Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan. Itulah memang arti terpelajar itu.

Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Rahasia di Balik Hubungan Strategis Israel dengan Rezim Apartheid Afrika Selatan: Ada Fakta Mengejutkan!

8 Desember 2024   22:08 Diperbarui: 8 Desember 2024   22:19 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Gambar: Kompas.com)

Hubungan rahasia ini tidak hanya berfokus pada pertukaran teknologi militer, tetapi juga mencakup kolaborasi dalam operasi militer yang dilaksanakan di luar negeri.

Keterlibatan Israel sebagai konsultan di Angola menunjukkan tingkat integrasi dan kerja sama yang mendalam antara kedua negara. Hal ini memperkuat posisi kedua negara di panggung internasional, terutama dalam konteks Perang Dingin di mana aliansi strategis sangat penting.

Kritik dan Kontroversi

Meskipun hubungan ini memberikan keuntungan strategis bagi kedua negara, hubungan tersebut juga menuai kritik internasional. Banyak pihak mengkritik kolaborasi antara negara yang menjalankan kebijakan rasis dan penindasan, serta penggunaan teknologi militer yang dikembangkan bersama untuk mendukung rezim apartheid.

Ronnie Kasrils, seorang disiden Afrika Selatan berketurunan Yahudi yang sebelumnya memainkan peran senior dalam uMkhonto weSizwe, sayap bersenjata Kongres Nasional Afrika (ANC), serta pernah menjabat sebagai menteri intelijen dalam pemerintahan ANC antara tahun 2004 dan 2008, mengkritik hubungan ini secara tajam.

Dalam wawancaranya dengan The Guardian, Kasrils menyatakan bahwa perbandingan antara Israel dan pemerintahan apartheid Afrika Selatan tidaklah kebetulan. Ia menyoroti bahwa kedua negara sama-sama menggunakan justifikasi biblikal untuk mendukung rasisme dan eksklusivitas mereka, serta menggunakan mitos biblikal dan kekerasan untuk menaklukkan dan menguasai wilayah dengan menindas penduduk pribumi di wilayah masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun