PENGARUH SERANGAN SIBER TERHADAP KEMAJUAN BANGSA
Annisa Revy A.1, Daffa Naufal A.2, Ahmad Zaky Alfarizi3, Raflie Aditya4, Septa Repyandika5, Rachminanda Cinta A.F.6, Bayu Segara7, Alivia Rahma F.8, Alfani Fathurrahman A.9 Lintang Dzunuraini10
Dosen Pengampu: Suprima, S.Pd.I, M.Pd.I.1, Satino, S.Sos.,MH.2, Intan Hesti Indriana, SE., MM.3
Program D3 Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
NIM: 1. 2310501019; 2. 2310501023; 3. 2310501026; 4. 2310501032; 5. 2310501029;
6. 2310501028; 7. 2310501031; 8. 2310501027; 9. 2310501025; 10. 2310501030
Email: 12310501019@mahasiswa.upnvj.ac.id; 22310501023@mahasiswa.upnvj.ac.id;
32310501026@mahasiswa.upnvj.ac.id; 42310501032@mahasiswa.upnvj.ac.id;
52310501029@mahasiswa.upnvj.ac.id; 62310501028@mahasiswa.upnvj.ac.id;
72310501031@mahasiswa.upnvj.ac.id; 82310501027@mahasiswa.upnvj.ac.id;
92310501025@mahasiswa.upnvj.ac.id; 102310501030@mahasiswa.upnvj.ac.id
Abstract
The digital age has marked people's dependence on the internet, including Generation Z, born between 1997 and 2012. Their activeness in the digital world, while bringing benefits, also opens up loopholes for cyberattacks. These attacks, such as data theft, online fraud, and the spread of malware, can hinder the nation's progress by harming the economy, weakening national security, and sparking social unrest. Generation Z, with its lack of cybersecurity knowledge and awareness, is a prime target. Lack of education, high curiosity, and lack of experience in secure internet are factors in their vulnerability. Therefore, this article discusses the impact of cyberattacks on the nation's progress, emphasizing the importance of education and preventive measures to protect Generation Z and the nation's future. In conclusion, increasing cybersecurity awareness among Generation Z is an urgent need. Collaboration between cybersecurity managers and educational institutions and digital platforms is needed to strengthen this effort, so that Generation Z can protect themselves and their data from cyber threats.
Abstrak
Era digital menandai ketergantungan masyarakat pada internet, termasuk Generasi Z yang lahir antara 1997 dan 2012. Keaktifan mereka di dunia digital, meskipun membawa manfaat, juga membuka celah bagi serangan siber. Serangan ini, seperti pencurian data, penipuan online, dan penyebaran malware, dapat menghambat kemajuan bangsa dengan merugikan ekonomi, melemahkan keamanan nasional, dan memicu keresahan sosial. Generasi Z, dengan kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang keamanan siber, menjadi target utama. Edukasi yang minim, rasa ingin tahu yang tinggi, dan kurangnya pengalaman dalam internet aman menjadi faktor kerentanan mereka. Oleh karena itu, artikel ini membahas pengaruh serangan siber terhadap kemajuan bangsa, menekankan pentingnya edukasi dan langkah preventif untuk melindungi Generasi Z dan masa depan bangsa. Kesimpulannya, peningkatan kesadaran keamanan siber di kalangan Generasi Z merupakan kebutuhan mendesak. Kolaborasi antara Pengelola keamanan siber dengan institusi pendidikan dan platform digital diperlukan untuk memperkuat upaya ini, sehingga Generasi Z dapat melindungi diri mereka dan data mereka dari ancaman siber.
Kata Kunci: Keamanan Siber, Serangan Siber, Edukasi Digital, Perlindungan Data.
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Di era digital, internet telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, termasuk Generasi Z yang lahir antara 1997 dan 2012. Generasi ini merupakan pengguna internet aktif dengan tingkat penetrasi internet yang tinggi. Namun, keaktifan mereka di dunia digital juga membawa risiko, salah satunya adalah serangan siber. Serangan siber adalah tindakan yang disengaja untuk mengganggu, menonaktifkan, atau merusak sistem komputer, jaringan, atau perangkat. Serangan ini dapat berupa pencurian data, penipuan online, penyebaran malware, dan lain sebagainya.
Dampak serangan siber tidak hanya memberikan ancaman pada tingkat individu, tetapi juga mampu memberikan dampak yang fatal bagi kemajuan sebuah bangsa. Serangan siber dapat secara signifikan menghambat pertumbuhan ekonomi dengan merusak infrastruktur digital dan mengganggu aktivitas ekonomi yang berdampak pada penurunan kepercayaan investor dan konsumen. Selain itu, serangan tersebut juga mampu melemahkan keamanan nasional dengan mencuri data rahasia negara dan militer serta mengganggu sistem kritis seperti jaringan listrik dan transportasi. Di samping itu, dampaknya juga menciptakan keresahan sosial dengan menyebarkan hoaks dan propaganda yang dapat memicu perpecahan dan konflik.
Generasi Z merupakan generasi yang paling aktif menggunakan internet. Namun, generasi ini juga paling rentan terhadap serangan siber karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang keamanan siber. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
- Kurangnya edukasi tentang keamanan siber di sekolah dan lingkungan keluarga.
- Tingginya rasa ingin tahu dan kecenderungan untuk mencoba hal baru tanpa mempertimbangkan risiko.
- Kurangnya pengalaman dalam menggunakan internet secara aman dan bertanggung jawab.
Mempertimbangkan dampak signifikan serangan siber terhadap kemajuan bangsa dan kerentanan Generasi Z, penting untuk memahami pengaruhnya secara mendalam. Artikel ini membahas pengaruh serangan siber terhadap kemajuan bangsa, menekankan pentingnya edukasi dan langkah preventif untuk melindungi Generasi Z dan masa depan bangsa.
Fokus Penelitian
1. Menganalisis dampak serangan siber terhadap kemajuan bangsa, meliputi:
- Dampak ekonomi, seperti gangguan aktivitas ekonomi, kerusakan infrastruktur digital, dan penurunan kepercayaan investor dan konsumen.
- Dampak keamanan nasional, seperti pencurian data rahasia negara dan militer, dan gangguan sistem kritis.
- Dampak sosial, seperti penyebaran hoaks dan propaganda yang dapat memicu perpecahan dan konflik.
2 . Mengevaluasi tingkat pengetahuan dan kesadaran Generasi Z tentang keamanan siber, meliputi:
- Pemahaman mereka tentang jenis-jenis serangan siber dan cara kerjanya.
- Kesadaran mereka tentang risiko dan dampak serangan siber.
- Kebiasaan mereka dalam menggunakan internet secara aman dan bertanggung jawab.
3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kerentanan Generasi Z terhadap serangan siber, meliputi:
- Kurangnya edukasi tentang keamanan siber di sekolah dan lingkungan keluarga.
- Tingginya rasa ingin tahu dan kecenderungan untuk mencoba hal baru tanpa mempertimbangkan risiko.
- Kurangnya pengalaman dalam menggunakan internet secara aman dan bertanggung jawab.
4. Merumuskan rekomendasi edukasi dan langkah preventif untuk melindungi Generasi Z dari serangan siber, meliputi:
- Meningkatkan edukasi tentang keamanan siber di sekolah dan lingkungan keluarga.
- Mengembangkan program edukasi yang menarik dan mudah dipahami oleh Generasi Z.
- Meningkatkan peran orang tua dan komunitas dalam mendidik Generasi Z tentang keamanan siber.
- Mendorong pengembangan teknologi keamanan siber yang mudah digunakan dan terjangkau bagi Generasi Z.
- Meningkatkan kerjasama antar pihak terkait untuk membangun ekosistem internet yang aman dan bertanggung jawab bagi Generasi Z.
Fokus penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memahami pengaruh serangan siber terhadap kemajuan bangsa dan merumuskan solusi yang tepat untuk melindungi Generasi Z dan masa depan bangsa.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
- Bagaimana pengaruh serangan siber terhadap kemajuan bangsa?
