Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan. Itulah memang arti terpelajar itu.

Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Khaled Nabhan, Ikon Kesedihan Tragedi di Palestina, Tewas oleh Serangan Brutal Israel di Gaza

18 Desember 2024   03:29 Diperbarui: 18 Desember 2024   03:29 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: One Path Network via X

Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Sebenarnya, mereka itu hidup dan dianugerahi rezeki di sisi Tuhannya. (QS Ali Imran: 169)

Serangan artileri oleh Pasukan Pendudukan Israel (IOF) pada hari Senin telah menewaskan seorang pria Palestina, Khaled Nabhan, yang sebelumnya dikenal di seluruh dunia setelah tampil dalam sebuah video yang menunjukkan kesedihannya atas pembunuhan cucu perempuannya dalam serangan Israel lainnya di Gaza, sebagaimana dinukil dari Common Dream.

Khaled Nabhan yang juga dikenal sebagai Abu Diaa ini tewas selama pengeboman IOF di kamp pengungsi Nuseirat, Gaza Tengah. Nabhan mendapatkan pengakuan internasional pada November 2023 setelah video yang menampilkan dirinya memeluk tubuh tak bernyawa cucu perempuannya yang berusia 3 tahun, Reem, tersebar luas. Reem dibunuh bersama saudara laki-lakinya yang berusia 5 tahun, Tariq, dalam serangan udara IOF di kamp Nuseirat. Nabhan dan kerabat lainnya terluka dalam serangan tersebut.

Dalam video tersebut, Nabhan mencium wajah Reem yang memar dan berdarah saat dia mengucapkan selamat tinggal kepada cucu yang dia sebut sebagai "jiwa jiwaku."

"Dia dulu memanggilku dengan suaranya yang manis, membawa makanan dan air untukku, dan mengisi hari-hariku dengan kebahagiaan," ujar Nabhan kepada media Palestina saat itu. "Aku akan berkata kepadanya, 'Oh cintaku, hatiku, mataku.'" 

Hari Senin, penghormatan kepada Nabhan dan kecaman terhadap perang Israel yang didukung AS di Gaza tersebar luas di media sosial.

"Ini bukan perang, ini adalah penghapusan keluarga dan sejarah---dengan impunitas," kata jurnalis Antoinette Lattouf di X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

"Khaled Nabhan menunjukkan lebih banyak kemanusiaan dalam satu video daripada seluruh blok Barat dalam 14 bulan terakhir," kata akun lain di X dengan lebih dari 166.000 pengikut.

"Israel baru saja membunuh Khaled Nabhan, yang kisahnya menarik perhatian dunia tahun lalu ketika CNN menayangkan laporan tentang Israel yang membantai cucunya jiwa-[nya]," ujar akun X Muhammad Shehada.

"Sheikh Khaled Nabhan. Jiwa dari jiwa kita. Semoga cahayanya menginspirasi kita semua," ujar akun @mufastamo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun