempengaruhi harga minyak dan gas dunia, yang pada gilirannya berdampak pada harga energi di Indonesia. Di sisi lain, Indonesia sebagai negara pengimpor energi, tidak dapat terhindar dari dampak tersebut. Kenaikan harga energi ini mempengaruhi hampir seluruh sektor ekonomi, mulai dari sektor industri hingga rumah tangga (Sudarsono & Rahman, 2022).
Faktor kedua adalah ketidakstabilan harga pangan yang juga menjadi salah satu penyebab utama inflasi. Fluktuasi harga bahan pangan, terutama yang dipengaruhi oleh cuaca ekstrem, kekeringan, atau bencana alam, turut memperburuk situasi inflasi di Indonesia. Beberapa tahun terakhir, cuaca ekstrem seperti hujan yang tidak menentu atau kekeringan panjang menyebabkan hasil pertanian di beberapa daerah menurun, sehingga pasokan bahan pangan menjadi terbatas. Akibatnya, harga pangan seperti beras, cabai, sayur-mayur, dan daging mengalami lonjakan tajam. Faktor-faktor tersebut menciptakan ketidakpastian harga yang lebih tinggi, terutama bagi masyarakat yang bergantung pada pengeluaran untuk pangan.
Selain itu, gangguan dalam rantai pasokan global yang terjadi akibat pandemi COVID-19, serta kebijakan pembatasan sosial di banyak negara, turut menyebabkan kelangkaan barang dan jasa. Hal ini berimbas pada harga barang yang lebih tinggi, baik yang berasal dari luar negeri maupun yang diproduksi di dalam negeri. Ketidakstabilan rantai pasokan menyebabkan kelangkaan barang di pasar domestik, sehingga mendorong harga barang-barang tersebut melonjak. Meski beberapa negara telah mulai pulih dari dampak pandemi, namun lonjakan harga barang impor yang tidak terkendali tetap menjadi tantangan berat bagi ekonomi Indonesia (Setiawan, 2023).
Dampak Inflasi terhadap Daya Beli Masyarakat dan Sektor Bisnis
Salah satu dampak langsung dari inflasi yang meningkat adalah berkurangnya daya beli masyarakat. Kelompok masyarakat yang paling terpengaruh oleh inflasi adalah mereka yang berada di lapisan ekonomi bawah dan menengah, yang sebagian besar bergantung pada pendapatan tetap. Dengan adanya kenaikan harga barang yang signifikan, daya beli mereka untuk memenuhi kebutuhan pokok semakin terbatas. Kenaikan harga barang dan jasa membuat masyarakat harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk kebutuhan sehari-hari, sehingga berpotensi menurunkan kualitas hidup mereka.