Netanyahu juga mengumumkan bahwa ia telah memerintahkan militer Israel untuk sementara "mengambil alih" posisi pasukan Suriah di zona demiliterisasi di Dataran Tinggi Golan. Ia menambahkan bahwa perjanjian gencatan senjata tahun 1974 antara Israel dan Suriah telah "runtuh" karena pasukan Suriah meninggalkan posisinya.
Amerika Serikat
Gedung Putih menyatakan bahwa Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, dan timnya "sedang memantau secara dekat peristiwa luar biasa di Suriah dan tetap berhubungan dengan mitra regional". Amerika Serikat menunggu perkembangan lebih lanjut sambil memastikan stabilitas dan keamanan di kawasan tersebut.
Irak
Irak, yang juga memiliki milisi kuat yang didukung Iran dan telah mengirimkan pasukan untuk mendukung militer Suriah selama perang saudara, menyatakan dukungannya terhadap upaya membuka dialog di Suriah. Irak menekankan pentingnya "adopsi konstitusi pluralistik yang melindungi hak asasi dan hak sipil warga Suriah".
Yordania
Raja Abdullah dari Yordania, yang pada awal perang mendukung faksi pemberontak, menyatakan bahwa ia menghormati kehendak dan pilihan rakyat Suriah. Raja Abdullah menekankan pentingnya menegakkan stabilitas dan menghindari "setiap konflik yang dapat menyebabkan kekacauan".
Uni Eropa
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, menyebut kejatuhan Assad sebagai "perkembangan positif dan yang telah lama dinantikan". Ia menambahkan bahwa prioritas blok tersebut adalah memastikan keamanan di wilayah tersebut, sekaligus mendukung rekonstruksi dan stabilisasi Suriah pascakonflik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H