Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Sebenarnya, mereka itu hidup dan dianugerahi rezeki di sisi Tuhannya. (QS Ali Imran: 169)
Serangan artileri oleh Pasukan Pendudukan Israel (IOF) pada hari Senin telah menewaskan seorang pria Palestina, Khaled Nabhan, yang sebelumnya dikenal di seluruh dunia setelah tampil dalam sebuah video yang menunjukkan kesedihannya atas pembunuhan cucu perempuannya dalam serangan Israel lainnya di Gaza, sebagaimana dinukil dari Common Dream.
Khaled Nabhan yang juga dikenal sebagai Abu Diaa ini tewas selama pengeboman IOF di kamp pengungsi Nuseirat, Gaza Tengah. Nabhan mendapatkan pengakuan internasional pada November 2023 setelah video yang menampilkan dirinya memeluk tubuh tak bernyawa cucu perempuannya yang berusia 3 tahun, Reem, tersebar luas. Reem dibunuh bersama saudara laki-lakinya yang berusia 5 tahun, Tariq, dalam serangan udara IOF di kamp Nuseirat. Nabhan dan kerabat lainnya terluka dalam serangan tersebut.
Dalam video tersebut, Nabhan mencium wajah Reem yang memar dan berdarah saat dia mengucapkan selamat tinggal kepada cucu yang dia sebut sebagai "jiwa jiwaku."
"Dia dulu memanggilku dengan suaranya yang manis, membawa makanan dan air untukku, dan mengisi hari-hariku dengan kebahagiaan," ujar Nabhan kepada media Palestina saat itu. "Aku akan berkata kepadanya, 'Oh cintaku, hatiku, mataku.'"Â
Hari Senin, penghormatan kepada Nabhan dan kecaman terhadap perang Israel yang didukung AS di Gaza tersebar luas di media sosial.
"Ini bukan perang, ini adalah penghapusan keluarga dan sejarah---dengan impunitas," kata jurnalis Antoinette Lattouf di X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
"Khaled Nabhan menunjukkan lebih banyak kemanusiaan dalam satu video daripada seluruh blok Barat dalam 14 bulan terakhir," kata akun lain di XÂ dengan lebih dari 166.000 pengikut.
"Israel baru saja membunuh Khaled Nabhan, yang kisahnya menarik perhatian dunia tahun lalu ketika CNN menayangkan laporan tentang Israel yang membantai cucunya jiwa-[nya]," ujar akun XÂ Muhammad Shehada.
Baca juga: September Kelam: Tragedi Kemanusiaan, Pelanggaran HAM, dan Perjuangan Aktivis di Indonesia"Sheikh Khaled Nabhan. Jiwa dari jiwa kita. Semoga cahayanya menginspirasi kita semua," ujar akun @mufastamo.
Kematian Nabhan terjadi di tengah pengeboman hebat oleh Israel yang telah menewaskan puluhan warga Palestina pada hari Minggu dan Senin. Serbuang bom ini menjadikan total korban meningkat dari serangan Israel selama 437 hari menjadi lebih dari 45.000---kebanyakan wanita dan anak-anak. Lebih dari 106.000 orang lainnya terluka dan lebih dari 11.000 warga Palestina hilang dan diduga tewas serta dimakamkan di bawah reruntuhan.
Juru bicara Gaza Civil Defense, Mahmoud Basal, mengatakan kepada wartawan bahwa setidaknya 40 orang termasuk wanita dan anak-anak tewas pada hari Minggu saat pasukan Israel menyerbu sekolah Khalil Awida di Beit Hanoun, tempat keluarga Palestina yang dipaksa mengungsi berlindung.
Menurut Quds News Network, pasukan IOF menculik semua pria yang berlindung di sana sambil memaksa yang lain untuk melarikan diri dan meninggalkan yang terluka tanpa perawatan medis.
Ismail Al-Thawabta, direktur kantor media di Gaza, mengatakan pada hari Minggu bahwa 42 warga Palestina telah tewas dalam serangan IOF di kamp pengungsi Nuseirat dan empat personel Pertahanan Sipil Gaza serta kameramen Al Jazeera, Ahmed al-Louh, tewas dalam serangan di markas lapangan, di antara berbagai kejadian korban lainnya.
Israel---yang saat ini sedang dalam proses diadili atas tuduhan genosida di Pengadilan Internasional Hak Asasi Manusia---mengatakan bahwa pasukannya menargetkan teroris dan infrastruktur mereka di seluruh Jalur Gaza.
Reaksi dan Solidaritas Internasional
Video Khaled Nabhan yang menangis atas kematian cucu perempuannya telah menjadi simbol penderitaan rakyat Palestina dan mengundang solidaritas internasional. Media sosial dipenuhi dengan penghormatan dan seruan untuk menghentikan kekerasan di Gaza.
Kesedihan Nabhan mencerminkan realitas pahit yang dihadapi oleh keluarga Palestina yang kehilangan anggota keluarga mereka dalam konflik yang terus berlanjut. Pengeboman yang terus-menerus dan tingginya angka korban jiwa menimbulkan kecaman dari komunitas internasional dan memicu diskusi tentang tindakan Israel di Gaza.
Latar Belakang Konflik
Konflik antara Israel dan Palestina telah berlangsung selama beberapa dekade, dengan banyak pihak mengkritik tindakan kekerasan yang berulang dan dampaknya terhadap warga sipil. Serangan udara dan pengeboman oleh IOF di Gaza telah menyebabkan kehancuran infrastruktur dan kehilangan nyawa yang signifikan, terutama di kalangan wanita dan anak-anak.
Gaza Civil Defense, organisasi yang bertugas melindungi warga sipil, terus melaporkan korban jiwa dan kerusakan akibat serangan Israel. Upaya internasional untuk mencapai perdamaian masih menemui banyak hambatan, dengan kedua belah pihak tetap mempertahankan tuntutan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H