Umat Islam di Indonesia harus melihat perbedaan pendapat sebagai bagian dari dinamika yang dapat meningkatkan pengetahuan dan memperkuat persaudaraan. Hanya dengan cara ini, perbedaan dapat diatasi dengan baik tanpa menyebabkan konflik.
3. Peran Pendidikan dan Media dalam Menciptakan Polarisasi
Media sosial modern tidak hanya menyebarkan informasi tetapi juga menciptakan polarisasi. Perdebatan di media sosial sering berubah menjadi ajang saling serang karena orang cenderung mencari informasi yang mendukung pendapat mereka sendiri dan menolak pendapat orang lain. Media malah meningkatkan kecemasan kelompok ketika berkonsentrasi pada konflik daripada melakukan percakapan.
Namun, pendekatan pendidikan agama yang terlalu ketat dan hanya menekankan satu cara memperburuk situasi. Pendidikan agama sering menghilangkan keanekaragaman perspektif, yang membuat orang melihat perbedaan sebagai ancaman daripada peluang untuk saling belajar.
4. Menghadapi Permusuhan dengan Dialog
Sosiolog Jrgen Habermas menciptakan pendekatan dialog, yang menekankan betapa pentingnya komunikasi yang terbuka dan jujur untuk menyelesaikan konflik. Ini berarti bahwa orang Muslim harus mendorong diskusi antara kelompok dengan menghormati dan toleransi satu sama lain. Dialog menghindari kritik negatif satu sama lain dan memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang menyebabkan perbedaan.
5. Pendidikan Multikultural sebagai Solusi Menghargai Perbedaan
Sosiologi pendidikan mengatakan bahwa pendidikan multikultural membantu masyarakat memahami bahwa perbedaan adalah wajar dan dapat diterima.Institusi pendidikan Islam, baik formal maupun informal, dapat memainkan peran penting dalam menyebarkan nilai-nilai ikhtilaf, atau perbedaan pendapat, yang sejalan dengan prinsip kebhinekaan.Â
Tujuan dari pendidikan ini adalah untuk menunjukkan bahwa Islam menerima pandangan yang berbeda, sehingga perbedaan pendapat dapat memperkaya pemahaman kita tentang Islam.Dengan mengadakan wacana lintas mazhab atau studi lintas perspektif, organisasi sosial seperti masjid, pesantren, dan organisasi Islam dapat mendorong penerimaan perbedaan sebagai rahmat.
Kesimpulan
Dengan memahami latar belakang sosial dari perbedaan pandangan dan konflik yang terjadi di kalangan Muslim, kita dapat memperkuat persatuan. Dari perspektif sosiologi, perbedaan pandangan ini adalah hasil dari berbagai keadaan sosial yang ada di setiap masyarakat muslim.