- Seberapa tinggi tingkat pengetahuan dan kesadaran Generasi Z tentang keamanan siber?
- Bagaimana pengalaman para alumni yang bekerja di bidang keamanan siber terkait dengan upaya meningkatkan keamanan siber dan kemajuan bangsa?
Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah:
- Untuk menganalisis dampak serangan siber terhadap kemajuan bangsa.
- Untuk mengevaluasi tingkat pengetahuan dan kesadaran Generasi Z tentang keamanan siber.
- Untuk faktor-faktor yang menyebabkan kerentanan Generasi Z terhadap serangan siber.
- Untuk merumuskan rekomendasi edukasi dan langkah preventif untuk melindungi Generasi Z dari serangan siber.
State of the Art Penelitian
Penelitian terdahulu tentang kesadaran keamanan siber Generasi Z menunjukkan hasil yang beragam. Beberapa penelitian menemukan bahwa Generasi Z memiliki tingkat kesadaran yang rendah tentang keamanan siber dan risiko yang terkait dengannya. Penelitian lain menunjukkan bahwa Generasi Z memiliki pengetahuan yang cukup tentang keamanan siber, tetapi mereka tidak selalu mempraktikkan kebiasaan aman.
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap rendahnya kesadaran keamanan siber Generasi Z antara lain:
- Kurangnya edukasi: Generasi Z tidak selalu menerima edukasi yang cukup tentang keamanan siber di sekolah atau di rumah.
- Kebiasaan online yang berisiko: Generasi Z sering terlibat dalam kebiasaan online yang berisiko, seperti berbagi informasi pribadi secara online atau mengklik tautan dari sumber yang tidak dikenal.
- Kurangnya kesadaran tentang ancaman: Generasi Z mungkin tidak menyadari berbagai jenis ancaman siber yang ada dan bagaimana cara mereka dapat terpengaruh oleh ancaman tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengisi celah dalam penelitian terdahulu dengan mengidentifikasi kebutuhan dan strategi yang efektif dalam meningkatkan kesadaran keamanan siber di kalangan Generasi Z. Oleh karena itu, penelitian ini akan berkontribusi dengan menganalisis dampak serangan siber secara mendalam, mengevaluasi kesadaran dan kebiasaan Generasi Z, serta merumuskan rekomendasi edukasi dan langkah preventif yang efektif untuk melindungi generasi ini dan masa depan bangsa.
Temuan baru yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
- Faktor-faktor baru yang menyebabkan kerentanan Generasi Z terhadap serangan siber
- Pemahaman yang lebih mendalam tentang kebutuhan dan preferensi Generasi Z dalam hal edukasi keamanan siber.
- Strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan kesadaran keamanan siber di kalangan Generasi Z.
Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Keamanan Siber
Keamanan siber adalah upaya untuk melindungi sistem informasi dari akses, penggunaan, pengungkapan, pengubahan, atau penghancuran yang tidak sah. Keamanan siber mencakup berbagai aspek, seperti keamanan jaringan, keamanan data, dan keamanan aplikasi.
2.2 Dampak Serangan Siber
Serangan siber dapat memberikan dampak yang signifikan bagi individu, organisasi, dan negara. Berikut adalah beberapa dampak serangan siber:
- Kehilangan data: Serangan siber dapat menyebabkan hilangnya data sensitif, seperti data pribadi, data keuangan, dan data rahasia negara.
- Kerugian finansial: Serangan siber dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan, baik bagi individu maupun organisasi.
- Gangguan aktivitas: Serangan siber dapat mengganggu aktivitas operasional organisasi dan menyebabkan downtime.
- Kerusakan reputasi: Serangan siber dapat merusak reputasi organisasi dan menurunkan kepercayaan pelanggan.
- Keamanan nasional: Serangan siber dapat membahayakan keamanan nasional dengan mencuri data rahasia negara dan mengganggu sistem kritis.
2.3 Peran Alumni di Bidang Keamanan Siber
Para alumni yang memiliki pengalaman bekerja di bidang keamanan siber memiliki peran penting dalam upaya meningkatkan keamanan siber dan kemajuan bangsa. Mereka dapat memberikan wawasan, pengalaman, dan pengetahuan yang berharga dalam menghadapi tantangan serangan siber.
Metode
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif sebagai metode penelitian utama untuk menggali dan memahami secara mendalam fenomena terkait dengan serangan siber. Melalui metode wawancara mendalam dan studi dokumentasi, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan wawasan yang komprehensif mengenai dampak serangan siber serta upaya peningkatan keamanan siber di Indonesia.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekitar kampus, kuisioner, dan Green Pramuka Square, Jakarta Timur. Penelitian dilaksanakan selama periode tertentu, yaitu dari bulan Maret hingga Mei tahun 2024.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Masyarakat sekitar dan kuisioner yang dibagikan secara acak. Subjek penelitian dipilih karena mereka memiliki peran yang relevan dalam konteks Pengaruh Serangan Siber terhadap Kemajuan Bangsa.
Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui beberapa teknik, yaitu:
- Observasi: Peneliti akan melakukan observasi terhadap kegiatan berinternet dan mengadakan kuisioner mengenai keamanan siber dan serangan siber.
- Wawancara: Peneliti akan melakukan wawancara dengan para alumni yang berpengalaman dan ahli dalam bidang siber, dan kuisioner untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang kegiatan berinternet yang dilakukan oleh Generasi Z, terutama dalam hal penggunaan aplikasi dan platform online.
- Studi Dokumentasi: Peneliti akan mengumpulkan dokumen-dokumen terkait kemanan, wawasan, dan kebijakan keamanan siber yang berhubungan dengan pencegahan serangan siber di era masa kini.
Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis secara kualitatif. Analisis data akan dilakukan dengan mengidentifikasi pola-pola, tema-tema, dan temuan-temuan utama yang muncul dari data yang telah dikumpulkan.
Etika Penelitian
Peneliti akan menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dari subjek penelitian sesuai dengan etika penelitian. Peneliti juga akan mendapatkan izin dari pihak kampus dan subjek penelitian sebelum melakukan pengumpulan data.
Hasil Penelitian
Pada penelitian mengenai pengaruh serangan siber terhadap kemajuan bangsa dan kerentanan Generasi Z, hasil penelitian menunjukkan bahwa serangan siber mempunyai dampak yang signifikan dan multi-dimensional. Berikut adalah uraian hasil penelitian:
1. Dampak Ekonomi:
- Gangguan Aktivitas Ekonomi: Serangan siber telah menyebabkan gangguan signifikan dalam aktivitas ekonomi. Beberapa perusahaan melaporkan kerugian finansial yang besar akibat serangan ini.
- Kerusakan Infrastruktur Digital: Infrastruktur digital yang rusak akibat serangan siber memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghambat operasi bisnis.
- Penurunan Kepercayaan Investor dan Konsumen: Kejadian serangan siber yang berulang menyebabkan penurunan kepercayaan dari investor dan konsumen terhadap keamanan ekonomi digital di Indonesia.
2. Dampak Keamanan Nasional:
- Pencurian Data Rahasia: Data rahasia negara dan militer sering menjadi target serangan siber, mengancam keamanan nasional.
- Gangguan Sistem Kritis: Sistem kritis seperti jaringan listrik dan transportasi mengalami gangguan yang berpotensi menyebabkan kerusakan besar dan mengancam keselamatan publik.
3. Dampak Sosial:
- Penyebaran Hoaks dan Propaganda: Serangan siber sering kali disertai dengan penyebaran hoaks dan propaganda yang dapat memicu perpecahan dan konflik sosial.
- Keresahan Sosial: Ketidakpastian dan ketakutan di kalangan masyarakat meningkat akibat berita palsu dan ancaman yang disebarkan melalui serangan siber.
4. Tingkat Pengetahuan dan Kesadaran Generasi Z:
- Pemahaman Tentang Serangan Siber: Generasi Z menunjukkan pemahaman yang terbatas tentang jenis-jenis serangan siber dan cara kerjanya.
- Kesadaran Tentang Risiko: Kesadaran mereka tentang risiko dan dampak serangan siber masih rendah, yang meningkatkan kerentanan mereka terhadap serangan ini.
- Kebiasaan Penggunaan Internet: Generasi Z cenderung menggunakan internet tanpa mempertimbangkan risiko keamanan, yang meningkatkan kemungkinan menjadi korban serangan siber.
5. Faktor-faktor Kerentanan Generasi Z:
- Kurangnya Edukasi: Kurangnya edukasi tentang keamanan siber di sekolah dan lingkungan keluarga membuat Generasi Z rentan terhadap serangan siber.
- Rasa Ingin Tahu Tinggi: Tingginya rasa ingin tahu dan kecenderungan untuk mencoba hal baru tanpa mempertimbangkan risiko meningkatkan kerentanan mereka.
- Kurangnya Pengalaman: Kurangnya pengalaman dalam menggunakan internet secara aman dan bertanggung jawab juga menjadi faktor signifikan.
6. Rekomendasi:
- Edukasi Keamanan Siber: Meningkatkan edukasi tentang keamanan siber di sekolah dan lingkungan keluarga.
- Program Edukasi Menarik: Mengembangkan program edukasi yang menarik dan mudah dipahami oleh Generasi Z.
- Peran Orang Tua dan Komunitas: Meningkatkan peran orang tua dan komunitas dalam mendidik Generasi Z tentang keamanan siber.
- Teknologi Keamanan Mudah Digunakan: Mendorong pengembangan teknologi keamanan siber yang mudah digunakan dan terjangkau bagi Generasi Z.
- Kerjasama Antar Pihak: Meningkatkan kerjasama antar pihak terkait untuk membangun ekosistem internet yang aman dan bertanggung jawab bagi Generasi Z.
Implikasi Temuan
Temuan ini menegaskan pentingnya integrasi edukasi keamanan siber dalam kurikulum pendidikan dan perlunya peran aktif semua pihak, termasuk orang tua, guru, dan pemerintah, dalam mendukung keamanan digital. Implikasi dari temuan ini adalah perlunya investasi lebih besar pada fasilitas keamanan siber dan pelatihan intensif bagi guru tentang cara menggunakan teknologi secara aman dalam proses belajar mengajar. Selain itu, perlu adanya penguatan kerjasama antara sekolah, komunitas, dan pemerintah untuk mendorong penerapan kebijakan keamanan siber guna melindungi Generasi Z dan mendukung kemajuan bangsa secara keseluruhan.
Pembahasan
Serangan siber berpotensi besar menimbulkan kerusakan pada perekonomian suatu negara. Ketika infrastruktur digital yang menjadi tulang punggung ekonomi digital diserang, dampaknya akan dirasakan lintas sektor. Misalnya, serangan ransomware yang menyandera data penting perusahaan dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan, baik melalui pembayaran uang tebusan maupun hilangnya produktivitas. Lebih lanjut, serangan yang berhasil menembus sistem perbankan atau pasar saham dapat mengakibatkan kerugian yang signifikan bagi investor dan menurunkan kepercayaan terhadap stabilitas perekonomian. Dalam jangka panjang, persepsi negatif terhadap keamanan digital dapat mengurangi investasi asing dan memperlambat pertumbuhan ekonomi di negara-negara yang sering terjadi serangan siber. Di era informasi, serangan siber yang menyebarkan berita palsu dan propaganda dapat berdampak luas pada masyarakat. Penyebaran informasi palsu atau menyesatkan dapat menimbulkan kepanikan sosial, ketidakpercayaan, bahkan konflik antar kelompok. Misalnya, berita palsu yang tersebar luas di media sosial dapat menimbulkan keresahan sosial dan memicu kekerasan. Dalam jangka panjang, fenomena ini dapat melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga dan proses demokrasi, yang pada gilirannya melemahkan kohesi sosial dan stabilitas politik.
Serangan siber selama pandemi dapat dibagi menjadi tiga kategori: penipuan dan phishing, malware, dan penolakan layanan terdistribusi (DDoS). Contoh spesifik serangan siber pada masa pandemi. Pada bulan Maret 2020, Rumah Sakit Universitas Brno, salah satu laboratorium pengujian virus corona di Republik Ceko, mengalami serangan siber dalam bentuk ransomware dan harus mematikan seluruh jaringan TI-nya[1].
Untuk organisasi yang sudah menyediakan perangkat kerja kepada karyawannya, perangkat ini biasanya dijamin memiliki hak administratif minimal atau tidak sama sekali. Namun, peraturan biasa bahwa karyawan memiliki hak waktu terbatas untuk menginstal perangkat lunak yang diperlukan masih bermasalah. Oleh karena itu, perusahaan perlu memberikan solusi yang lebih praktis dan memberikan lebih banyak hak kepada karyawannya, yang secara tidak langsung akan menimbulkan lebih banyak potensi masalah keamanan. Keamanan siber selama pandemi penyakit virus corona 2019 (Covid-19) adalah masalah yang benar-benar mengkhawatirkan seiring dengan bermunculannya ancaman siber dan insiden keamanan yang menargetkan orang-orang dan sistem yang rentan di seluruh dunia [2].
Ada banyak ancaman keamanan siber di industri perbankan, yang paling umum adalah pencurian identitas, pencurian identitas, dan layanan pihak ketiga yang tidak aman. Untuk memitigasi semua ancaman ini, industri perbankan dapat memastikan solusi keamanan yang tepat tersedia dengan melatih karyawan untuk mengaudit seluruh sistem secara rutin. Oleh karena itu, meskipun terdapat kerentanan, terdapat banyak peluang bagi sektor perbankan untuk meningkatkan keamanan sibernya[3].
.
IDS biasanya menganalisis serangan siber yang masuk menggunakan deteksi anomali, analisis protokol stateful (juga dikenal sebagai inspeksi paket mendalam), pencocokan tanda tangan, atau kombinasi ketiga teknik tersebut (hibrida). Karena kemampuan untuk mendeteksi serangan zero-day secara lebih akurat, IDS pendeteksi anomali berbasis kecerdasan buatan menjadi semakin populer dalam mendeteksi serangan siber. Selain itu, penting bagi organisasi layanan kesehatan untuk mengambil pendekatan komprehensif terhadap keamanan siber dan mempertimbangkan keamanan tidak hanya dari perspektif teknis tetapi juga dalam kerangka proses mereka [4]. Contoh pendekatan yang komprehensif terhadap keamanan siber termasuk Model Manajemen Ketahanan CERT (CERT-RMM) [5], manajemen risiko , dan memasukkan keamanan siber ke dalam proses perencanaan dan penganggaran strategis [4].
Insiden kejahatan dunia maya yang terkait dengan pandemi COVID-19 menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan dan perekonomian masyarakat di seluruh dunia, sehingga penting untuk memahami tidak hanya mekanismenya tetapi juga distribusi dan cakupan ancaman tersebut. Banyak solusi untuk menganalisis bagaimana peristiwa tersebut terjadi, mulai dari definisi formal hingga pendekatan sistematis hingga verifikasi sifat ancaman, telah diusulkan dalam literatur [6][7]. Meskipun pendekatan ini dapat mengklasifikasikan serangan, pendekatan ini sering kali tidak dapat mewakili peristiwa berskala besar dan terdistribusi seperti yang disajikan dalam naskah ini, yang banyak peristiwanya berasal, namun tidak terkait dengan pandemi yang ada. Untuk tujuan ini, dipilih visualisasi temporal yang dapat menggambarkan peristiwa tanpa mempengaruhi narasi [8]. Selanjutnya, visualisasi jenis ini digunakan di seluruh bidang keamanan cyber untuk menggambarkan serangan cyber yang mengarah ke [9].
