Penyutradaraan "Istirahatlah Kata-Kata" banyak diakui oleh kritikus dan penonton karena berani dalam menceritakan kisah yang sensitif dan penting dalam sejarah Indonesia. Film ini bukan hanya mengingatkan kita tentang kekejaman yang terjadi di masa lalu, tapi juga menyerukan agar kita terus memperjuangkan kebebasan dan hak asasi manusia. Kesuksesan film ini juga membuktikan bahwa industri perfilman Indonesia memiliki kemampuan untuk menghasilkan karya-karya yang kritis dan berkualitas tinggi.
Kesimpulan
Film "Istirahatlah Kata-Kata" merupakan film yang sangat menarik untuk ditonton oleh semua generasi. Film ini tidak hanya merayakan seorang penyair dan aktivis yang telah tiada, tetapi juga menegaskan kembali betapa pentingnya kebebasan berekspresi dan perlawanan terhadap ketidakadilan. Film ini juga memiliki keterkaitan dengan RUU KUHP yang melahirkan sejumlah pasal kontroversial terkait kebebasan berpendapat dan penghinaan terhadap presiden serta lambang negara. Seperti Wiji Thukul yang dikriminalisasi karena puisinya, RUU ini menimbulkan kekhawahatiran bahwa kebebasan berekspresi dapat terancam. Lewat film ini, Wiji Thukul dan kata-katanya yang penuh semangat tetap dikenang dan menginspirasi banyak individu, serta menjaga sejarah kelam tidak terulang kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H