Langkah-Langkah:
- Auditor mengidentifikasi area ketidaksesuaian, tetapi menyampaikan temuan dengan pendekatan edukatif.
- WP diberi ruang untuk menjelaskan atau memberikan bukti tambahan yang mendukung klaimnya.
Contoh Praktis:
Jika auditor menemukan omzet yang dilaporkan lebih rendah, mereka menjelaskan temuannya kepada WP, sekaligus memberikan edukasi tentang pentingnya pelaporan yang akurat untuk menghindari sanksi di masa depan.
3. Tahap Pa-Dha-Ja-Ya-Nya (Pencapaian Harmoni)
Pada tahap ini, auditor dan WP bekerja sama untuk menemukan solusi yang dapat diterima bersama.
Langkah-Langkah:
- Diskusi difokuskan pada penyelesaian masalah, bukan pada pemberian sanksi semata.
- Auditor memberikan panduan kepada WP tentang langkah-langkah yang perlu diambil untuk memperbaiki laporan pajaknya.
Contoh Praktis:
Auditor membantu WP kecil menghitung ulang omzet dan menyusun pembetulan laporan pajak. Jika diperlukan, WP diberi panduan tentang tata cara pembayaran denda yang ringan.
4. Tahap Ma-Ga-Ba-Tha-Nga (Pembelajaran Berkelanjutan)
Tahap akhir ini bertujuan untuk memastikan bahwa audit tidak hanya menghasilkan resolusi, tetapi juga pembelajaran bagi WP dan auditor.
Langkah-Langkah:
- Auditor memberikan rekomendasi kepada WP untuk meningkatkan sistem pencatatan dan pelaporan pajak.
- WP diberi edukasi lanjutan tentang peraturan pajak terbaru.
Contoh Praktis:
Setelah audit, UKM mendapatkan pelatihan singkat tentang penggunaan software akuntansi sederhana untuk membantu mereka mencatat transaksi secara lebih akurat.
5. Alat Pendukung dalam Penerapan Dialektika Hanacaraka
- Pelatihan dan Edukasi: Materi edukasi untuk WP kecil yang sering mengalami kesalahan dalam pelaporan pajak.
- Pendekatan Personal: Diskusi langsung yang berbasis empati, dengan menghindari istilah teknis yang membingungkan.
- Pemetaan Budaya: Pemahaman tentang latar belakang sosial dan budaya WP untuk menciptakan hubungan yang lebih baik.