Penutup
Dengan berakhirnya penelitian dan penulisan Artikel Proyek Mata Kuliah Wajib Kurikulum tentang penelitian yang berjudul “Pengaruh Keamanan Siber dan Serangan Siber Terhadap Kemajuan Bangsa”.
Di era yang semakin digital, penting untuk memahami dan mengatasi ancaman serangan siber yang dapat menghambat kemajuan suatu negara. Gen Z perlu dibekali dengan pengetahuan dan kesadaran akan keamanan siber karena mereka memainkan peran penting sebagai pengguna internet aktif. Melalui pendidikan yang tepat dan kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, kita dapat menciptakan lingkungan digital yang aman dan kondusif bagi pertumbuhan ekonomi, keamanan nasional, dan stabilitas sosial. Hanya melalui upaya bersama kita dapat melindungi kemajuan bangsa kita dari bahaya serangan siber dan memastikan masa depan yang lebih aman bagi semua orang.
Ucapan Terima Kasih
Puji dan Syukur kami ucapkan dan panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya karena atas izin-Nya lah Penelitian ini dapat selesai.
Dalam penulisan artikel ini kami menyadari bahwa artikel ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu mohon maaf jika ada kesalahan, karena di dalamnya masih terdapat kekurangan-kekurangan.
Hal ini dikarenakan keterbatasan yang dimiliki oleh kami baik dalam segi kemampuan, pengetahuan serta pengalaman kami. Oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar dalam penyusunan artikel ini dapat menjadi lebih baik.
Kami juga ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu kami untuk menyelesaikan artikel ini. diantaranya yaitu kepada:
- Bapak Suprima, S.Pd.I, M.Pd.I, selaku Dosen Pendidikan Agama
- Bapak Satino, S.Sos.,MH, selaku Dosen Bela Negara
- Ibu Intan Hesti Indriana, SE., MM., selaku Dosen Kepemimpinan.
- Alumni
- Masyarakat yang mengisi kuisioner
Referensi
[1] C. Cimpanu, “Czech hospital hit by cyberattack while in the midst of a COVID-19 outbreak,” 2020. [Online]. Available: https://www.zdnet.com/article/czech-hospitalhit-by-cyber-attack-while-in-the-midst-of-acovid-19-outbreak/.
[2] Dermawan, I., Baidawi, A., Iksan, & Mellyana Dewi, S. (2023). Serangan Cyber dan Kesiapan Keamanan Cyber Terhadap Bank Indonesia. Jurnal Informasi Dan Teknologi, 5(3), 20-25. https://doi.org/10.60083/jidt.v5i3.364
[3] G. Tsakalidis, “A systematic approach toward description and classification of cyber crime incidents,” IEEE Trans. Syst. Man, Cybern. Syst., vol. 49, no. 4, pp. 710–729, 2017.
[4] I. Kotenko and A. Chechulin, “A Cyber Attack Modeling and Impact Assessment framework,” in International Conference on Cyber Conflict, CYCON, 2013, pp. 1–24.
[5] O. Kolomiyets, S. Bethard, and M. F. Moens, “Extracting narrative timelines as temporal dependency structures,” 50th Annu. Meet. Assoc. Comput. Linguist. ACL 2012 - Proc. Conf., vol. 1, no. February, pp. 88–97, 2012.
[6] R. Van Heerden, S. Von Soms, and R. Mooi, “Classification of cyber attacks in South Africa,” in 2016 IST-Africa Conference, ISTAfrica 2016, 2016, no. September.
[7] S. S. Bhuyan et al., “Transforming Healthcare Cybersecurity from Reactive to Proactive: Current Status and Future Recommendations,” J. Med. Syst., vol. 44, no. 5, 2020.
[8] S. E. Institute, CERT Resilience Management Model (CERT-RMM) Version 1.2, no. February. 2016.
[9] S. Hakak, W. Z. Khan, M. Imran, K. K. R. Choo, and M. Shoaib, “Have You Been a Victim of COVID-19-Related Cyber Incidents? Survey, Taxonomy, and Mitigation Strategies,” in IEEE Access, 2020, vol. 8, pp. 124134–124144
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H