Mohon tunggu...
M Daffa Izzuddin
M Daffa Izzuddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - PKTJ TEGAL

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pancasila dan Moderasi Beragama Solusi dari Konflik Antar Umat Beragama

9 Januari 2024   11:59 Diperbarui: 9 Januari 2024   12:28 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://mmc.kalteng.go.id

Peran agama dan ideologi Pancasila dalam kehidupan masyarakat Indonesia memiliki posisi yang sangat penting. Di Indonesia sendiri terdapat 6 agama resmi yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu. Fungsi dan tujuan dari agama adalah memberikan pedoman perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan pengaruh yang besar baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Walaupun terdapat perbedaan antar agama, namun terdapat kesamaan ajaran pada masing-masing agama yaitu berbuat baik dan tidak menimbulkan kerusakan pada lingkungan.

Namun dalam kenyataanya justru berbanding terbalik, di Indonesia sendiri masih banyak terdapat konflik yang ditimbulkan oleh agama, yang mana konflik ini melibatkan antar pemeluk agama yang saling bersenggolan, konflik ini bukan satu dua kali terjadi, akan tetapi sangat sering terjadi di berbagai daerah, apalagi menjelang tahun politik di tahun 2024 ini, akankah akan seperti 2019 yang mana pesta demokrasi akan dibumbui oleh bumbu-bumbu agama?.

Kalau kita Kembali ke tahun 2019 dimana pesta demokrasi dilaksanakan pemilihan presiden, yang Dimana pesta demokrasi yang harusnya berjalan sesuai dengan prinsip demokrasi malah justru dibumbui dengan embel-embel agama, yang lebih memprihatinkan lagi tokoh agama yang harusnya menjadi contoh dan menjadi penengah malah ikut dan terlibat aktif dalam mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden saat itu.

Jika kita mundur lagi kita bisa menemukan konflik antar umat beragama terbesar yang pernah terjadi di Indonesia yaitu konflik Maluku tahun 1999, konflik tersebut telah mencabik-cabik urat nadi kemanusiaan, dan itu dicatat sebagai noda hitam dalam lembaran Sejarah hubungan sosial Masyarakat di Indonesia. Dan ini harus diingat selalu oleh Masyarakat Indonesia agar konflik seperti ini tidak terjadi lagi. Dari kejadian itu, konflik menjadi semakin besar akibat isu negatif yang beredar. Kedua kelompok agama tersulut emosi sehingga saling menyerang dan menewaskan sebanyak 12 orang serta ratusan orang mengalami luka.

Selain konflik maluku terdapat beberapa contoh konflik yang mengatas namakan agama di Indonesia yaitu ada Konflik Poso dapat dikatakan sebagai konflik agama yang serius karena tidak menemukan jalan untuk mendamaikan kedua pihak. Konflik ini terjadi sebanyak tiga kali di Kota Poso, Sulawesi Tengah. Konflik pertama terjadi pada 25 sampai 29 Desember 1999, konflik kedua pada 17 sampai 21 April 2000, dan konflik ketiga pecah pada tanggal 16 Mei sampai 15 Juni 2000.

Contoh konflik antar agama berikutnya pernah dialami oleh masyarakat Tolikara pada 17 Juli 2015 antara Islam dan Nasrani. Konflik tersebut bermula ketika jemaat Gereja Injil membakar masjid ketika umat Muslim akan menjalankan salat Idul Fitri. Akibat dari konflik tersebut dua orang tewas serta 96 rumah umat Muslim hangus terbakar. Konflik dapat diselesaikan setelah pemerintah melakukan rekonsilasi.

Lalu ada lagi yang terjadi di Kota Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, konflik antar agama berikutnya melibatkan masyarakat Desa Agom dan Desa Balinuraga. Sebagian besar Desa Balinuraga ditempati oleh pemeluk agama Buddha, sedangkan di Desa Agom pemeluk agama Islam. Konflik berawal ketika ada seorang gadis Desa Agom yang digoda oleh seorang pemuda asal Balinuraga. Warga Agom yang marah pun menyerang warga Balinuraga yang balas menyerang. Suasana kembali kondusif setelah melalui proses mediasi.

Jika contoh diatas mungkin terlalu jauh rentang waktunya dari sekarang, saya akan memberikan contoh konflik antar umat beragama dalam rentang 2023, Di antaranya penolakan pembangunan Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) di Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Maret 2023. Kemudian terjadi penutupan Gereja Protestan Simalungun (GKPS) di Purwakarta, Jawa Barat pada April 2023.

Ada juga penutupan sementara Gereja Kristen Jawa di Banjarsari, Solo, Jawa Tengah pada Juni 2023 dan penolakan pembangunan vihara di Cimacan, Cianjur, Jawa Barat pada Agustus 2023. Dan kemudian penolakan pembangunan Masjid Taqwa Muhammadiyah di Kabupaten Bireun, Aceh Darussalam pada September 2023. Satu-satunya kasus panjang dan paling kontroversial yang sudah tuntas adalah pembangunan Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Taman Yasmin, Bogor. Kasus tersebut memakan waktu 15 tahun sampai akhirnya diresmikan pada April 2023

Dari beberapa contoh diatas, menjadi bahan intropeksi bagi kita semua, kemana nilai-nilai toleransi yang harusnya menjadi karakter bangsa kita, kemana semboyan bangsa yang selalu kita banggakan Bhinneka Tunggal Ika, walau berbeda-beda tetap satu jua, apakah semua itu hanya sekedar semboyan dan pengakuan atau itu memang pedoman bangsa dalam berkehidupan sosial? Hal tersebut harus menjadi perhatian bagi kita semua karena hal tersebut dapat memecah belah bangsa.

Dengan maraknya konflik yang dilakukan oleh antar umat beragama, peran tokoh dan pemuka agama menjadi sangat penting karena kontrol umat beragama terdapat pada pemuka agama. Jadi pemuka agama harusnya lebih sering melakukan pertemuan lintas agama yang bukan hanya dilakukan oleh pemuka agama, melainkan juga melibatkan umat beragama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun