Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan. Itulah memang arti terpelajar itu.

Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo Subianto Soroti Pentingnya Keputusan Politik dalam Upaya Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat Indonesia

9 Desember 2024   10:00 Diperbarui: 9 Desember 2024   10:05 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar: Tempo.co)

Prabowo Subianto, Presiden ke-8 Republik Indonesia dan Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), mengemukakan pandangannya mengenai peran krusial keputusan politik dalam menentukan nasib ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Dalam sebuah pernyataan yang ia tuliskan di Paradoks Indonesia dan Solusinya, Prabowo menekankan bahwa pengelolaan kekayaan negara yang efektif adalah kunci utama untuk mencapai kesejahteraan nasional.

Keputusan Politik: Penentu Kesejahteraan Rakyat

Prabowo mengawali pemikirannya dengan menggambarkan potensi besar yang dimiliki Indonesia. "Negara kita kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Kita sebenarnya bisa menjadi negara kelas atas. Seluruh rakyat Indonesia bisa hidup sejahtera, bebas dari kemiskinan, kelaparan dan kebodohan. Sesungguhnya, inilah tujuan kita merdeka. Inilah tujuan kita bernegara. Untuk menjadi negara sejahtera," ungkap Prabowo.

Menurutnya, potensi besar tersebut hanya dapat terealisasi jika dikelola dengan baik melalui keputusan politik yang tepat. 

"Namun untuk mencapai tujuan itu, kita perlu mengelola kekayaan negara kita dengan baik. Pengelolaan kekayaan negara adalah keputusan politik, baik itu di tingkat daerah atau di tingkat nasional. Keputusan-keputusan politik yang keliru akan membuat rakyat kita semakin miskin. Sebaliknya, keputusan-keputusan politik yang tepat akan membuat rakyat kita semakin sejahtera," tegas putra dari Soemitro Djojohadikusumo dalam bukunya.

Motivasi Prabowo Memasuki Dunia Politik

Prabowo menjelaskan bahwa komitmennya untuk berpolitik dan terlibat dalam pemerintahan semata-mata didorong oleh keyakinan bahwa Indonesia masih memiliki banyak potensi yang belum dimanfaatkan secara optimal oleh pemimpinnya.

"Karena inilah saya berpolitik. Kalau saya anggap negara kita sudah tidak ada potensi lagi, sudah tidak ada harapan untuk menjadi sejahtera, mungkin saya tidak berpolitik," ungkap mantan Danjen Kopassus yang mengungkapkan spirit nasionalismenya.

Sejak dirinya purnatugas dari Tentara Nasional Indonesia, Prabowo merasakan dorongan yang begitu kuat untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional.

"Sejak pensiun dari Tentara Nasional Indonesia, saya semacam geregetan. Saya melihat Indonesia begitu kaya, Indonesia begitu banyak potensi. Indonesia hanya perlu punya dan melaksanakan dengan konsekuen strategi yang benar, manajemen yang baik, dan pemerintahan yang bersih. Dengan tiga hal ini negara kita bisa cepat bangkit dan mencapai cita-cita kemerdekaan."

Strategi, Manajemen, dan Pemerintahan Bersih sebagai Pilar Pembangunan

Prabowo menekankan tiga pilar utama yang harus dipegang teguh oleh pemimpin Indonesia untuk mengelola kekayaan negara secara efektif:

  • 1. Strategi yang Benar
  • 2. Manajemen yang Baik
  • 3. Pemerintahan yang Bersih

Paradoks Indonesia: Kaya Namun Belum Sejahtera

Prabowo menyebut kondisi Indonesia sebagai paradoks. Kendatipun Indonesia memiliki kekayaan alam dan sumber daya manusia yang melimpah, sebagian besar rakyatnya masih hidup dalam kemiskinan. "Kondisi ini saya sebut sebagai Paradoks Indonesia," ujarnya.

Ia menyoroti bahwa alasan utama paradoks ini adalah tidak berjalannya sistem perekonomian berdasarkan Pasal 33 UUD 1945 secara murni dan konsekuen, sehingga menyebabkan ketimpangan dan ketergantungan ekonomi yang tidak sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun